Tebing Bambapuang
&
Tebing Lopi-Lopi Sul-Sel
&
Tebing Lopi-Lopi Sul-Sel
Keberangkatan Adventure Season tim Fepping Celebes dimulai dengan berdoa sebelum keberangkatan. Tim beranggotakan 3 orang yang terdiri dari Irwan CJ, Wili LB dan Yusuf CJ ditambah seorang pendamping yaitu ka Budi (LB). Perjalanan di mulai dari kampus Widyatama menuju..... st. Kiaracondong dengan menggunakan angkot. Tim melanjutkan perjalanan dari st. Kiaracondong menuju st. Gubeng dengan menggunakan kereta api ekonomi seharga Rp. 39.000 menuju Surabaya. Setiba di st. gubeng tim di jemput oleh kak Badung (wanala) sejenak di mapala Wanala untuk mempersaipkan perjalanan esok harinya. Sekitar jam 24.00 WIB tim meluncur dari Surabaya menuju Sulawesi Selatan (kapal: Rp 214.000/org). Dalam perjalanan ke tempat tujuan terpampang lautan biru yang sangat luas, bukti bahwa Indonesia kaya akan potensi alamnya. Setiba di Sulawesi Selatan tim di jemput oleh anak Korpala dan menginap beberapa hari di sana untuk mengurus perijinan di daerah setempat, setelah itu tim melanjutkan perjalan ke lokasi kegiatan di daerah Bambapuang. Sekitar jam 16.00 sore tim sampai di lokasi. Tim langsung melakukan sosped kewarga sekitar untuk mencari informasi seputar pantangan dan larangan di daerah sana. Berikut ulasan kegiatan Tim di tebing Bambapuang dan Tebing Lopi-Lopi :
Pemanjatan Artificial (222 m)
Pemanjatan Artificial dilakukan di Tebing Bambapuang. Tebing Bambapuang terletak di daerah Dusun Kotu, Desa Bambapuang. Tebing Bambapuang termasuk tebing yang rawan akan bebatuan yang jatuh. Dalam sehari batu rapuh yang jatuh tanpa di panjat bisa mencapai lebih dari 8 batu bahkan lebih, kaki – kaki bambapuang dipenuhi dengan bebatuan yang runtuh dan menumpuk, sehingga sulit untuk menuju titik start pemanjatan. Tebing Bambapuang dipenuhi dengan tumbuhan lalang dan pohon yang tidak terlalu besar, sehingga membuat tebing Bambapuang mudah untuk terbakar, tidak jarang pula tebing bambapuang terbakar. Tiga hal larangan untuk pemanjatan di tebing Bambapuang, pertama ketika sedang manjat melihat asap segeralah turun, kedua hari jumat dilarang untuk melakukan pemanjatan, ketiga ketika hujan carilah tempat yang aman atau segera turun disebabkan banyak batuan yang jatuh ketika hujan.
Tim melakukan dengan 3 hari pemanjatan pada hari rabu, kamis dan sabtu. Teknik pemanjatan yang tim gunakan pemanjatan himalayan. Hari pertama pemanjatan dengan leader wili dan cleaner yusuf, alat yang digunakan untuk pembuatan pengaman terdiri dari piton, friendcoke, sisip, webbing, carabiner screw dan carabiner snap pemanjatan hari pertama mencapai 1 pitch dengan ketinggian 57,6 m dari titik start pemanjatan. Alat yang digunakan untuk pengaman pitch yang digunakan webbing 2, carabiner screw 5, sling webbing 5, friendchoke 1, sisip 2. tim menguraikan kernmantel berukuran 150 m, tim turun dengan sistem rapelling dengan mengurai kernmantel 150 m dengan menggunakan alat descender. Pemanjatan hari kedua dengan leader yusuf dan cleaner irwan, pemanjatan dimulai dengan jummering menuju titik terakhir pemanjatan hari pertama. Lalu dilanjutkan dengan pemanjatan Artificial, pemanjatan hari kedua mencapai 3 pitch dengan ketinggian 154,4 m dari titik start pemanjatan. Alat yang digunakan untuk pembuatan pengaman terdiri dari friendcoke, piton, webbing, sisip, carabiner screw dan carabiner snap. Alat yang digunakan sebagai pengaman pitch piton 4, webbing (pengaman alam berupa lubang tembus), friendcoke. Tim turun menguraikan kernmantel 150 m dan disambung dengan menggunakan kernmantel 50 m, dengan menggunakan alat descender. Pada pemanjatan hari ketiga leader irwan dan cleaner wili, namun karena wili berhalangan untuk melakukan pemanjatan karena diare, posisi wili sebagai cleaner digantikan oleh yusuf. Pemanjatan dimulai dengan Jummering hingga titik akhir pemanjatan hari kedua. Pemanjatan hari ketiga tepatnya hari sabtu, alat yang digunakan untuk pembuatan pengaman terdiri dari piton, friendcoke, webbing, carabiner snap dan sisip. Pada hari ketiga tim mencapai ketinggian 222,8 m dengan total 6 pitch. Alat yang ditinggal telah di clean. Sewaktu turun, cleaner turun terlebih dahulu dengan cara rapelling dengan menggunakan alat descender lalu diikuti dengan leader turun dengan cara simpul lepas, hingga menuju titik start pemanjatan.
Pembuatan jalur sport
Tebing lopi – lopi memanjang dan berada di tengah – tengah persawahan warga sekitar. Tebing yang di panjat tepat berada di dekat sumber air yang selalu di gunakan warga. Batuan tebing Lopi – lopi merupakan batuan karst. Di dinding tebing terdapat banyak pepohonan yang tumbuh. Bentuk batuan tebing banyak menyerupai bagian dalam gua, yang berbentuk glambir sapi.
Tim melakukan Pembuatan jalur sport ditebing Lopi-lopi. Sebelum membuat jalur sport, tim menentukan titik yang akan dijadikan tempat penanaman hanger. Sebelum penanaman hanger irwan memanjat dengan menggunakan jalur sport di sebelah kiri jalur, dilanjutkan dengan penanaman hanger sebagai tambatan untuk pembuatan jalur jummering untuk mempermudah pembuatan jalur sport. Pembuatan jalur sport dimulai dari tengah dengan hanger ke empat sampai dengan henger ke enam, hanger ke empat dijadikan tambatan untuk jalur jummering agar mempermudah penanaman hanger ke dua dan hanger ketiga, dilanjutkan dengan penanaman hanger pertama dan diteruskan dengan penanaman hanger ke tujuh.
Pemanjatan jalur sport
Pemanjatan jalur sport awalnya tim berencana untuk melakukan pemanjatan dan pembuatan jalur sport di tebing Bambapuang, namun karena ada kendala, tim memutuskan dalam pemanjatan dan pembuatan jalur sport mengalihkan dari tebing Bambapuang menuju tebing Lopi-lopi. Jarak jalur sport yang tim panjat tidak telalu dekat dengan jalur yang tim buat. Pertama dimulai dari yusuf dengan memasang runner sebanyak 6 runner dan dibelay oleh wili tepat di sisi runner ke tiga terdapat gundukan tebing yang berupa payung. Untuk pemanjatan kedua wili melakukan pemanjatan di belay oleh irwan, lalu dilanjutkan dengan irwan. Untuk pemanjatan jalur sport yang kedua tepat disebelah kanan jalur yang dipanjat akan dibuat jalur sport, pemanjatan dimulai oleh irwan dengan pemasangan 6 runner di belay oleh yusuf, lalu dilanjutkan dengan wili dan dibelay oleh yusuf dan diakhiri oleh yusuf dan dibelay oleh wili.
Pemanjatan Artificial (222 m)
Pemanjatan Artificial dilakukan di Tebing Bambapuang. Tebing Bambapuang terletak di daerah Dusun Kotu, Desa Bambapuang. Tebing Bambapuang termasuk tebing yang rawan akan bebatuan yang jatuh. Dalam sehari batu rapuh yang jatuh tanpa di panjat bisa mencapai lebih dari 8 batu bahkan lebih, kaki – kaki bambapuang dipenuhi dengan bebatuan yang runtuh dan menumpuk, sehingga sulit untuk menuju titik start pemanjatan. Tebing Bambapuang dipenuhi dengan tumbuhan lalang dan pohon yang tidak terlalu besar, sehingga membuat tebing Bambapuang mudah untuk terbakar, tidak jarang pula tebing bambapuang terbakar. Tiga hal larangan untuk pemanjatan di tebing Bambapuang, pertama ketika sedang manjat melihat asap segeralah turun, kedua hari jumat dilarang untuk melakukan pemanjatan, ketiga ketika hujan carilah tempat yang aman atau segera turun disebabkan banyak batuan yang jatuh ketika hujan.
Tim melakukan dengan 3 hari pemanjatan pada hari rabu, kamis dan sabtu. Teknik pemanjatan yang tim gunakan pemanjatan himalayan. Hari pertama pemanjatan dengan leader wili dan cleaner yusuf, alat yang digunakan untuk pembuatan pengaman terdiri dari piton, friendcoke, sisip, webbing, carabiner screw dan carabiner snap pemanjatan hari pertama mencapai 1 pitch dengan ketinggian 57,6 m dari titik start pemanjatan. Alat yang digunakan untuk pengaman pitch yang digunakan webbing 2, carabiner screw 5, sling webbing 5, friendchoke 1, sisip 2. tim menguraikan kernmantel berukuran 150 m, tim turun dengan sistem rapelling dengan mengurai kernmantel 150 m dengan menggunakan alat descender. Pemanjatan hari kedua dengan leader yusuf dan cleaner irwan, pemanjatan dimulai dengan jummering menuju titik terakhir pemanjatan hari pertama. Lalu dilanjutkan dengan pemanjatan Artificial, pemanjatan hari kedua mencapai 3 pitch dengan ketinggian 154,4 m dari titik start pemanjatan. Alat yang digunakan untuk pembuatan pengaman terdiri dari friendcoke, piton, webbing, sisip, carabiner screw dan carabiner snap. Alat yang digunakan sebagai pengaman pitch piton 4, webbing (pengaman alam berupa lubang tembus), friendcoke. Tim turun menguraikan kernmantel 150 m dan disambung dengan menggunakan kernmantel 50 m, dengan menggunakan alat descender. Pada pemanjatan hari ketiga leader irwan dan cleaner wili, namun karena wili berhalangan untuk melakukan pemanjatan karena diare, posisi wili sebagai cleaner digantikan oleh yusuf. Pemanjatan dimulai dengan Jummering hingga titik akhir pemanjatan hari kedua. Pemanjatan hari ketiga tepatnya hari sabtu, alat yang digunakan untuk pembuatan pengaman terdiri dari piton, friendcoke, webbing, carabiner snap dan sisip. Pada hari ketiga tim mencapai ketinggian 222,8 m dengan total 6 pitch. Alat yang ditinggal telah di clean. Sewaktu turun, cleaner turun terlebih dahulu dengan cara rapelling dengan menggunakan alat descender lalu diikuti dengan leader turun dengan cara simpul lepas, hingga menuju titik start pemanjatan.
Pembuatan jalur sport
Tebing lopi – lopi memanjang dan berada di tengah – tengah persawahan warga sekitar. Tebing yang di panjat tepat berada di dekat sumber air yang selalu di gunakan warga. Batuan tebing Lopi – lopi merupakan batuan karst. Di dinding tebing terdapat banyak pepohonan yang tumbuh. Bentuk batuan tebing banyak menyerupai bagian dalam gua, yang berbentuk glambir sapi.
Tim melakukan Pembuatan jalur sport ditebing Lopi-lopi. Sebelum membuat jalur sport, tim menentukan titik yang akan dijadikan tempat penanaman hanger. Sebelum penanaman hanger irwan memanjat dengan menggunakan jalur sport di sebelah kiri jalur, dilanjutkan dengan penanaman hanger sebagai tambatan untuk pembuatan jalur jummering untuk mempermudah pembuatan jalur sport. Pembuatan jalur sport dimulai dari tengah dengan hanger ke empat sampai dengan henger ke enam, hanger ke empat dijadikan tambatan untuk jalur jummering agar mempermudah penanaman hanger ke dua dan hanger ketiga, dilanjutkan dengan penanaman hanger pertama dan diteruskan dengan penanaman hanger ke tujuh.
Pemanjatan jalur sport
Pemanjatan jalur sport awalnya tim berencana untuk melakukan pemanjatan dan pembuatan jalur sport di tebing Bambapuang, namun karena ada kendala, tim memutuskan dalam pemanjatan dan pembuatan jalur sport mengalihkan dari tebing Bambapuang menuju tebing Lopi-lopi. Jarak jalur sport yang tim panjat tidak telalu dekat dengan jalur yang tim buat. Pertama dimulai dari yusuf dengan memasang runner sebanyak 6 runner dan dibelay oleh wili tepat di sisi runner ke tiga terdapat gundukan tebing yang berupa payung. Untuk pemanjatan kedua wili melakukan pemanjatan di belay oleh irwan, lalu dilanjutkan dengan irwan. Untuk pemanjatan jalur sport yang kedua tepat disebelah kanan jalur yang dipanjat akan dibuat jalur sport, pemanjatan dimulai oleh irwan dengan pemasangan 6 runner di belay oleh yusuf, lalu dilanjutkan dengan wili dan dibelay oleh yusuf dan diakhiri oleh yusuf dan dibelay oleh wili.
Sulawesi Selatan adalah sebuah negri yang kaya akan alamnya, jika datang kesana tak henti hentinya kita melihat pemandangan yang sangat memikau di pulau ini, pulau yang kaya dengan budaya dan alamnya.
Yusuf, Cadas Jenggala