Maros of Sulawesi
Selatan
Adventure Season caving 2012 kembali memilih lokasi
gua-gua di Maros, Makassar Sulawesi
Selatan. Kali ini tim (Trully Cave Expedition) beranggotakan Bindaryo, Nur Herdiana,
Ghassani, Cut Intan, Irianti, Novita, dan Rizky akan menelusuri 7 gua yang berlokasi
di 3 desa dan 3 dusun di daerah maros. Untuk gua vertikal, tim memilih gua Leang
Pute dan Lubang Dinosaurus yang bertempat di Desa Labuajo Dusun Pattiro. Dimana
lokasi gua ini terjauh dari lokasi gua-gua yang lain, seperti gua horizontal
menelusuri 3 gua diantaranya gua Patta, Sammani, dan Saleh yang berlokasi di
Desa Pangia Dusun Samangki yaitu desa kedua terjauh dari Maros. Dan yang
terakhir rmenelusuri gua yang berlokasi di Desa Samanggi Dusun Tadeang, yaitu gua
Anjing dan Hamide.
Rabu
22 Agustus 2012 pukul 17.00 WIB tim meninggalkan Bandung menuju Jakarta,
Bandara Soekarno Hatta. Kebetulan kesepakatan tim menggunakan jasa pesawat terbang
menuju Makassar, Bandara Sultan Hassanudin. Sekitar 4 jam perjalanan menuju
Jakarta, Bandara Soekarno Hatta Terminal 2F. Dan kurang lebih 2 jam mengudara bersama
Merpati Airline. Sekitar pukul 08.00 WITA sampai di Makassar,
Bandara Sultan Hassanudin.Tim pun dijemput oleh salah satu Mapala Makassar
yaitu KORPALA Unhas smenuju Mabes (Markas Besar) KORPALA yang biasa disebut,
menggunakan mobil (penyewaan mobil sekitar Bandara). Sesampai di Mabes tim beristirahat,
adapun yang belanja logistik dan konsumsi dan juga salah satu anggota tim melakukan
perijinan lanjutan ke Taman Nasional Bantimurung karena gua yang akan tim telusuri
ada dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung. Tim pun bermalam di Mabes dan baru
memulai pergerakan keesokan harinya.
Pagi
pun tiba (23 Agustus 2012),sekitar pukul 11.30 tim memulai pergerakan menuju lokasi
gua terjauh yaitu Desa Labuajo Dusun Tadeang. Sebelumnya tim singgah di Pasar Maros
untuk belanja konsumsi yang kurang. Perjalanan dilanjutkan menuju Desa Labuajo,
kurang lebih 1 jam 30 menit perjalanan dan sampailah di desa tersebut. Tim
beristirahat dan melakukan Sosiologi Pedesaan di rumah Pak Patu, warga setempat
yang biasa menjadi tempat singgah para Mapala yang akan menelusuri gua-gua dilokasi
desa tersebut. Beliau seorang kakek tua yang tangguh, karena menelusuri Leang Pute
hanya dengan seutas akar pohon gantung sekitar mulut gua tersebut. Tak ingin banyak
waktu terbuang, kesepakatan tim saat itu juga mulai pergerakan menuju lokasi gua
Leang Pute dan Lubang Dinosaurus. Sekitar 3 jam perjalanan menuju lokasi gua tersebut
dengan jalur terjal yang cukup sulit dilewati. Ada pula sumber mata air dipertengahan
perjalanan menuju camp. Dengar kabar
di dusun tersebut tidak dianjurkan melakukan penelusuran gua pada malam hari karena
kuat akan cerita mistisnya. Tiba lah tim di camp
pada tengah malam dengan suhu udara yang tidak terlalu dingin, tidak membuat tim
repot membawa perlengkapan yang begitu banyak dibawa ke tempat camp. Tim pun mendirikan tenda dan memasak,
dilanjut dengan briefing dan istirahat.
Menjelang
pagi (24 Agustus 2012), tim melakukan berbagai persiapan seperti sarapan pagi
dengan menu yang telah diperhitungkan kalori yang dibutuhkan agar selalu
berstamina saat kegiatan berlangsung, lanjut stretching. Karena akan menelusuri gua vertikal Leang pute dan Lubang
Dinosaurus dimana gua Leang Pute adalah gua single
pitch Terdalam di Indonesia dan begitu pula Lubang Dinosaurus adalah gua
yang tidak banyak dijamah oleh kebanyakan orang. Seperti briefing malam tim pun
dibagi menjadi 2, yaitu tim Leang Pute (Bindaryo, Assa, Cut) dan tim Lubang Dinosaurus (Rizky, Anti, Novi) kebetulan salah satu anggota tim (Diana)
tidak dianjurkan untuk ikut serta turun dikedua gua tersebut dikarenakan kekhawatiran
kesehatannya maka dia standby di camp
dan di mulut gua. Saat itu pula, kedua leader
tim tersebut langsung melakukan rigging.
Untuk tim Leang Pute tidak kesulitan dalam mencari jalur untuk pemasangan tambatan,
karena sudah ada jalurnya. Untuk tambatannya tim Leang Pute menjadikan pohon sebagai
tambatan utama dan menggunakan 3 tali karamantel yang berukuran 50, 70, dan 100
meter. Karakteristik gua ini long pitch.
Kedalaman guanya 194 m & Slab 151,58 m, dengan titik koordinat
BT 119° 43’ 36” LS 05° 58’ 38”. Berbeda dengan tim Lubang Dinosaurus yang harus
2 kali pindah jalur pemasangan tambatan karena sekitar mulut gua tersebut rimbun
akan tumbuhan dan sulitnya mencari jalur yang besih. Dan sama dengan gua Leang Pute,
Lubang Dinosaurus menjadikan pohon sebagai tambatan utamanya. Berbeda dengan Leang
Pute, gua ini berkarakteristik multi
pitch dengan total 7 intermedit di setiap pitchnya dimana 5 intermedit
hingga lorongan tembusan gua Leang Pute dan Lubang Dinosaurus 2 sisanya hingga dasar
gua tersebut dengan menggunakan 3 tali karamantel yang berukuran 90, 50 da 50
meter itu pun tidak cukup hingga dasar gua. Kedalaman gua tersebut 158 m & Horizontal 335 m. Untuk memetakan kedua gua tersebut tim memerlukan waktu 2 hari lamanya.
Dan akhirnya tanggal 25 Agustus 2012 tim selesai memetakan kedua gua tersebut
pada malam hari. Setelah itu tim beristirahat dan lanjut clean rigging dikedua gua. Sebagian anggota tim mengambil air ke
tempat sumber mata air, kurang lebih jarak tempuh dari camp ke sumber mata air 1,5 km dengan 2 jam perjalanan.
Deskripsi lokasi kegiatan :
1.
Sosiologi Pedesaan
BRAMATALA, Barisan
mahasiswa Pencinta Alam Universitas Widyatama merupakan salah satu organisasi
yang menaungi para mahasiswa dan mahasiswi dalam kegiatan alam bebas. Proses
untuk menjadi anggota penuh dari BRAMATALA ini yaitu harus melakukan
serangkaian kegiatan yang dinamakan Adventure
Season. Sosiologi Pedesaan merupakan salah satu bagian kegiatan Adventure
Season.
·
Gambaran Umum Masyarakat Setempat
Dusun Patiro
yang terletak di Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros – Sulawesi
Selatan. Dusun ini merupakan dusun terakhir di desa Labuaja. Dusun ini cukup
luas dan banyak penduduk, penduduk di desa ini sejumlah 654 terdiri dari 340
orang laki-laki dan 314 orang perempuan. Banyak terdapat anak-anak dan setiap
warga mempunyai sapi dan anjing di rumahnya dengan rumah yang dihuni adalah
rumah adat khas Maros yaitu rumah panggung. Penduduk yang sangat ramah dan
suasana alam yang sejuk di siang hari dan angin yang kencang di malam hari
merupakan ciri khas suasana dusun ini. Tim menempati rumah Tata Patu (pak Patu)
yang terletak di dekat SD Islam Patiro di ujung dusun.
·
Mata
Pencaharian
Mata
pencaharian penduduk di desa ini rata-rata Bertani,berkebun dan berternak.
Bertani jagung, cokelat, kacang, lombok, dan menggarap sawah. Setiap pagi para
laki-laki pergi berkebun sampai sore hari, sedangkan para ibu-ibu menunggu
dirumah dan sebagian berkumpul untuk arisan, acara PKK, dan Majelis Taklim. Ada
juga yang bekerja ke kota menjadi pegawai. Selain itu ada beratus-ratus
penduduk yang merantau untuk bekerja di kota-kota besar seperti Kendari,
Cokelat, dan lainnya di Sulawesi. Para Pemuda di dusun ini setiap harinya ikut
bertani dan mengolah kebun, sehingga pemuda di sini jarang ada yang menganggur
karena dituntut harus meneruskan lahan pertanian yang dimiliki turun temurun
·
Perekonomian
Perekonomian di
Dusun Patiro masih dibilang kurang, hal ini karena banyaknya penduduk yang
hanya bekerja di sekitar dusun atau bertani di lahan mereka sendiri. Pendidikan
yang kurang membuat sumber daya manusia yang ada kurang berkualitas. Tetapi
walau hanya berkebun atau bertani warga di dusun ini masih bisa mencukupi
keluarganya sehari-hari. Setiap rumah mempunyai peternakan sapi dan ini
merupakan asset untuk mereka. Dusun ini memiliki banyak asset, karena lahan
pertanian yang luas yang masih bisa digarap dan dijadikan tempat rezeki mereka
sehari-hari. Hasil sumber daya alam memang sangat melimpah di dusun ini,
masyarakat memanfaatkannya dengan menggarap lahan, bercocok tanam, sampai hanya
tinggal mengambil tumbuhan yang sudah ada. Hasil per
tanian mereka
simpan sampai berkarung-karung di setiap rumahnya tanpa dijual kembali, hasil
ini mereka gunakan untuk persediaan mereka di masa yang akan datang.
·
Pendidikan
Pendidikan di
dusun ini sangat kurang. Pendidikan yang dijalanin oleh hampir seluruh warga
dusun ini hanya sampai sd, cukup banyak yang sampai SMP. Jarang sekali yang
sampai jenjang SMA maupun kuliah, hanya ada 2-3 orang yang ke jenjang kuliah,
itupun yang pergi merantau. Melihat
kondisi pendidikan yang memprihatinkan di desa ini dibangunlah sebuah SD yaitu
SD Islam Patiro pada tahun 2009-2010, meskipun jumlah ruangan kelas yang tidak
terlalu banyak, guru yang sedikit tapi banyak sekali anak-anak yang bersekolah
di sini. SD ini mempunyai perpustakaan dan lapangan bermain yang cukup besar.
Untuk bersekolah di sini tidak dipungut biaya karena SD ini dibantu oleh
Pemerintah setempat.
·
Adat Istiadat
Adat istiadat
yang terdapat di desa ini adalah perayaan dan upacara yang dilakukan bila
datangnya hasil panen yang melimpah. Upacara yang dilakukan seperti perayaan
yang diiringi tarian dan musik dari gendang, upacara ini dinamakan padeko.
Selain itu ada pula upacara bila datangnya musim hujan dan upacaranya dinamakan
Bepa Pitu adapun perayaan yang dilakukan hanya oleh beberapa orang yaitu memuja
raja yang ada di dusun ini. Raja atau sesepuh di dusun ini yang sudah tiada,
pada awalnya mereka meminta rezeki dengan memberi sesajen berupa daging sapi
dan mitosnya setelah mereka kaya lalu mereka kembali lagi untuk memberikan
sedikit dari harta kekayaannya kepada raja tersebut.
·
Agama
Agama Islam yang dianut oleh hampir seluruh warga di desa ini
sangat kuat. Setiap magrib tiba para lelaki menuju masjid untuk sholat
berjamaah dan anak-anak pergi mengaji. Di dusun ini terdapat satu buah masjid
yang bernama Masjid Nurul Hamid . walaupun agama yang dianut oleh hampir
seluruh warga dusun patiro tetapi masih banyak yang percaya pada roh nenek
moyang atau disebut raja (sesepuh di dusun ini) dan percaya bahwa rezeki datang
bila memberi sesajen pada raja. Tapi itu hanya beberapa orang dari ratusan
warga yang ada di dusun ini. Pengetahuan tentang agama cukup banyak diketahui
oleh warga dusun patiro.
·
Fasilitas
Fasilitas di
desa ini sudah ada kemajuan. Dari mulai pembangunan jalan menuju dusun yang
sudah bagus, pembangunan masjid, keberadaan SD Islam Patiro, Taman bermain ,
warung-warung, dan air bersih. Perjalanan menuju desa patiro sudah bisa
dilewati oleh pete-pete (kendaraan umum) hanya sampai ujung jalan dusun saja.
Permasalahan yang ada di desa ini belum ada listrik dan walaupun ada hanya dari
jam 6 sore sampai jam 10 malam itupun memakai jenzet. Dusun ini satu-satunya
yang belum terdapat listrik tetapi sedang proses pembangkitan listrik oleh
Pemerintah setempat.
·
Gambaran
Umum Gua
Provinsi
Sulawesi Selatan berdiri pada tanggal 13 Desember 1960 dengan dasar hukum UU No
47 / 1960. Provinsi ini dengan ibu kotanya Makassar, memiliki luas wilayah
62.482,53 km², dan berpenduduk sejumlah 7.446.401 jiwa (sensus penduduk tahun
2010).
Provinsi
Sulewesi Selatan pada sebelah utara berbatasan dengan Sulawesi Tenggara,
sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, sebelah barat berbatasan dengan
Selat Makassar dan di sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone.
Provinsi
Sulwesi Selatan memiliki beragam potensi alam, salah satunya yaitu berupa suaka
alam Batimurung yang berlokasi di Maros dengan luas 18 ha. Komoditi utama
provinsi ini yaitu bijih besi, nikel, tembaga, timah hitam dan gips. Suku yang
berada di provinsi ini yaitu Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar.
Kabupaten Maros
adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
Ibukota kabupaten ini terletak di kota Maros. Kabupaten ini memiliki luas
wilayah 1.619,12 km² dan berpenduduk sebanyak ± 250.000 jiwa. Kabupaten Maros terdiri atas beberapa
kecamatan yaitu kecamatan Batimurung, Camba, Cerana, Lau, Mallwa, Mandai, Maros
Bari, Maros Utara, Marusu, Moncongloe, Simbang, Tanralili, Tompu Bulu, dan
Turikale.
Salah satu
potensi kepariwisataan Maros adalah gua-gua yang sangat indah dan menarik di
wilayah ini. Gua-gua tersebut menawarkan keindahan alam yang masih jarang
terjamah oleh tangan-tangan manusia. Puluhan gua dengan berbagai variasi
karakteristik dan ornamen, menjadi daya tarik tersendiri pada setiap gua-gua di
Maros.
·
Gua Leang Pute
Gua Leang Pute
merupakan gua yang berbentuk vertikal, Gua ini di namakan Leangpute’ karena
dinding pada gua ini berwarna putih yang dalam bahasa Bugis Makassarnya Pute’
artinya putih. gua ini merupakan gua terdalam kedua yang sebelumnya merupakan
gua terdalam pertama di Indonesia.
Dengan kedalaman ± 200,45 m dan
panjang slab ± 101 M. Gua ini
terletak di tengah hutan, dan cara mencapai ke enterance gua ini, kita perlu
menempuh jarak ± 2,5 jam dari desa terakhir dengan medan yang cukup sulit untuk
dilalui karena terjal dan dipenuhi bebatuan yang tajam. Untuk masuk ke gua ini
dibutuhkan keahlian khusus dan tenaga ekstra untuk menuruni tali, karena tali
yang di panjangnya kurang lebih 200 meter sangat berat untuk ditarik. Gua ini
berdiameter cukup lebar.Dinding-dinding gua ini terdapat ornamen seperti flowstone dan stalaktit yang sudah menjadi fosil. Dasar gua ini merupakan
reruntuhan bebatuan yang dihiasi dengan tetumbuhan yang hidup disekitarnya.
Batuan yang terdapat di dasar gua ini adalah batuan lepas.
·
Gua Dinosaurus
Gua Dinosaurus
terletak di Dusun Pattiro, Desa Labuaja, Kecamatan Bantimurung, Kabupate Maros. Sepertihalnya
Gua Leang Pute, gua ini pun merupakan gua vertikal yang tersusun dari batuan
gamping dan kondisi gua ini kering. Lebar mulut Gua Dinosaurus cukup besar
sehingga guanya dinamakan dinosaurus karena diumpamakan lebar mulut tersebut
dapat dimasuki oleh dinosaurus, dengan
kedalaman hingga ± 190 meter. Entrence
gua ini terletak tidah jauh dari entrence
Leang Pute . Bahkan terdapat lorong penghubung antara Dinasaurus dan Leang Pute
tetapi lorong tersebut tidak berada di dasar gua melainkan di tengah-tengah
dinding gua leangpute. Terdapat banyak ancor alam yang dapat di jadikan
tambatan utama pada gua ini . untuk mencapai dasar gua ini terdapat 9
Intermedit . karna gua terdapat banyak slab.
Di dasar gua ini terdapat banyak pepohonan sehingga terlihat seperti hutan
dibawah tanah.
·
Gua Sammani
Gua
sammani merupakan gua yang entrance nya berada di lembahan dan
harus menuruni sedikit tebing untuk mendekati mulut guanya. Untuk menuju gua
Samani harus meniti jalan setapak naik sampai di kawasan hutan lindung
perbatasan Karaenta dan Bantimurung, serta harus menerobos semak belukar yang sedikit
lebat. Mulut gua ini besar dan banyak di tumbuhi berbagai macam vegetasi.
Setelah masuk ke mulut gua kami harus melewati slab yang cukup panjang, dan banyak sekali kelelawar, laba-laba,
serta tetesan guano yang menumpuk di sepanjang 200 meter di dalam gua. Gua ini
panjangnya sekitar 423,46 M. Chamber
pada mulut gua banyak di jumpai boulder-boulder batuan beku . Kurang lebih 150
meter dari mulut yang pertamater dapat pintu masuk ke lubang dengan kedalaman
kurang lebih 30 meter dan berdiameter kurang lebih 5 meter dengan vegetasi di
sepanjang sumuran adalah lumut dan suplir. Pada dasar sumuran banyak di jumpai
boulder-boulder hasil runtuhan. Di sebelah timur dari puncak gundukan di jumpai
pilar dengan ukuran yang sangat besar.Ornamen yang terdapat di gua ini sangat
beragam dari mulai stalagtit, stalagmit, gourdam,
draperies, flowstone dan lainnya. Ornamennya rata-rata berwarna putih. Di
tengah-tengah gua terdapat aliran air yang hanya beberapa meter. Medan di gua
ini tidak terlalu sulit hanya saja ada beberapa medan yang sulit ditempuh
karena runtuhan batu yang sangat besar dan menjadikannya terjal. Terdapat 1 entrance horizontal dan 2 entrance vertikal. Di dalam gua ini
terdapat banyak batuan lepas dan lorongan terjal sehingga kami harus banyak
memanjat di dalam gua ini, gua ini kering dan berlumpur.
·
Gua Anjing
Gua Anjing berada
di Dusun Tadeang Desa Samanggi, Kab Maros. Entrance gua ini berada tepat di belakang perumahan warga. Tinggi lorong sekitar
1 M sehingga saat memasukinya harus dengan cara jalan jongkok.
Tidak jauh dari entrancekami menemui 3
percabangan. Pertama kami kami mengeksplor percabangan ke kanan dari arah
entrance. Lorong percabangan tersebut terdapat tembusan ke entrance lain,
maka gua ini memiliki entrance lebih dari 1. Lorong percabangan ini tidak cukup tinggi sehingga dengan cara menunduk
kami melewatinya, semakin lama lorong semakin mengecil sampai menemui entrance dengan lorong
yang hanya cukup untuk 1 badan orang dewasa. Kondisi dari lorong ini lembab.
Selanjutnya
kami mengeksplor percabangan ke 2 dengan tinggi lorong sekitar
80cm dan lebar 60cm sehingga kami mengeksplor dengan cara crowlay sepanjang lorong ini hingga lorong
yang sangat sempit dan sulit untuk dimasuki.
Kondisinya lorong ini sangat berlumpur.
Dilanjutkan dengan mengeksplor percabangan ke
3. Lorong ini cukup luas dengan kondisi
yang berlumpur dan ujung dari lorong ini adalah aliran sungai. Jalur untuk melalui aliran sungai ini harus menuruni
slab dengan permukaan tanah
yang sangat licin. Sehingga, kami memasang pengaman menggunakan
webbing, bias menyambungkan
2-3 webbing. Kami turun dan sampai pada aliran sungai dibatasi oleh sump dan ujung aliran sungai juga dibatasi oleh sum. Dari situ kami memulai pemetaan dengan system buttom to top.
·
Gua Hamid
Gua ini
terletak di Desa Samanggi Dusun Leang Rakko. Tepatnya letak mulut gua di area
lahan perkebunan warga, akses menuju gua ini pun tidak sulit dilewati karena
dekat dengan rumah warga setempat dan sebelum sampai mulut gua terdapat sumber
mata air.
Didalam gua
terdapat banyak ornamen-ornamen yang indah seperti; stalaktit, stalakmit, pilar, gourdam dll walaupun kondisi gua
tersebut dapat dikatakan kering. Gua ini pun mempunyai 3 mulut gua didalamnya
yang terletak dibagian awal, pertengahan dan ujung dari gua tersebut sehingga
pemetaan dilakukan dari mulut ke mulut gua dengan panjang gua 436,56 m.
Kemudian dalam gua ini terdapat 4 sumuran yang mempunyai kedalaman ± 18 meter,
8 meter dan 5 meter masing-masingnya. Terdapat pula lorongan-lorongan yang
terbentuk karena pembentukan ornamen. Fauna yang terdapat digua ini tidak
banyak dan sama halnya dengan gua-gua lainnya seperti; jangkrik, kelalawar, dan
laba-laba
·
Gua Saleh
Selain Gua Patta dan Gua Samani, di Dusun Leang Rako, Desa Samangki,
Kecamatan Bantimurung ini terdapat Gua Horizontal lainnya yang benama Gua
Saleh. Gua Vertikal yang diawali oleh slab,
dan harus menggunakan webbing ini
memiliki panjang total 300m. Akan tetapi, Gua Saleh ini memiliki cabang yang
diawali dengan merangkak, sepanjang 200m. Gua Saleh ini berair dan berlumpur,
tidak banyak ornamen yang tim temukan disini. Setelah memasuki cabang, tim akan
bertemu dengan 2 cabang lagi, yang dimana keduanya berair dan buntu. Apabila
kearah up stair akan menemukan
bongkahan-bongkahan batu yang ditutup dengan jalan berair hingga se dada orang
dewasa. Sedangkan down stair berakhir
dengan sump. Saleh merupakan salah
satu penduduk desa ini yang menujukan Gua dibelakang rumahnya, di berilah nama
Saleh.
·
Gua Patta
Gua Patta tertelak di Dusun Leang Rako, Desa Samangki, Kecamatan
Bantimurung. Gua ini merupakan Gua Horizontal yang diawali dengan enterence yang berbentuk slab. Dimulai dari mulut gua, sudah
banyak fauna-fauna seperti jangkrik yang berkeliaran, flora-flora seperti
tumbuhan liar pun terdapat di enterence
ini, dan di batunya terdapat lumut. Setelah slab,
terdapat ornament gourdam besar yang masih sangat bersih dan putih, ornament
ini dialiri oleh air dan terdapat genangan air. Gua patta ini di dalamnya
terdapat aliran sungai, selain itu di Gua Patta hampir seluruh jalur di gua ini
merupakan reruntuhan batu yang sangat besar. Gua Patta ini pertama ditemukan
oleh Tim Aps France yang di damping
oleh orang bernama Patta, maka gua ini dinamakan Gua Patta.
2.
Pengabdian Terhadap Llingkungan dan Masyarakat
Tim melakukan 3
jenis pengabdian. Yang pertama tim Memberikan Pengajaran di SD Islam Patiro,
sekolah yang terdapat di Desa Labuaja, Dusun Pattiro, Kab. Maros, Sulawesi
Selatan Yang kedua, kami. Memberikan perlengkapan alat shalat beserta kitab
suci Al-Quran kepada Masjid NURUL HAMID, di Desa Labuaja, Dusun Pattiro. Kab.
Maros, Sulawesi Selatan. Yang ketiga, Tim Memberikan buku-buku ilmu pengetahuan
SD kepada SD ISLAM PATTIRO & buku-buku ilmu pengetahuan SMP & SMA
Kepada Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di desa Janetaesa.
Bentuk Pengabdian yag dilakukan
·
Memberikan
Pengajaran di SD Islam Pattiro
Pada hari
Selasa tepatnya tanggal 28 Agustus 2012, Tim Memberikan Pengajaran di SD Islam
Pattiro, Desa Labuaja, Dusun Pattiro. Sekolah yang
hanya berisikan 15-25 siswa-siswi per kelasnya ini hanya memilik 5 kelas, yang
dimana 5 kelas ini yaitu kelas 1 dan kelas 2 nya di gabung di satu ruangan yang
hanya di sekat oleh papan saja. Sampai Siswa-siswi disini pun tidak semuanya
memakai sepatu, bahkan kebanyakan hanya menggunakan sandal atau telanjang kaki.
Awalnya tim kesulitan berinteraksi dengan siswa-siswi ini. Kebanyakan dari
mereka kurang bias mengunakan bahasa Indonesia, dan banyak siswa-siswi yang
malu atau bahkan enggan di ajak bicara. Siswa-siswi di SD Islam Pattiro ini
terlihat kurang tertarik dengan dunia pendidikan. Banyak diantara mereka yang
kesulitan ketika tim sedang melakukan pengajaran. Akan tetapi mereka sangat
antusias dengan cita-cita mereka, disinilah tim masuk untuk memberikan sebuah
motivasi yang juga mengaitkan dengan pentingnya pendidikan. Tidak hanya degnan
siswa-siswinya, para guru juga terlihat kurang bijaksana dalam mengajar
anak-anak, contohnya yang datang kesekolah hanya 3 guru saja, 1 diantaranya ialah kepala
sekolah. Yang dimana saat kami mengajar ke 2 guru tersebut pergi. Tidak hanya
pelajaran, kami memberikan quiz-quiz juga dan mengajak mereka bermain bersama.
·
Memberikan
perlengkapan alat shalat beserta kitab suci Al-Quran kepada Masjid NURUL HAMID,
di Desa Labuaja, DusunPattiro. Kab. Maros, Sulawesi Selatan.
Di
hari yang sama yaitu tanggal 28 Agustus 2012, setelah shalat dzuhur, tim
memberikan perlengkapan alat shalat beserta kitab suci Al-Quran. Mesjid ini
terlihat memprihatinkan, dimulai dari bedugnya yang sudah sangat tua, lantai
yang anjlok, juga alat shalat yang kurang memadai.Untuk adzan pun mereka
menggunakan tenaga traktor saat subuh hingga sore dan malam hari menggunakan
jenset berhubungan dengan belum masuknya listrik di desa ini.
·
Memberikan buku-buku
ilmu pengetahuan SD kepada SD ISLAM PATTIRO & buku- buku ilmu pengetahuan
SMP & SMA Kepada Madrasah Tsanawiyah Jami’Yatul Ittihad Wal-Irsyad JII Bantimurung.
Di hari yang
sama yaitu hari Selasa 28 Agustus, setelah tim selesai melakukan pengajaran
kepada siswa-siswi dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 tim memberikan buku-buku
Ilmu Pengetahuan kepada SD Islam Pattiro yang dititipkan kepada salah satu guru
di SD tersebut. Dan pada hari terakhir yaitu tanggal 3 September 2012 tim
memberikan buku-buku Ilmu Pengetahuan untuk SMP dan SMA kepada Madrasah Aliyah
dan Madrasah Tsanawiyah Jami’Yatul Ittihad Wal-Irsyad JII Bantimurung, Desa
Janetaesa Kecamatan Simbang Kabupaten Maros yang langsung bertemu dengan kepala
Sekolah Madrasah Tsanawiyah ini. Keadaan Madrasah ini sangat memprihatinkan,
dimulai dari bagian awal sekolah, yang hanya mempunyai pagar sekitar 70 meter
yang terbuat dari bambu, dan bambu-bambu tersebut pun dalam keadaan rubuh. Juga
keadaan kelas, bangku-bangku mereka yang pakai didapat dari bangku-bangku
sekolah negri yang sudah rusak lalu mereka perbaiki kembali dan dipakai
kembali.
3.
Penelusuran
Pada tanggal 25 sampai dengan 26 Agustus 2012 tim melakukan penelusuran di
Gua vertikal yaitu Gua Leang Pute dan Gua Dinosaurus. Saat itu penelusuran
dibagi menjadi 2 tim. Tim 1 (Gua Leang Pute) yaitu Bindaryo, Assa dan Cut
sedangkan tim 2 (Gua Dinosaurus) yaitu Rizky, Novi dan Anti. Untuk
diana saat itu menjadi anggota yang stanby di basecamp atau mulut gua. Selanjutnya tim melakukan penelusuran pada tanggal 29
Agustus 2012 tim melakukan penelusuran di Gua Sammani dan Gua Saleh.
Penelusuran dibagi menjadi 2 tim. Tim 1 (Gua Sammani) yaitu Diana, Dadaw, Novi
dan Cut sedangkan tim 2 (Gua Saleh) yaitu Rizky, Assa dan Anti. Pada
tanggal 30 Agustus tim melakukan penelusuran di Gua Patta dan yang terakhir tim
melakukan penelusuran di Gua Hamid dan
Gua Anjing. Saat itu penelusuran dibagi menjadi 2 tim. Tim 1 (Gua Anjing) yaitu
Bindaryo, Anti dan Cut sedangkan tim 2 (Gua Hamid) yaitu Rizky, Diana, Novi dan Assa. Tim melakukan penelusuran di setiap gua sampai
dasar gua atau ujung gua.
4.
Pemetaan
Tim melakukan pemetaan horizontal dan pemetaan vertikal.
Pemetaan horizontal tim lakukan menggunakan sistem bottom to top dengan forward
methode. Sedangkan saat pemetaan vertikal tim lakukan dengan metode poligon
terbuka.