1. Mountaineering di Gunung Tambora Kabupaten Dompu
2. Caving di Kabupaten Sumbawa Barat (Gua Mumber dan Nyerebeng)
3. SAR (Search And Rescue) di Gunung Rinjani Kabupaten Lombok Timur
4. Konservasi Sumber Daya Alam di Kabupaten Lombok Tengah
5. Climbing di Tebing Sekotong Kabupaten Lombok Barat
6. Manajement Ekspedisi & Bisnis Outdoor di Kota Mataram
Berawal dari bandung tgl 3/08/09 kami menuju kota mataram, pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Berikut jalur dan biaya perjalanan yang mungkin dapat jadi referensi teman2: ·
*Senin (3/08/09)
20.20 – 05.20 KERETA API. Stasiun Kiara condong – Stasiun Lempuyangan (Rp. 24.000)
*Selasa (4/08/09)
07.30 – 23.30 KERETA API. Stasiun Lempuyangan – Stasiun Banyuwangi (Rp. 35.000) * Dari stasiun Banyuwangi tinggal jalan aja ke Pelabuhan Ketapang Sekitar 500 m ·
*Rabu (5/08/09)
02.00 – 03.00 FERRY. Pelabuhan Ketapang- Pelabuhan Gilimanuk (Rp. 5.700)
03.00 – 07.00 BUS. Pelabuhan Gilimanuk – Pelabuhan Padang bai (Rp.35.000)
07.00 – 11.00 FERRY. Pelabuhan Padang bai – Pelabuhan Lembar (Rp. 31.000)
11.30 – 12.30 ANGKOT. Pelabuhan Lembar – Universitas Mataram (Rp. 13.000)
Tgl 7/08/09 acara pun dimulai mulai dari upacara pembukaan dan dilanjutin dengan talk show mngenai permasalahan lingkungan (Global Warming) yang diisi oleh pembicara dari WWF indonesia. Keesokan harinya kami pun memulai kegiatan di lokasi masing-masing dari tgl 8/08/09 s/d 14/08/09. Berikut sedikit ulasan mengenai kegitan Mountaineering dan SAR (Search And Rescue).
SAR (Search And Rescue)

Pos 1 . Setelah melewati pintu rimba, jalur ke pos 1 relatif landai dengan jarak tempuh ±30 menit. Sumber mata air berupa bendungan sungai yang cukup deras dan juga terdapat air terjun. Kapasitas camp cukup legang untuk beberapa tenda.
Pos 2. Jalur menuju pos 2, cukup landai dan panjang dengan melewati hutan tropis dengan Jarak tempuh ± 4 – 5 jam perjalanan. Sumber mata air di pos 2 berupa mata air disebelah kanan shelter. kapasitas camp tidak seluas pos 1 dengan kapasitas sekitar 4 tenda, akan tetapi shelternya juga dapat digunakan untuk camp sekitar 2 tenda.
Pos 3. Selepas pos 2 jalur mulai menanjak hingga pos 3 dengan melewati hutan tropis dan padang rumput kecil hingga yang cukup luas dengan jarak tempuh ± 2 jam. Sumber mata air berupa beberapa mata air hingga membentuk sebuah sungai kecil dilembahan sebelah kanan shelter. Lokasi titik buat ngecamp cukup banyak dan cukup luas (*disarankan jangan embuat camp d dekat shelter karena lokasinya berupa padang rumput yang memungkinkan angin bertiup sangat kencang dan teramat dingin pada malam hari. Kami membuat camp di sebelah sumber air yang lokasinya tertutup oleh bukit2 kecil)
Pos 4. Selepas pos 3 puncak rinjani baru memperlihatkan batang hidungya. Jalur menuju pos 4 cukup landai dengan melewati beberapa bukit padang safana yang sangat luas dengan jarak tempuh ± 2-3 jam perjalanan. Sumber mata air berupa mata air kecil dengan lokasi berada di lembahan sebelah kanan shelter. Lokasi camp cukup untuk beberapa tenda di sekitar shelther.
Pos 5 (Plawangan Selatan). Jalur menuju pos 5 agak menanjak dengan melewati padang safana dan berbaur dengan padang edelwis yang sangat luas. Tidak terdapat sumber mata air dilokasi. Kapasitas camp hanya tedapat 2 tenda. Dilokasi ini teman 2 akan disuguhkan oleh keindahan yang sangat luar biasa dengan padang safana dan edelwis yang berbukit-bukit, keindahan segara anak dan kemegahan puncak rinjani (waaooowww).
Pos 5 – pincak rinjani. Pos 5 merupakan pertigaan menuju puncak rinjani dan segara anak. Jalur menuju puncak dan segara anak sangat ekstrim dengan melewati medan berpasir dan berbatu. Disarankan menggunakan tali carmantel atau webbing karena terdapat beberapa patahan yang cukup riskan.
Jalur selatan ini digunakan oleh para penduduk setempat menuju segara anak untuk memancing dan biasanya para penggiat atau pencinta alam yang menggunakan jalur ini hanya untuk menikmati keindahan Gunung Rinjani tanpa menargetkan puncak Rinjani.
Disarankan untuk target puncak jangan menggunakan jalur ini, silahkan menggunakan jalur Senaru dan Sembalun.
Mountaineering (Gunung Hutan)
Komite setiap Provinsi :
1. Nanggroe Aceh Darussalam : Atta Azhari (Mapala Unmuh Aceh)
2. Sumatea Utara : Said (Mapala Gasi Uma)
3. Yogyakarta : Sekber PPA se DIY
4. Jawa Tengah : Okta (Malimpa UMS)
5. Jawa Timur : Lutvi (Mapalsa)
6. Bali : Putu Adri Wisanta (Wanaprastha Dharma)
7. Kalimantan Timur : firdaus (impa UB tarakan)
8. DKI Jakarta : Aranyacala Trisakti
9. Sumatera Selatan : Chandra Anugrah (Mafesripala Unsri)
10. Jawa Barat : Bramatala Univ. Widyatama
11. Maluku : Eta (Mafispala)
12. Sumatera Barat : Riko Sulastio (Mapala Jayanusa Padang)
13. Kalimantan Selatan : Jairin Halim (Mapala Uniska)
14. Jambi : Heru (Gitasada)
15. Sulawesi Barat : Hasbullah (Mapala Unisman)
16. Sulawesi Selatan : Cakra (Mapala Univ.45)
17. Sulawesi Utara : Indracing (Impala Sangiawita)
18. Sulawesi Tengah : Mapaga Stip Toli-Toli
19. Sulawesi Utara : Andre (Mapala Pahyagaan)
20. Banten : Mamat (Mapala Krakatau)
21. Kepulauan Riau : Feri (Himpala Unrika)
22. Nusa Tenggara Barat : Wanapala NTB
23. Kalimantan Barat : ……….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar