Rabu, 31 Oktober 2012




Pendakian Nusa Ina – Gunung Binaiya

Adventure Season 2012 kami dari tim Binaiya Mountain eXpedition memilih Gunung Binaiya, Pulau Seram, Maluku Tengah sebagai lokasi Adventure Season.  Gunung Binaiya merupakan gunung tertinggi di Provinsi  Maluku. Gunung ini berada di Pulau Seram, Kabupaten Maluku Tengah dengan ketinggian 2.892 mdpl terletak pada koordinat 03°10’46” LS dan 129°28’24,5” BT dengan panjang jalur ± 33,72 km. Gunung Binaiya ini sendiri berada di jajaran Pegunungan Manusela dan berada dibawah pengawasan Balai Taman Nasiona Manusela. Di pegunungan Manusela terdapat banyak puncak yaitu Puncak Manukupa, Puncak Bintang dan Puncak Murkele dan Puncak tertingginya adalah Puncak Binaiya. Untuk menuju ke Puncak Binaiya sendiri terdapat tiga jalur pendakian, dua jalur terletak di selatan pulau Seram yaitu dimulai dari Desa Mosso dan Desa Yaputih, dan satu jalur pendakian lagi berada di bagian utara Pulau Seram yaitu dari desa Huolu, ketiga jalur ini yang bisa mengantarkan para pendaki untuk sampai ke Puncak Binaiya Gunung Binaiya terkenal dengan gunung yang mempunyai cerita mistik dan dianggap angker oleh orang orang yang berada dikaki Gunung Binaiya itu sendiri seperti di Desa Piliana.Uniknya gunung ini, pendakian dimulai dari ketinggian 0 mdpl tepat di garis pantai Pulau Seram dan dikenal dengan sebutan Zero To Zero, inilah yang menjadikan Gunung Binaiya ini dikenal sebagai gunung yang sangat bagus dengan medannya disuguhkannya.
Selama perjalanan kita akan disuguhi oleh jalur yang cukup terjal, menyebrangi sungai,serta jalur yang berlumpur. Kemudian pendakian menuju puncak di pegunungan Manusela ini, pendaki akan melewati gunung yang berbatuan dengan cuaca hujan dan berkabut. Bebatuan di pegunungan ini sendiri sangat tajam dan mudah lepas, sehingga untuk pendakian menuju puncak dibutuhkan konsentrasi dan lebih berhati-hati., Kemringan berkisar 30-60% mulai dari Gunung Markele sampai Gunung Binaiya yang mnerupakan Puncak tertinggi. Sebagian besar kawasan ini memiliki kelerengan yang sangat terjal dengan lembah – lembah yang dalam.

“Binaiya Mountain eXpedition”


Pendakian Gunung Argopuro
Try Out “Binaiya Mountain eXpedition”

 

Adventure Season 2012 Bramatala-UTama, kami sebagai anggota muda setelah melakukan masa bimbingan kami membentuk tim Adventure Season divisi Gunung Hutan yang kami beri nama“Binaiya Mountain eXpedition” yang kami singkat BMX. Tim BMX terdiri dari ketua yaitu Claudio Bastian (Kicau Rembulan) sebagai ketua tim, Efa Fauziyah (Arka Wana) sebagai sekretaris, Santa Clara (Arka Wana) sebagai bendahara dan pubdok, Patricia Rahim (Arka Wana) sebagai logistik dan P3K, dan Okky Tryana (Arka Wana) sebagai Perijinan dan Transportasi. Kami memilih Gunung Argopuro, Jawa Timur sebagai lokasi Try Out danGunung Binaiya, Maluku Tengah sebagai lokasi Adventure Season.

Gambaran Umum Gunung Argopuro

Gunung Argopuro atau  Argopura merupakan gunung dengan jalur terpanjang di pulau Jawa.Dengan panjang jalur ± 41km. Gunung Argopuro memiliki ketinggian 3.029 mdpl, termasuk jenis gunung yang mempunyai banyak puncak dijajaran Pegunungan Iyang. Gunung Argopuro terletak di Kabupaten Probolinggo, Provinsi Jawa Timur. Di Gunung Argopuro juga terdapat Puncak Rengganis dengan ketinggian 3.040 mdpl dan Puncak Tanpa nama atau Puncak Welirang yang berada disamping Puncak Argopuro. Gunung Argopuro terkenal dengan gunung yang mempunyai cerita mistis dan dianggap angker oleh masyarakat

Jumat, 12 Oktober 2012


Maros of Sulawesi Selatan 
 Adventure Season caving 2012 kembali memilih lokasi gua-gua di  Maros, Makassar Sulawesi Selatan. Kali ini tim (Trully Cave Expedition) beranggotakan Bindaryo, Nur Herdiana, Ghassani, Cut Intan, Irianti, Novita, dan Rizky akan menelusuri 7 gua yang berlokasi di 3 desa dan 3 dusun di daerah maros. Untuk gua vertikal, tim memilih gua Leang Pute dan Lubang Dinosaurus yang bertempat di Desa Labuajo Dusun Pattiro. Dimana lokasi gua ini terjauh dari lokasi gua-gua yang lain, seperti gua horizontal menelusuri 3 gua diantaranya gua Patta, Sammani, dan Saleh yang berlokasi di Desa Pangia Dusun Samangki yaitu desa kedua terjauh dari Maros. Dan yang terakhir rmenelusuri gua yang berlokasi di Desa Samanggi Dusun Tadeang, yaitu gua Anjing dan Hamide.

Adventure seasson 2012

Maros of Sulawesi Selatan
Adventure Season caving 2012 kembali memilih lokasi gua-gua di  Maros, Makassar Sulawesi Selatan. Kali ini tim (Trully Cave Expedition) beranggotakan Bindaryo, Nur Herdiana, Ghassani, Cut Intan, Irianti, Novita, dan Rizky akan menelusuri 7 gua yang berlokasi di 3 desa dan 3 dusun di daerah maros. Untuk gua vertikal, tim memilih gua Leang Pute dan Lubang Dinosaurus yang bertempat di Desa Labuajo Dusun Pattiro. Dimana lokasi gua ini terjauh dari lokasi gua-gua yang lain, seperti gua horizontal menelusuri 3 gua diantaranya gua Patta, Sammani, dan Saleh yang berlokasi di Desa Pangia Dusun Samangki yaitu desa kedua terjauh dari Maros. Dan yang terakhir rmenelusuri gua yang berlokasi di Desa Samanggi Dusun Tadeang, yaitu gua Anjing dan Hamide.
Rabu 22 Agustus 2012 pukul 17.00 WIB tim meninggalkan Bandung menuju Jakarta, Bandara Soekarno Hatta. Kebetulan kesepakatan tim menggunakan jasa pesawat terbang menuju Makassar, Bandara Sultan Hassanudin. Sekitar 4 jam perjalanan menuju Jakarta, Bandara Soekarno Hatta Terminal 2F. Dan kurang lebih 2 jam mengudara bersama Merpati Airline.  Sekitar pukul 08.00 WITA sampai di Makassar, Bandara Sultan Hassanudin.Tim pun dijemput oleh salah satu Mapala Makassar yaitu KORPALA Unhas smenuju Mabes (Markas Besar) KORPALA yang biasa disebut, menggunakan mobil (penyewaan mobil sekitar Bandara). Sesampai di Mabes tim beristirahat, adapun yang belanja logistik dan konsumsi dan juga salah satu anggota tim melakukan perijinan lanjutan ke Taman Nasional Bantimurung karena gua yang akan tim telusuri ada dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung. Tim pun bermalam di Mabes dan baru memulai pergerakan keesokan harinya.
Pagi pun tiba (23 Agustus 2012),sekitar pukul 11.30 tim memulai pergerakan menuju lokasi gua terjauh yaitu Desa Labuajo Dusun Tadeang. Sebelumnya tim singgah di Pasar Maros untuk belanja konsumsi yang kurang. Perjalanan dilanjutkan menuju Desa Labuajo, kurang lebih 1 jam 30 menit perjalanan dan sampailah di desa tersebut. Tim beristirahat dan melakukan Sosiologi Pedesaan di rumah Pak Patu, warga setempat yang biasa menjadi tempat singgah para Mapala yang akan menelusuri gua-gua dilokasi desa tersebut. Beliau seorang kakek tua yang tangguh, karena menelusuri Leang Pute hanya dengan seutas akar pohon gantung sekitar mulut gua tersebut. Tak ingin banyak waktu terbuang, kesepakatan tim saat itu juga mulai pergerakan menuju lokasi gua Leang Pute dan Lubang Dinosaurus. Sekitar 3 jam perjalanan menuju lokasi gua tersebut dengan jalur terjal yang cukup sulit dilewati. Ada pula sumber mata air dipertengahan perjalanan menuju camp. Dengar kabar di dusun tersebut tidak dianjurkan melakukan penelusuran gua pada malam hari karena kuat akan cerita mistisnya. Tiba lah tim di camp pada tengah malam dengan suhu udara yang tidak terlalu dingin, tidak membuat tim repot membawa perlengkapan yang begitu banyak dibawa ke tempat camp. Tim pun mendirikan tenda dan memasak, dilanjut dengan briefing dan istirahat.
Menjelang pagi (24 Agustus 2012), tim melakukan berbagai persiapan seperti sarapan pagi dengan menu yang telah diperhitungkan kalori yang dibutuhkan agar selalu berstamina saat kegiatan berlangsung, lanjut stretching. Karena akan menelusuri gua vertikal Leang pute dan Lubang Dinosaurus dimana gua Leang Pute adalah gua single pitch Terdalam di Indonesia dan begitu pula Lubang Dinosaurus adalah gua yang tidak banyak dijamah oleh kebanyakan orang. Seperti briefing malam tim pun dibagi menjadi 2, yaitu tim Leang Pute (Bindaryo, Assa, Cut) dan tim Lubang Dinosaurus (Rizky, Anti, Novi) kebetulan salah satu anggota tim (Diana) tidak dianjurkan untuk ikut serta turun dikedua gua tersebut dikarenakan kekhawatiran kesehatannya maka dia standby di camp dan di mulut gua. Saat itu pula, kedua leader tim tersebut langsung melakukan rigging. Untuk tim Leang Pute tidak kesulitan dalam mencari jalur untuk pemasangan tambatan, karena sudah ada jalurnya. Untuk tambatannya tim Leang Pute menjadikan pohon sebagai tambatan utama dan menggunakan 3 tali karamantel yang berukuran 50, 70, dan 100 meter. Karakteristik gua ini long pitch. Kedalaman guanya 194 m & Slab 151,58 m, dengan titik koordinat BT 119° 43’ 36” LS 05° 58’ 38”. Berbeda dengan tim Lubang Dinosaurus yang harus 2 kali pindah jalur pemasangan tambatan karena sekitar mulut gua tersebut rimbun akan tumbuhan dan sulitnya mencari jalur yang besih. Dan sama dengan gua Leang Pute, Lubang Dinosaurus menjadikan pohon sebagai tambatan utamanya. Berbeda dengan Leang Pute, gua ini berkarakteristik multi pitch dengan total 7 intermedit di setiap pitchnya dimana 5 intermedit hingga lorongan tembusan gua Leang Pute dan Lubang Dinosaurus 2 sisanya hingga dasar gua tersebut dengan menggunakan 3 tali karamantel yang berukuran 90, 50 da 50 meter itu pun tidak cukup hingga dasar gua. Kedalaman gua tersebut 158 m & Horizontal 335 m. Untuk memetakan kedua gua tersebut tim memerlukan waktu 2 hari lamanya. Dan akhirnya tanggal 25 Agustus 2012 tim selesai memetakan kedua gua tersebut pada malam hari. Setelah itu tim beristirahat dan lanjut clean rigging dikedua gua. Sebagian anggota tim mengambil air ke tempat sumber mata air, kurang lebih jarak tempuh dari camp ke sumber mata air 1,5 km dengan 2 jam perjalanan.

Deskripsi lokasi kegiatan :
1.                   Sosiologi Pedesaan
BRAMATALA, Barisan mahasiswa Pencinta Alam Universitas Widyatama merupakan salah satu organisasi yang menaungi para mahasiswa dan mahasiswi dalam kegiatan alam bebas. Proses untuk menjadi anggota penuh dari BRAMATALA ini yaitu harus melakukan serangkaian kegiatan yang dinamakan Adventure Season. Sosiologi Pedesaan merupakan salah satu bagian kegiatan Adventure Season.
·                     Gambaran Umum Masyarakat Setempat
                Dusun Patiro yang terletak di Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros – Sulawesi Selatan. Dusun ini merupakan dusun terakhir di desa Labuaja. Dusun ini cukup luas dan banyak penduduk, penduduk di desa ini sejumlah 654 terdiri dari 340 orang laki-laki dan 314 orang perempuan. Banyak terdapat anak-anak dan setiap warga mempunyai sapi dan anjing di rumahnya dengan rumah yang dihuni adalah rumah adat khas Maros yaitu rumah panggung. Penduduk yang sangat ramah dan suasana alam yang sejuk di siang hari dan angin yang kencang di malam hari merupakan ciri khas suasana dusun ini. Tim menempati rumah Tata Patu (pak Patu) yang terletak di dekat SD Islam Patiro di ujung dusun.
·                     Mata Pencaharian
                Mata pencaharian penduduk di desa ini rata-rata Bertani,berkebun dan berternak. Bertani jagung, cokelat, kacang, lombok, dan menggarap sawah. Setiap pagi para laki-laki pergi berkebun sampai sore hari, sedangkan para ibu-ibu menunggu dirumah dan sebagian berkumpul untuk arisan, acara PKK, dan Majelis Taklim. Ada juga yang bekerja ke kota menjadi pegawai. Selain itu ada beratus-ratus penduduk yang merantau untuk bekerja di kota-kota besar seperti Kendari, Cokelat, dan lainnya di Sulawesi. Para Pemuda di dusun ini setiap harinya ikut bertani dan mengolah kebun, sehingga pemuda di sini jarang ada yang menganggur karena dituntut harus meneruskan lahan pertanian yang dimiliki turun temurun
·                     Perekonomian
                Perekonomian di Dusun Patiro masih dibilang kurang, hal ini karena banyaknya penduduk yang hanya bekerja di sekitar dusun atau bertani di lahan mereka sendiri. Pendidikan yang kurang membuat sumber daya manusia yang ada kurang berkualitas. Tetapi walau hanya berkebun atau bertani warga di dusun ini masih bisa mencukupi keluarganya sehari-hari. Setiap rumah mempunyai peternakan sapi dan ini merupakan asset untuk mereka. Dusun ini memiliki banyak asset, karena lahan pertanian yang luas yang masih bisa digarap dan dijadikan tempat rezeki mereka sehari-hari. Hasil sumber daya alam memang sangat melimpah di dusun ini, masyarakat memanfaatkannya dengan menggarap lahan, bercocok tanam, sampai hanya tinggal mengambil tumbuhan yang sudah ada. Hasil per
                tanian mereka simpan sampai berkarung-karung di setiap rumahnya tanpa dijual kembali, hasil ini mereka gunakan untuk persediaan mereka di masa yang akan datang.
·                     Pendidikan
                Pendidikan di dusun ini sangat kurang. Pendidikan yang dijalanin oleh hampir seluruh warga dusun ini hanya sampai sd, cukup banyak yang sampai SMP. Jarang sekali yang sampai jenjang SMA maupun kuliah, hanya ada 2-3 orang yang ke jenjang kuliah, itupun yang pergi merantau.  Melihat kondisi pendidikan yang memprihatinkan di desa ini dibangunlah sebuah SD yaitu SD Islam Patiro pada tahun 2009-2010, meskipun jumlah ruangan kelas yang tidak terlalu banyak, guru yang sedikit tapi banyak sekali anak-anak yang bersekolah di sini. SD ini mempunyai perpustakaan dan lapangan bermain yang cukup besar. Untuk bersekolah di sini tidak dipungut biaya karena SD ini dibantu oleh Pemerintah setempat.
·                     Adat Istiadat
                Adat istiadat yang terdapat di desa ini adalah perayaan dan upacara yang dilakukan bila datangnya hasil panen yang melimpah. Upacara yang dilakukan seperti perayaan yang diiringi tarian dan musik dari gendang, upacara ini dinamakan padeko. Selain itu ada pula upacara bila datangnya musim hujan dan upacaranya dinamakan Bepa Pitu adapun perayaan yang dilakukan hanya oleh beberapa orang yaitu memuja raja yang ada di dusun ini. Raja atau sesepuh di dusun ini yang sudah tiada, pada awalnya mereka meminta rezeki dengan memberi sesajen berupa daging sapi dan mitosnya setelah mereka kaya lalu mereka kembali lagi untuk memberikan sedikit dari harta kekayaannya kepada raja tersebut.
·                     Agama
                Agama Islam yang dianut oleh hampir seluruh warga di desa ini sangat kuat. Setiap magrib tiba para lelaki menuju masjid untuk sholat berjamaah dan anak-anak pergi mengaji. Di dusun ini terdapat satu buah masjid yang bernama Masjid Nurul Hamid . walaupun agama yang dianut oleh hampir seluruh warga dusun patiro tetapi masih banyak yang percaya pada roh nenek moyang atau disebut raja (sesepuh di dusun ini) dan percaya bahwa rezeki datang bila memberi sesajen pada raja. Tapi itu hanya beberapa orang dari ratusan warga yang ada di dusun ini. Pengetahuan tentang agama cukup banyak diketahui oleh warga dusun patiro.
·                     Fasilitas
                Fasilitas di desa ini sudah ada kemajuan. Dari mulai pembangunan jalan menuju dusun yang sudah bagus, pembangunan masjid, keberadaan SD Islam Patiro, Taman bermain , warung-warung, dan air bersih. Perjalanan menuju desa patiro sudah bisa dilewati oleh pete-pete (kendaraan umum) hanya sampai ujung jalan dusun saja. Permasalahan yang ada di desa ini belum ada listrik dan walaupun ada hanya dari jam 6 sore sampai jam 10 malam itupun memakai jenzet. Dusun ini satu-satunya yang belum terdapat listrik tetapi sedang proses pembangkitan listrik oleh Pemerintah setempat.
·                     Gambaran Umum Gua
                Provinsi Sulawesi Selatan berdiri pada tanggal 13 Desember 1960 dengan dasar hukum UU No 47 / 1960. Provinsi ini dengan ibu kotanya Makassar, memiliki luas wilayah 62.482,53 km², dan berpenduduk sejumlah 7.446.401 jiwa (sensus penduduk tahun 2010).
                Provinsi Sulewesi Selatan pada sebelah utara berbatasan dengan Sulawesi Tenggara, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, sebelah barat berbatasan dengan Selat Makassar dan di sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone.
                Provinsi Sulwesi Selatan memiliki beragam potensi alam, salah satunya yaitu berupa suaka alam Batimurung yang berlokasi di Maros dengan luas 18 ha. Komoditi utama provinsi ini yaitu bijih besi, nikel, tembaga, timah hitam dan gips. Suku yang berada di provinsi ini yaitu Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar.
                Kabupaten Maros adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di kota Maros. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.619,12 km² dan berpenduduk sebanyak ± 250.000  jiwa. Kabupaten Maros terdiri atas beberapa kecamatan yaitu kecamatan Batimurung, Camba, Cerana, Lau, Mallwa, Mandai, Maros Bari, Maros Utara, Marusu, Moncongloe, Simbang, Tanralili, Tompu Bulu, dan Turikale.
                Salah satu potensi kepariwisataan Maros adalah gua-gua yang sangat indah dan menarik di wilayah ini. Gua-gua tersebut menawarkan keindahan alam yang masih jarang terjamah oleh tangan-tangan manusia. Puluhan gua dengan berbagai variasi karakteristik dan ornamen, menjadi daya tarik tersendiri pada setiap gua-gua di Maros.
·                     Gua Leang Pute
Gua Leang Pute merupakan gua yang berbentuk vertikal, Gua ini di namakan Leangpute’ karena dinding pada gua ini berwarna putih yang dalam bahasa Bugis Makassarnya Pute’ artinya putih. gua ini merupakan gua terdalam kedua yang sebelumnya merupakan gua terdalam pertama di Indonesia.  Dengan kedalaman  ± 200,45 m dan panjang slab ± 101 M. Gua ini terletak di tengah hutan, dan cara mencapai ke enterance gua ini, kita perlu menempuh jarak ± 2,5 jam dari desa terakhir dengan medan yang cukup sulit untuk dilalui karena terjal dan dipenuhi bebatuan yang tajam. Untuk masuk ke gua ini dibutuhkan keahlian khusus dan tenaga ekstra untuk menuruni tali, karena tali yang di panjangnya kurang lebih 200 meter sangat berat untuk ditarik. Gua ini berdiameter cukup lebar.Dinding-dinding gua ini terdapat ornamen seperti flowstone dan stalaktit yang sudah menjadi fosil. Dasar gua ini merupakan reruntuhan bebatuan yang dihiasi dengan tetumbuhan yang hidup disekitarnya. Batuan yang terdapat di dasar gua ini adalah batuan lepas.
·                     Gua Dinosaurus
Gua Dinosaurus terletak di Dusun Pattiro, Desa Labuaja, Kecamatan  Bantimurung, Kabupate Maros. Sepertihalnya Gua Leang Pute, gua ini pun merupakan gua vertikal yang tersusun dari batuan gamping dan kondisi gua ini kering. Lebar mulut Gua Dinosaurus cukup besar sehingga guanya dinamakan dinosaurus karena diumpamakan lebar mulut tersebut dapat dimasuki oleh dinosaurus,  dengan kedalaman hingga ± 190 meter. Entrence gua ini terletak tidah jauh dari entrence Leang Pute . Bahkan terdapat lorong penghubung antara Dinasaurus dan Leang Pute tetapi lorong tersebut tidak berada di dasar gua melainkan di tengah-tengah dinding gua leangpute. Terdapat banyak ancor alam yang dapat di jadikan tambatan utama pada gua ini . untuk mencapai dasar gua ini terdapat 9 Intermedit . karna gua terdapat banyak slab. Di dasar gua ini terdapat banyak pepohonan sehingga terlihat seperti hutan dibawah tanah.



·                     Gua Sammani
Gua sammani  merupakan gua yang entrance nya berada di lembahan dan harus menuruni sedikit tebing untuk mendekati mulut guanya. Untuk menuju gua Samani harus meniti jalan setapak naik sampai di kawasan hutan lindung perbatasan Karaenta dan Bantimurung, serta harus menerobos semak belukar yang sedikit lebat. Mulut gua ini besar dan banyak di tumbuhi berbagai macam vegetasi. Setelah masuk ke mulut gua kami harus melewati slab yang cukup panjang, dan banyak sekali kelelawar, laba-laba, serta tetesan guano yang menumpuk di sepanjang 200 meter di dalam gua. Gua ini panjangnya sekitar 423,46 M. Chamber pada mulut gua banyak di jumpai boulder-boulder batuan beku . Kurang lebih 150 meter dari mulut yang pertamater dapat pintu masuk ke lubang dengan kedalaman kurang lebih 30 meter dan berdiameter kurang lebih 5 meter dengan vegetasi di sepanjang sumuran adalah lumut dan suplir. Pada dasar sumuran banyak di jumpai boulder-boulder hasil runtuhan. Di sebelah timur dari puncak gundukan di jumpai pilar dengan ukuran yang sangat besar.Ornamen yang terdapat di gua ini sangat beragam dari mulai stalagtit, stalagmit, gourdam, draperies, flowstone dan lainnya. Ornamennya rata-rata berwarna putih. Di tengah-tengah gua terdapat aliran air yang hanya beberapa meter. Medan di gua ini tidak terlalu sulit hanya saja ada beberapa medan yang sulit ditempuh karena runtuhan batu yang sangat besar dan menjadikannya terjal. Terdapat 1 entrance horizontal dan 2 entrance vertikal. Di dalam gua ini terdapat banyak batuan lepas dan lorongan terjal sehingga kami harus banyak memanjat di dalam gua ini, gua ini kering dan berlumpur.
·                     Gua Anjing
Gua Anjing berada di Dusun Tadeang Desa Samanggi, Kab Maros. Entrance gua ini berada tepat di belakang perumahan warga. Tinggi lorong sekitar 1 M sehingga saat memasukinya harus dengan cara jalan jongkok. Tidak jauh dari entrancekami menemui 3 percabangan. Pertama kami kami mengeksplor percabangan ke kanan dari arah entrance. Lorong percabangan tersebut terdapat tembusan ke entrance lain, maka gua ini memiliki entrance lebih dari 1. Lorong percabangan ini tidak cukup tinggi sehingga dengan cara menunduk kami melewatinya, semakin lama lorong semakin mengecil sampai menemui entrance dengan lorong yang hanya cukup untuk 1 badan orang dewasa. Kondisi dari lorong ini lembab.
Selanjutnya kami mengeksplor percabangan ke 2 dengan tinggi lorong sekitar 80cm dan lebar 60cm sehingga kami mengeksplor dengan cara crowlay sepanjang lorong ini hingga lorong yang sangat sempit dan sulit untuk dimasuki. Kondisinya lorong ini sangat berlumpur.
Dilanjutkan dengan mengeksplor percabangan ke 3. Lorong ini cukup luas dengan kondisi yang berlumpur dan ujung dari lorong ini adalah aliran sungai. Jalur untuk melalui aliran sungai ini harus menuruni slab dengan permukaan tanah yang sangat licin. Sehingga, kami memasang pengaman menggunakan webbing, bias menyambungkan 2-3 webbing. Kami turun dan sampai pada aliran sungai dibatasi oleh sump dan ujung aliran sungai juga dibatasi oleh sum. Dari situ kami memulai pemetaan dengan system buttom to top.
·                     Gua Hamid
Gua ini terletak di Desa Samanggi Dusun Leang Rakko. Tepatnya letak mulut gua di area lahan perkebunan warga, akses menuju gua ini pun tidak sulit dilewati karena dekat dengan rumah warga setempat dan sebelum sampai mulut gua terdapat sumber mata air.
Didalam gua terdapat banyak ornamen-ornamen yang indah seperti; stalaktit, stalakmit, pilar, gourdam dll walaupun kondisi gua tersebut dapat dikatakan kering. Gua ini pun mempunyai 3 mulut gua didalamnya yang terletak dibagian awal, pertengahan dan ujung dari gua tersebut sehingga pemetaan dilakukan dari mulut ke mulut gua dengan panjang gua 436,56 m. Kemudian dalam gua ini terdapat 4 sumuran yang mempunyai kedalaman ± 18 meter, 8 meter dan 5 meter masing-masingnya. Terdapat pula lorongan-lorongan yang terbentuk karena pembentukan ornamen. Fauna yang terdapat digua ini tidak banyak dan sama halnya dengan gua-gua lainnya seperti; jangkrik, kelalawar, dan laba-laba
·                     Gua Saleh
                Selain Gua Patta dan Gua Samani, di Dusun Leang Rako, Desa Samangki, Kecamatan Bantimurung ini terdapat Gua Horizontal lainnya yang benama Gua Saleh. Gua Vertikal yang diawali oleh slab, dan harus menggunakan webbing ini memiliki panjang total 300m. Akan tetapi, Gua Saleh ini memiliki cabang yang diawali dengan merangkak, sepanjang 200m. Gua Saleh ini berair dan berlumpur, tidak banyak ornamen yang tim temukan disini. Setelah memasuki cabang, tim akan bertemu dengan 2 cabang lagi, yang dimana keduanya berair dan buntu. Apabila kearah up stair akan menemukan bongkahan-bongkahan batu yang ditutup dengan jalan berair hingga se dada orang dewasa. Sedangkan down stair berakhir dengan sump. Saleh merupakan salah satu penduduk desa ini yang menujukan Gua dibelakang rumahnya, di berilah nama Saleh.
·                     Gua Patta
                Gua Patta tertelak di Dusun Leang Rako, Desa Samangki, Kecamatan Bantimurung. Gua ini merupakan Gua Horizontal yang diawali dengan enterence yang berbentuk slab. Dimulai dari mulut gua, sudah banyak fauna-fauna seperti jangkrik yang berkeliaran, flora-flora seperti tumbuhan liar pun terdapat di enterence ini, dan di batunya terdapat lumut. Setelah slab, terdapat ornament gourdam besar yang masih sangat bersih dan putih, ornament ini dialiri oleh air dan terdapat genangan air. Gua patta ini di dalamnya terdapat aliran sungai, selain itu di Gua Patta hampir seluruh jalur di gua ini merupakan reruntuhan batu yang sangat besar. Gua Patta ini pertama ditemukan oleh Tim Aps France yang di damping oleh orang bernama Patta, maka gua ini dinamakan Gua Patta.

2.                   Pengabdian Terhadap Llingkungan dan Masyarakat
                                Tim melakukan 3 jenis pengabdian. Yang pertama tim Memberikan Pengajaran di SD Islam Patiro, sekolah yang terdapat di Desa Labuaja, Dusun Pattiro, Kab. Maros, Sulawesi Selatan Yang kedua, kami. Memberikan perlengkapan alat shalat beserta kitab suci Al-Quran kepada Masjid NURUL HAMID, di Desa Labuaja, Dusun Pattiro. Kab. Maros, Sulawesi Selatan. Yang ketiga, Tim Memberikan buku-buku ilmu pengetahuan SD kepada SD ISLAM PATTIRO & buku-buku ilmu pengetahuan SMP & SMA Kepada Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di desa Janetaesa.
Bentuk Pengabdian yag dilakukan
·                     Memberikan Pengajaran di SD Islam Pattiro
                Pada hari Selasa tepatnya tanggal 28 Agustus 2012, Tim Memberikan Pengajaran di SD Islam Pattiro, Desa Labuaja, Dusun Pattiro. Sekolah yang hanya berisikan 15-25 siswa-siswi per kelasnya ini hanya memilik 5 kelas, yang dimana 5 kelas ini yaitu kelas 1 dan kelas 2 nya di gabung di satu ruangan yang hanya di sekat oleh papan saja. Sampai Siswa-siswi disini pun tidak semuanya memakai sepatu, bahkan kebanyakan hanya menggunakan sandal atau telanjang kaki. Awalnya tim kesulitan berinteraksi dengan siswa-siswi ini. Kebanyakan dari mereka kurang bias mengunakan bahasa Indonesia, dan banyak siswa-siswi yang malu atau bahkan enggan di ajak bicara. Siswa-siswi di SD Islam Pattiro ini terlihat kurang tertarik dengan dunia pendidikan. Banyak diantara mereka yang kesulitan ketika tim sedang melakukan pengajaran. Akan tetapi mereka sangat antusias dengan cita-cita mereka, disinilah tim masuk untuk memberikan sebuah motivasi yang juga mengaitkan dengan pentingnya pendidikan. Tidak hanya degnan siswa-siswinya, para guru juga terlihat kurang bijaksana dalam mengajar anak-anak, contohnya yang datang kesekolah hanya 3 guru saja, 1 diantaranya ialah kepala sekolah. Yang dimana saat kami mengajar ke 2 guru tersebut pergi. Tidak hanya pelajaran, kami memberikan quiz-quiz juga dan mengajak mereka bermain bersama.
·                     Memberikan perlengkapan alat shalat beserta kitab suci Al-Quran kepada Masjid NURUL HAMID, di Desa Labuaja, DusunPattiro. Kab. Maros, Sulawesi Selatan.
                Di hari yang sama yaitu tanggal 28 Agustus 2012, setelah shalat dzuhur, tim memberikan perlengkapan alat shalat beserta kitab suci Al-Quran. Mesjid ini terlihat memprihatinkan, dimulai dari bedugnya yang sudah sangat tua, lantai yang anjlok, juga alat shalat yang kurang memadai.Untuk adzan pun mereka menggunakan tenaga traktor saat subuh hingga sore dan malam hari menggunakan jenset berhubungan dengan belum masuknya listrik di desa ini.
·                     Memberikan buku-buku ilmu pengetahuan SD kepada SD ISLAM PATTIRO & buku- buku ilmu pengetahuan SMP & SMA Kepada Madrasah Tsanawiyah Jami’Yatul Ittihad Wal-Irsyad JII Bantimurung.
                Di hari yang sama yaitu hari Selasa 28 Agustus, setelah tim selesai melakukan pengajaran kepada siswa-siswi dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 tim memberikan buku-buku Ilmu Pengetahuan kepada SD Islam Pattiro yang dititipkan kepada salah satu guru di SD tersebut. Dan pada hari terakhir yaitu tanggal 3 September 2012 tim memberikan buku-buku Ilmu Pengetahuan untuk SMP dan SMA kepada Madrasah Aliyah dan Madrasah Tsanawiyah Jami’Yatul Ittihad Wal-Irsyad JII Bantimurung, Desa Janetaesa Kecamatan Simbang Kabupaten Maros yang langsung bertemu dengan kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah ini. Keadaan Madrasah ini sangat memprihatinkan, dimulai dari bagian awal sekolah, yang hanya mempunyai pagar sekitar 70 meter yang terbuat dari bambu, dan bambu-bambu tersebut pun dalam keadaan rubuh. Juga keadaan kelas, bangku-bangku mereka yang pakai didapat dari bangku-bangku sekolah negri yang sudah rusak lalu mereka perbaiki kembali dan dipakai kembali.

3.                   Penelusuran
Description: I:\penelusuran (1).JPGPada tanggal 25 sampai dengan 26 Agustus 2012 tim melakukan penelusuran di Gua vertikal yaitu Gua Leang Pute dan Gua Dinosaurus. Saat itu penelusuran dibagi menjadi 2 tim. Tim 1 (Gua Leang Pute) yaitu Bindaryo, Assa dan Cut sedangkan tim 2 (Gua Dinosaurus) yaitu Rizky, Novi dan Anti. Untuk diana saat itu menjadi anggota  yang stanby di basecamp atau mulut gua. Selanjutnya tim melakukan penelusuran pada tanggal 29 Agustus 2012 tim melakukan penelusuran di Gua Sammani dan Gua Saleh. Penelusuran dibagi menjadi 2 tim. Tim 1 (Gua Sammani) yaitu Diana, Dadaw, Novi dan Cut sedangkan tim 2 (Gua Saleh) yaitu Rizky, Assa dan Anti. Pada tanggal 30 Agustus tim melakukan penelusuran di Gua Patta dan yang terakhir tim melakukan penelusuran di  Gua Hamid dan Gua Anjing. Saat itu penelusuran dibagi menjadi 2 tim. Tim 1 (Gua Anjing) yaitu Bindaryo, Anti dan Cut sedangkan tim 2 (Gua Hamid) yaitu Rizky, Diana, Novi dan Assa. Tim melakukan penelusuran di setiap gua sampai dasar gua atau ujung gua.

4.                   Pemetaan
Description: I:\pemetaan.JPG
Tim melakukan pemetaan horizontal dan pemetaan vertikal. Pemetaan horizontal tim lakukan menggunakan sistem bottom to top dengan forward methode. Sedangkan saat pemetaan vertikal tim lakukan dengan metode poligon terbuka.