Rabu, 30 September 2009

Berita Acara Gempa Bumi Jabar

BERITA ACARA
Penggalangan Dana Gempa Bumi JaBar
Pada tanggal 4-5 September 2009 kami selaku UKM BRAMATALA-UTAMA mengadakan penggalangan dana di areal kampus Univ. Widyatama. Dana yg terkumpul di alokasikan ke korban Bencana Gempa Bumi di Jawa Barat khususnya di Desa Sindang Barang Cianjur. Sumbangan yang terkumpul adalah sebagai berikut:
1. Dana atau sumbangan yang terkumpul dari Civitas Universitas Widyatama · Pada tanggal 4 April 2009 terkumpul sebesar Rp 1.220.500,- ·
2. Pada tanggal 5 April 2009 terkumpul sebesar Rp 401.000,-
3. Dana atau sumbangan yang terkumpul dari luar Civitas Universitas Widyatama sebesar Rp 100.000,-
Jadi dana keseluruhan yang terkumpul adalah sebesar Rp 1.721.500,-.
Dana tersebut kami salurkan bekerja sama dengan Posko Utama Bencana Gempa Bumi Jawa Barat yaitu kepada Operasi Penanganan Gempa Jawa Barat Badan SAR & amp; PB Forum Komunikasi Keluarga Besar Pecinta Alam Bandung Raya (FK-KBPA-BR) pada tanggal 10 September 2009.

Demikian laporan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan rizkinya untuk saudara-saudara kita yang terkena bencana gempa bumi di Jawa Barat.

Senin, 14 September 2009

Gladian Nasional Pecinta Alam Indonesia XIII

Gladian Nasional Pecinta Alam Indonesia XIII diselenggarakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tanggal 7 – 17 Agustus 2009. Gladian Nasional sendiri adalah suatu kegiatan yang berasal dari kata gladi (bahasa Jawa) yang berarti berlatih. Dengan demikian gladian adalah ajang suatu latihan bagi seluruh pencinta alam Indonesia. Bramatala sendiri cukup merespon kegitan ini sehingga mengirimkan dua perwakilannya, yaitu IcaL/Daeng TP082407B (SAR) dan Lena Sulistiana LB082506B (Mountaineering). Beberapa divisi yang ditawarkan oleh Gladian kali ini, yaitu:

1. Mountaineering di Gunung Tambora Kabupaten Dompu

2. Caving di Kabupaten Sumbawa Barat (Gua Mumber dan Nyerebeng)

3. SAR (Search And Rescue) di Gunung Rinjani Kabupaten Lombok Timur

4. Konservasi Sumber Daya Alam di Kabupaten Lombok Tengah

5. Climbing di Tebing Sekotong Kabupaten Lombok Barat

6. Manajement Ekspedisi & Bisnis Outdoor di Kota Mataram

Berawal dari bandung tgl 3/08/09 kami menuju kota mataram, pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Berikut jalur dan biaya perjalanan yang mungkin dapat jadi referensi teman2: ·

*Senin (3/08/09)

20.20 – 05.20 KERETA API. Stasiun Kiara condong – Stasiun Lempuyangan (Rp. 24.000)

*Selasa (4/08/09)

07.30 – 23.30 KERETA API. Stasiun Lempuyangan – Stasiun Banyuwangi (Rp. 35.000) * Dari stasiun Banyuwangi tinggal jalan aja ke Pelabuhan Ketapang Sekitar 500 m ·

*Rabu (5/08/09)

02.00 – 03.00 FERRY. Pelabuhan Ketapang- Pelabuhan Gilimanuk (Rp. 5.700)

03.00 – 07.00 BUS. Pelabuhan Gilimanuk – Pelabuhan Padang bai (Rp.35.000)

07.00 – 11.00 FERRY. Pelabuhan Padang bai – Pelabuhan Lembar (Rp. 31.000)

11.30 – 12.30 ANGKOT. Pelabuhan Lembar – Universitas Mataram (Rp. 13.000)


Tgl 7/08/09 acara pun dimulai mulai dari upacara pembukaan dan dilanjutin dengan talk show mngenai permasalahan lingkungan (Global Warming) yang diisi oleh pembicara dari WWF indonesia. Keesokan harinya kami pun memulai kegiatan di lokasi masing-masing dari tgl 8/08/09 s/d 14/08/09. Berikut sedikit ulasan mengenai kegitan Mountaineering dan SAR (Search And Rescue).

SAR (Search And Rescue)

Tepat pukul 09.00 kami memulai perjalanan dari Arena Budaya Unram menuju desa Pengadaan - Lombok timur yang menjadi lokasi kegiatan, dikaki gunung Rinjani (jalur Selatan). Dengan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan. Kegiatan SAR ini diisi oleh instruktur dari BASARNAS NTB. Secara garis besar untuk kegiatan SAR ini tidak berjalan dengan lancar sesuai Rundown kegiatan dan pengalokasian materi. Dalam kegiatan ini materi yang menjadi latihan bersama hanya Vertikal Rescue dan beberapa materi perkenalan SAR secara teoritis. Dikarenakan kegiatan SAR yang kurang kondusif sehingga para peserta Gladian di tarik untuk mengikuti kegiatan tracking ke Gn. Rinjani melalui jalur selatan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mensosialisasikan jalur yang baru dibuka tersebut. Jalur selatan ini terdapat 5 pos dengan sumber mata air yang melimpah. Berikut penjelasannya :

Pos 1 . Setelah melewati pintu rimba, jalur ke pos 1 relatif landai dengan jarak tempuh ±30 menit. Sumber mata air berupa bendungan sungai yang cukup deras dan juga terdapat air terjun. Kapasitas camp cukup legang untuk beberapa tenda.

Pos 2. Jalur menuju pos 2, cukup landai dan panjang dengan melewati hutan tropis dengan Jarak tempuh ± 4 – 5 jam perjalanan. Sumber mata air di pos 2 berupa mata air disebelah kanan shelter. kapasitas camp tidak seluas pos 1 dengan kapasitas sekitar 4 tenda, akan tetapi shelternya juga dapat digunakan untuk camp sekitar 2 tenda.

Pos 3. Selepas pos 2 jalur mulai menanjak hingga pos 3 dengan melewati hutan tropis dan padang rumput kecil hingga yang cukup luas dengan jarak tempuh ± 2 jam. Sumber mata air berupa beberapa mata air hingga membentuk sebuah sungai kecil dilembahan sebelah kanan shelter. Lokasi titik buat ngecamp cukup banyak dan cukup luas (*disarankan jangan embuat camp d dekat shelter karena lokasinya berupa padang rumput yang memungkinkan angin bertiup sangat kencang dan teramat dingin pada malam hari. Kami membuat camp di sebelah sumber air yang lokasinya tertutup oleh bukit2 kecil)

Pos 4. Selepas pos 3 puncak rinjani baru memperlihatkan batang hidungya. Jalur menuju pos 4 cukup landai dengan melewati beberapa bukit padang safana yang sangat luas dengan jarak tempuh ± 2-3 jam perjalanan. Sumber mata air berupa mata air kecil dengan lokasi berada di lembahan sebelah kanan shelter. Lokasi camp cukup untuk beberapa tenda di sekitar shelther.

Pos 5 (Plawangan Selatan). Jalur menuju pos 5 agak menanjak dengan melewati padang safana dan berbaur dengan padang edelwis yang sangat luas. Tidak terdapat sumber mata air dilokasi. Kapasitas camp hanya tedapat 2 tenda. Dilokasi ini teman 2 akan disuguhkan oleh keindahan yang sangat luar biasa dengan padang safana dan edelwis yang berbukit-bukit, keindahan segara anak dan kemegahan puncak rinjani (waaooowww).

Pos 5 – pincak rinjani. Pos 5 merupakan pertigaan menuju puncak rinjani dan segara anak. Jalur menuju puncak dan segara anak sangat ekstrim dengan melewati medan berpasir dan berbatu. Disarankan menggunakan tali carmantel atau webbing karena terdapat beberapa patahan yang cukup riskan.

Jalur selatan ini digunakan oleh para penduduk setempat menuju segara anak untuk memancing dan biasanya para penggiat atau pencinta alam yang menggunakan jalur ini hanya untuk menikmati keindahan Gunung Rinjani tanpa menargetkan puncak Rinjani.

Disarankan untuk target puncak jangan menggunakan jalur ini, silahkan menggunakan jalur Senaru dan Sembalun.


Mountaineering (Gunung Hutan)

Pada tanggal 7 Agustus 2009 sore divisi Gunung Hutan sudah besiap siap untuk keberangkatan ke lokasi. Divisi Gunung Hutan sendiri berlokasi di Gunung Tambora (2851 mdpl). Perjalanan kita mulai pukul 17.00 WITA menggunakan bus. Tim Gunung Hutan Sendiri Terdiri dari 51 orang peserta dan 8 orang peserta local berasal dari Dompu. Perjalanan menuju gedung knpi panitia local dompu selama 12 jam. Setelah itu kita langsung melanjutkan perjalanan menuju Base Camp yang bertempat di Dusun Doro Ncanga, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Disinilah kita melakukan aktivitas mengenai hal-hal yang menyangkut mengenai materi Gunung Hutan. Kondisi lokasi yang kita tempati sangatlah jauh dari perkampungan. Kondsi medan pun sangat panas, kering, dan tandus. Kita pun kesulitan untuk mendapatkan air yang bersih. Setibanya dilokasi, materi pertama yang diberikan oleh instruktur (instruktur berasala dari WANADRI) ialah Kesehatan Perjalanan. Hari kedua, kita diberikan materi mengenai Pertolongan Pertama Gawat Darurat atau lebih dikenal dengan sebutan PPGD. Pada materi ini kita melakukan simulasi bagaimana cara penanggulangan bila terjadi korban di alam bebas. Hari ketiga kita diberikan mengenai peta dan kompas. Materi ini lebih menekankan pada pembacaan peta dan para peserta diperlihatkan miniatur sebuah punggungan da lembahan. Pada hari keempat terjadi pemindahan tempat start pendakian yang awalnya akan dimulai di jalur Bupati namun kita memidahkan jalur pendakian ke jalur umum yang berada di Dusun Pancasila, Desa Tambora, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat dikarenakan keinginan peserta untuk mencapai puncak. Pendakian di mulai pada pukul 12.30 WITA menuju pos II dengan pendakian yang terpisah. Kita memutuskan untuk menghentikan pendakian karena masih banyak yang tersisa pendaki yang sasampainya di pos II sudah larut malam. Pada pukul 03.00 WITA kita mulai kembali pendakian yang dilanjutkan menuju puncak. Untuk jalur di gunung Tambora ini memiliki 5 pos . untuk masalah waktu sangatlah minim karena banyaknya peserta yang kondisi fisik melemah dikarenakan kesehatan yang menurun pada saat di Doro Ncanga sehingga waktu untuk mencapai puncak sangatlah lambat. Untuk itu saya tidak bias menginformasikan masalah waktu pendakian. Namun saya mendapatkan informasi pendakian dari Bapak Saiful sebagai pengurus Kelompok Pecinta Alam Tambora mengenai waktu normal pendakian Gunung Tambora. Dari Dusun Pancasila menuju pos I dapat ditempuh selama 1 jam. Di Pos I tersebut terdapat mata air. Dario Pos I menuju Pos II dapat ditempuh selama 1 jam. Dipos II kita dapat menbuat Camp namun tidak terlalu luas lahannya. Disini pun terdapat sungai kecil yang jernih. Dari pos II menuju pos III dapat ditempuh selama 3 Jam. Disini terdapat sungai namun jarak tidak terlalu dekat dan kondisi air tidak jernih dan sedikit mengandung belerang. Dari pos III menuju Pos IV dapat ditempuh selama I jam. Disini terdapat lahan yang sangat luas yang tepat pada punggungan. Dari Pos IV menuju Mos V dapat ditempuh Selama I Jam. Disini terdapat gubuk yang tersisa hanyalah rangka saja. Dari pos V menuju puncak dapat ditempuh selama 3,5 jam dimana medan yang dilalui ialah padang pasir. Sekian perjalanan saya menuju tambora. Banyak hal yang dapat saya pelajari dari mulai manajemen perjalanan, kesehatan fisik yang menunjang pendakian, serta butuhnya informasi mengenai gunung yang akan didaki. Dikarena kan kondisi Gunung daerah Barat sangat berbeda dengan Kondisi Gunung daerah timur yang relative sangat kering. sekian.



Pada Tanggal 15-16 diadakannya Forum Nasinal Pecinta Alam Se-Indonesia dimana disi kita membahas tentang penyamaan Kode Etik Pencinta Alam, Adanya Wadah Atau Komite untuk enunjang keberhasilan Gladian Naional berikutya yang di wakili setiap Provinsi, dan pemilihan Tuan Rumah Gladian Naional XIV. Hasil dari Forum ini ialah Penyamaan kode etik pencinta alam yang bereferensi dari Koran tempo dulu dan merekomendasikan agar dibahas penyamaan ini di perbaiki di GLADIAN selanjutnya dengan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk komite sendiri terdapat 23 Provinsi dimana diwakili satu organisasi disetiap Provinsi. Untuk Daerah Jawa Barat diwakili oleh Organisasi BRAMATALA - UTAMA (Barisan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Widyatama) yang berasal dari Bandung. Dalam pemilihan tuan rumah ada beberapa Provinsi yang mengajukan diri dan mempresentasikan darehanya masing-masing diantaranya Sumatra Barat, Sumatra Utara, Jambi, Sumatra Selatan, dan Jogjakarta. Dalam hal ini diadakan Votting yang memilih Sumatra Barat menjadi tuan Rumah GLADIAN NASIONAL XIV Pecinta Alam Se-Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 2009 ditiadakan upacara sehingga para peserta lebih memilih kembali ke daerahnya masing-masing. Sekian informasi yang bias kami sampaikan dengan adanya kegiatan ini. Kegiatan seperti ini sangatlah menunjang informasi antar Pecinta Alam dan meninggkatkan kebersamaan dan kekeluargaan Pecinta Alam Se-Indonesia sehingga sangat penting untuk diikuti perkembangannya. Daftar Perwakilan

Komite setiap Provinsi :

1. Nanggroe Aceh Darussalam : Atta Azhari (Mapala Unmuh Aceh)

2. Sumatea Utara : Said (Mapala Gasi Uma)

3. Yogyakarta : Sekber PPA se DIY

4. Jawa Tengah : Okta (Malimpa UMS)

5. Jawa Timur : Lutvi (Mapalsa)

6. Bali : Putu Adri Wisanta (Wanaprastha Dharma)

7. Kalimantan Timur : firdaus (impa UB tarakan)

8. DKI Jakarta : Aranyacala Trisakti

9. Sumatera Selatan : Chandra Anugrah (Mafesripala Unsri)

10. Jawa Barat : Bramatala Univ. Widyatama

11. Maluku : Eta (Mafispala)

12. Sumatera Barat : Riko Sulastio (Mapala Jayanusa Padang)

13. Kalimantan Selatan : Jairin Halim (Mapala Uniska)

14. Jambi : Heru (Gitasada)

15. Sulawesi Barat : Hasbullah (Mapala Unisman)

16. Sulawesi Selatan : Cakra (Mapala Univ.45)

17. Sulawesi Utara : Indracing (Impala Sangiawita)

18. Sulawesi Tengah : Mapaga Stip Toli-Toli

19. Sulawesi Utara : Andre (Mapala Pahyagaan)

20. Banten : Mamat (Mapala Krakatau)

21. Kepulauan Riau : Feri (Himpala Unrika)

22. Nusa Tenggara Barat : Wanapala NTB

23. Kalimantan Barat : ……….


Kamis, 10 September 2009

Adventure Season Tim Stariway Cave Maros

Catatan perjalanan Adventure Season dimulai pada hari senin tanggal 27 juli 2009, tim stairway cave maros yang beranggotakan :Fajar, Michael, dan Harry berangkat menuju Sulawesi dengan menggunakan jalur darat, yaitu dari Univ. Widyatama menuju stasiun Kereta Api yang terletak di kiara condong, kemudian melanjutkan perjalanan menuju surabaya dengan waktu tempuh sekitar 18 jam dengan memakai kereta ekonomi. Pada malam hari tim tiba di Surabaya dan dijemput oleh kaka dari BRAMATALA yaitu kak Yogi, kemudian ka Yogi pun mengantarkan kami menuju univ. Airlangga untuk singgah dan beristirahat di sekretariat Wanala. Pagi hari tiba, Michael sebagai divisi transportasi denga dibantu teman dari Wanala yaitu kak boeo mengurus pembelian tiket kapal Pelni, kami pun menunggu sambil sharing dengan teman-teman dari Wanala. Setelah Michael tiba sekitar pukul 11.00 WIB tim menjadi tahu kabar yang pasti bahwa keberangkatan kapal sekitar pukul 21.00 WIB, kami pun menghabiskan waktu dengan cara beristirahat dan jalan-jalan di sekitar kampus Airlangga. Ketika malam tiba kami pun bersiap-siap untuk menuju stasiun tanjung perak dengan di antar kak Yogi.
Saat yang mendebarkan pada saat menaiki kapal, dikarenakan seluruh anggota tim belum pernah ada yang naik kapal, sehingga menjadi kesan pertama yang sangat seru…hehehe.sekitar 25 jam di atas kapal, kami pun tiba di pelabuhan makasar, untungnya diantara kami tidak ada yang mabuk laut. Kami pun di jemput oleh teman-teman dari Universitas Hasanudin yaitu Mapala KORPALA dan ikut beristirahar di sekretariat KORPALA, banyak sekali wawasan dan pengetahuan yang kami dapat dari teman- teman KORPALA mengenai gua yang akan kami tuju, pagi hari tiba, tim membagi tugas Harry sebagai Divisi konsumsi membeli perbekalan selama di lapangan, Michael mengurus perijinan dan fajar sharing untuk mencari data di sekretariat Korpala. Sekitar pukul 16,00 WITA kami pun berangkat menuju lokasi gua yaitu tepatnya di Leang Rakko, Kab. Maros kab. Maros, sekitar pukul 18.00WITA kami berada dir u mah terakhir penduduk yaitu rumah kak Dewi dan sekaligus menjadi tempat basecamp,kami pun melanjutkan memasak, briefing dan beristirahat.

Pagi yang sangat dingin membuat kami bangun, kami pun bergegas menyiapkan sarapan dan peralatan untuk masuk gua.Semangat yang tinggi berkobar, Tim tiba di base camp yang ke dua yaitu di rumah pak Sulaeman, dan pada hari itu tim tidak melakukan penelusuran dan diganti dengan kegiatan Sosialisasi Pedesaan. Esok harinya kami berjalan menuju gua saloaja, sedikit kaget ketika melihat entrance(mulut gua)dikarenakan merupakan aliran air yang cukup besar dan mempunyai kedalaman sekitar 3 m, sehingga diperlukan keahlian berenang untuk melewatinya
.......
Gua saloaja terletak pada 05º 03’ 09” LS - 119 º 43’ 11” BT, daerah Dusun Pattunnuang, Desa Samanggi Kec. Simbang. Gua ini berada di bawah jalan raya, sehingga cukup mengkhawatirkan jika ada mobil besar di atasnya. Gua ini termasuk gua horisontal yang merupakan aliran air sungai. Terdapat beberara flora di sekitar mulut gua yaitu pohon aren, akar gantung, dan jambu air. Untuk melewati gua saloaja terdapat dua mulut gua (entrance). Entrance yang pertama terdapat resurgence (aliran air yang keluar dari dalam gua), sehingga kita harus berenang .karena ketinggian air lebih dari 2 meter dan harus menggunakan pelampung untuk melewatinya. Entrance yang kedua terletak di atas mulut gua yang pertama, terdapat entrance yang cukup kecil sehingga perlu sedikit merangkak untuk melewatinya, sekitar 5 meter ke depan menyatu dengan entrance pertama, selanjutnya kita berjalan melewati sump yang ketinggian airnya sebatas paha atau sekitar setengah meter, di gua ini terdapat ikan lele. Setelah melewati sump tersebut kita menemukan tempat sedikit kering, disini terdapat cabang yang tembus pada lorong utama, selanjutnya terdapat cabang ke kanan dan setelah ditelusuri cabang tersebut buntu, kemudian tim melanjutkan ke lorong utama dan sekitar 30 meter dari tempat itu belokan ke kiri dan terdapat beberapa pool (genangan air) sebatas pinggang hingga dada, disini kita menemukan beberapa ornament yaitu gourdam, blanket, stalaktit dan interior gua yang sangat bagus sehingga dinding gua terlihat seperti serat pohon jati. Kemudian melanjutkan pada medan yang sedikit menanjak dan terdapat pool yang cukup besar dan dalam di atasnya terdapat air terjun, untuk melewatinya, tim berenang dan dibantu oleh anggota tim yang lain untuk menaiki air terjun tersebut. Di atas air terjun tersebut terdapat pool yang cukup panjang, tim melanjutkan berenang dengan dibantu oleh tali webbing. Kemudian melanjutkan perjalanan dengan medan sedikit menanjak hingga akhirnya kita menemukan sebuah chamber yang di ujungnya terdapat air terjun yang tinggi sekitar 3,8 meter. Chamber tersebut terdapat medan chimney.

Hari ke tiga di lapangn tim melanjutkan penelusuran gua saripa Gua Saripa terletak pada 05º 02’ 34” LS - 119 º 42’ 06” BT, gua ini berada di daerah Dusun Ta’deang, Desa Samanggi Kec. Simbang. Gua ini termasuk gua horizontal yang kering dan mempunyai banyak cabang atau disebut Labirin. Terdapat dua entrance, entrance pertama berukuran sedikit kecil dan yang kedua ukurannya besar. Kedua entrance tersebut letaknya bersebelahan yang langsung menuju lorong utama. Lorong gua ini sangat besar, lorong-lorongnya pun sangat panjang dan tidak banyak belokan. Terdapat banyak ornament di mulut gua diantaranya stalaktit, stalagmit, coloumn, blanket, gourdam tetapi sangat disayangkan ornament tersebut telah mati. Dalam gua ini banyak terdapat runtuhan batu (boulder). Saat pertama masuk entrance kita terus berjalan lalu terdapat belokan ke kanan dan tidak jauh dari sana kita memasuki chamber yang sangat luas. Di chamber tersebut terdapat enam cabang. Yang pertama kita menelusuri cabang yang di bawah, medan yang kita lewati slab dengan kemiringan sekitar 20º, dan berlumpur. Ujung cabang yang pertama ini adalah sump dan buntu.
Untuk melewati cabang yang kedua kita harus berjalan yang medannya menanjak dan cukup terjal. Cabang ini berkarakteristik kering dan jalan yang kita tempuh pun tidak sulit karena ukuran lorongnya besar. Cabang ini letaknya berada di atas cabang pertama. Disini ditemukan beberapa ornament diantaranya stalaktit, stalagmit, coloumn, dan blanket kemudian tim kembali ke chamber pertama dikarenakan cabang ini buntu. Kemudian melanjutkan ke lorong ke tiga yang terletak di bawah sejajar dengan lorong utama disini terdapat runtuhan yang sangat besar dan berakhir pada sebuah danau yang tidak di telusuri. Kemudian tim kembali pada chamber utama dan melanjutkan pada lorong ke empat yang terletak di bawah lorong pertama, disini melewati sump dengan kedalaman sekitar 50 cm, kemudian kembali pada chamber dan melanjutkan pada lorong kelima yang berada di atas lorong keempat. Disini terdapat chamber yang memanjang sayangnya disini terdapat banyak coretan. Disini ditemukan beberapa binatang ciri khas gua yaitu jangkrik yang mempunyai antena sangat panjang. Kemudian kembali pada chamber utama dan melanjutkan pada lorong keenam yaitu arah untuk keluar gua.
..........
Selanjutnya tim melanjutkan penelusuran ke Gua Sulaeman terletak pada 05º 02’ 40” LS - 119º 42’ 37” BT, gua ini berada di Dusun Pattunnuang, Desa Samanggi Kec. Simbang. Gua ini sangat dekat dengan jalan raya berjarak sekitar 100 m. Gua ini merupakan gua yang kering, flora di sekitar gua adalah pohon aren, kelapa, dan akar gantung. Sedangkan fauna adalah semut dan kupu-kupu. Mulut gua berbentuk segitiga, begitu masuk sudah disambut dengan berbagai ornament yang menarik di antaranya adalah gordyn, coloumn, stalaktit, bacon, blanket, stalagmit dan terdapat binatang gua yaitu laba-laba. Ada dua cabang pada mulut gua yang kanan menuju entrance, dan yang ke kiri merupakan jalur utama, jalur ini merupakan sump yang sudah kering, dari sini melanjutkan hingga mendapat sedikit belokan ke kiri, disini terdapat ornament yang sangat indah yaitu blanket yang sudah mengkristal. Kemudian menemukan jalan yang kecil disini terdapat beberapa ornament yaitu stalaktit, stalagmit, gourdam, dan bacon. Kemudian melanjutkan berjalan pada sump yang telah kering dan disini terdapat rimestone yang sudah kering, dari sini medan sedikit terjal dan belokan ke arah kiri hingga menemukan chamber, di chamber ini terdapat banyak sekali boulder yang sangat besar, disini medan slab 450, kemudian disini terdapat banyak sekali ornament yang sudah mengkristal, diantaranya stalaktit, stalagmit, helictit.disini terdapat beberapa cabang, yang pertama ke kanan memiliki lorong yang semakin mengecil, disini terdapat ratusan stalaktit kecil yang sudah mengkristal, kemudian balik lagi dan menuju lorong yang kiri, lorong ini tembus pada lorong utama, kemudian kita menemukan gourdam, dan harus traves pada gourdam tersebut untuk melewatinya, disini terdapat dua lorong yang saling bertingkat, kemudian melanjutkan hingga menemukan chamber yang memanjang hingga pada akhirya kita menemukan medan slab 700, dan di bawahnya terdapat danau yang buntu sepanjang 20 m.. Peralatan yang dibawa 5 Carabiner, 10 webbing, 1 kompas klino, 2 bong, 1 meteran, 2 pelampung dan 3 helm.


Hari ke lima di lapangn tim menelusuri Gua Lantang Huu yang terletak pada 05º 03’ 05” LS - 119 º 43’ 50” BT. Gua ini terletak di daerah Leang Rakko Kabupaten Maros. Gua ini termasuk gua vertical dan berkarakteristik long pitch.. Gua ini merupakan gua yang berlumpur, disekitar mulut gua terdapat beberapa flora diantaranya akar gantung dan aren. Mulut gua berbentuk elips, dan cukup besar. Pemasangan rigging mudah didapat dengan menggunakan ancor alam, yaitu lubang tembus. Kedalaman gua ini 52,5 m dengan 10 station, slab yang semakin dalam semakin mengecil. Di dalam gua terdapat beberapa ornament yaitu blanket, bacon dan stalagtit. Alat yang dipergunakan untuk rigging yaitu 4 webbing, 2 carabiner screw, 2 rope static untuk tambatan utama. 2 sling webbing, 2 carabiner untuk cadangan, dan 5 sling webbing, 5 carabiner snap, 1 rope dinamic untuk safety line.
........
Sekitar jam 16.00 WITA tim melanjutkan menelusuri Gua Latif terletak pada 05º 03’ 05” LS - 119 º 43’ 50” BT. Gua ini terletak di daerah Leang Rakko Kabupaten Maros, dan berdekatan dengan gua Lantang huu berjarak sekitar 70 m. Gua ini termasuk gua vertical dan berkarakteristik multipitch.. Gua ini merupakan gua yang berlumpur, disekitar mulut gua terdapat beberapa flora diantaranya pohon jati, akar gantung, dan fauna yaitu ulat, semut merah. Mulut gua berbentuk lingkaran. Pemasangan rigging dipasang dengan menggunakan pohon. Alat yang digunakan yaitu 3 webbing, 3 carabiner, 1 etrier. Dari entrance sampai pitch pertama dengan kedalaman 18,1 m. disini terdapat 2 percabangan yang ke kanan dan ke kiri, tim menelusuri lorong yang kiri dan membuat tambatan, alat yang dipakai adalah 4 webbing, 3 carabiner screw, dan 3 matras untuk padding (bantalan untuk melindungi tali), disini cukup besar terjadinya friksi pada tali, sehingga matras dipanjangkan untuk menahan friksi tersebut, panjang dari pitch 1 ke pitch 2 adalah 10,83 m. Pitch ini merupakan chamber, dan selanjutnya adalah medan slab 480, kemudian mengikatkan rope pada batu untuk dijadikan pegangan saat turun ke pitch 3. Pitch 3 merupakan chamber yang di sudutnya ada lorong kecil (lubang jarum) yang sedikit memanjat. Disini memasang webbing sebanyak 4 pada ancor, karena medan slab 490, setelah sampai di pitch 4, disini terdapat dua cabang yang pada akhirnya buntu. Disini terdapat ornament yang sangat indah yaitu butiran kristal, column, blanket, bacon stalaktit dan stalagmit yang sudah mengkristal.

Akhirnya Tim Adventure Season Stairway Cave Maros telah melaksanakan kegiatan tersebut, tim pun keesokan harinya berangkat menuju Bandung dengan waktu tempuh tiga hari atau tepatnya tiba di bandung tanggal 09 agustus 2009. Setelah sampai di kampus univ.Widyatama tim melakukan evaluasi kegiatan dan melakukan evaluasi besar yaitu pada tanggal 14 ahustus 2009.

Rabu, 09 September 2009

Lomba Orienteering

Lomba Orienteering, Solo 2009
Dalam lomba orienteering yang dilaksanakan di Solo, BRAMATALA mengutus 1 tim putri yaitu Eka dan Chintya untuk mengikuti lomba orienteering tingkat nasional yang diadakan oleh BRAHMAHARDIKA MAPALA FKIP UNS. Dengan persiapan latihan fisik, juga dibekali pengetahuan peta kompas yang memadai, maka tim berangkat tanggal 14 Agustus 2009 menuju Solo yang dimana lombanya diadakan pada tanggal 15 s/d 16 Agustus 2009.
Lomba dimulai dengan 19 tim putri dan 39 tim putra. Sungguh membingungkan memang diawal lomba, karena tim kami baru pertama kali mengikuti lomba tersebut, banyak hal yang kita tidak ketahui, namun dengan berjalannya waktu, kita dapat belajar dengan sendirinya. Untuk para Mounteners sejati, tidak ada ruginya untuk mengikuti lomba orienteering, ada beberapa tips bagi kawan-kawan yang pertamakali mengikuti lomba :
1. Persiapkan fisik yang prima, karena dalam lomba dituntut untuk bergerak cepat untuk mendapatkan point sebanyak-banyaknya.
2. Dapat menggunakan dan membaca peta dengan baik, benar dan tepat.
3. Perhatikan benar peraturan dan tata tertib yang telah dibuat oleh panitia, dianjurkan untuk mengikuti Technical Meeting, catatan jangan terpengaruhi oleh susunan acara tapi fokus pada waktu perlombaan yang sudah disetting oleh panitia, jika tidak maka bisa kena diskualifikasi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4. Pakailah pakaian yang senyaman mungkin, sepatu yang pas sesuai dengan medan yang akan ditempuh, kalau medannya perkampungan dianjurkan memakai sepatu sport yang bagian bawahnya bergerigi, hal tersebut dilakukan supaya kita bisa berjalan dan berlari dengan nyaman tanpa melukai kaki kita dan dapat melintasi area lomba tersebut.
Kira- kira begitulah tips-tips yang bisa kita sampaikan, semoga bisa bermanfaat. So…, kepada para penggiat alam sejati, terutama dibidang orienteering tidak ada salahnya mencoba untuk mengikuti lomba orienteering.