Maros of Sulawesi
Selatan
Adventure Season caving 2012 kembali memilih lokasi
gua-gua di Maros, Makassar Sulawesi
Selatan. Kali ini tim (Trully Cave Expedition) beranggotakan Bindaryo, Nur Herdiana,
Ghassani, Cut Intan, Irianti, Novita, dan Rizky akan menelusuri 7 gua yang berlokasi
di 3 desa dan 3 dusun di daerah maros. Untuk gua vertikal, tim memilih gua Leang
Pute dan Lubang Dinosaurus yang bertempat di Desa Labuajo Dusun Pattiro. Dimana
lokasi gua ini terjauh dari lokasi gua-gua yang lain, seperti gua horizontal
menelusuri 3 gua diantaranya gua Patta, Sammani, dan Saleh yang berlokasi di
Desa Pangia Dusun Samangki yaitu desa kedua terjauh dari Maros. Dan yang
terakhir rmenelusuri gua yang berlokasi di Desa Samanggi Dusun Tadeang, yaitu gua
Anjing dan Hamide.
Rabu
22 Agustus 2012 pukul 17.00 WIB tim meninggalkan Bandung menuju Jakarta,
Bandara Soekarno Hatta. Kebetulan kesepakatan tim menggunakan jasa pesawat terbang
menuju Makassar, Bandara Sultan Hassanudin. Sekitar 4 jam perjalanan menuju
Jakarta, Bandara Soekarno Hatta Terminal 2F. Dan kurang lebih 2 jam mengudara bersama
Merpati Airline. Sekitar pukul 08.00 WITA sampai di Makassar,
Bandara Sultan Hassanudin.Tim pun dijemput oleh salah satu Mapala Makassar
yaitu KORPALA Unhas smenuju Mabes (Markas Besar) KORPALA yang biasa disebut,
menggunakan mobil (penyewaan mobil sekitar Bandara). Sesampai di Mabes tim beristirahat,
adapun yang belanja logistik dan konsumsi dan juga salah satu anggota tim melakukan
perijinan lanjutan ke Taman Nasional Bantimurung karena gua yang akan tim telusuri
ada dalam kawasan Taman Nasional Bantimurung. Tim pun bermalam di Mabes dan baru
memulai pergerakan keesokan harinya.
Pagi
pun tiba (23 Agustus 2012),sekitar pukul 11.30 tim memulai pergerakan menuju lokasi
gua terjauh yaitu Desa Labuajo Dusun Tadeang. Sebelumnya tim singgah di Pasar Maros
untuk belanja konsumsi yang kurang. Perjalanan dilanjutkan menuju Desa Labuajo,
kurang lebih 1 jam 30 menit perjalanan dan sampailah di desa tersebut. Tim
beristirahat dan melakukan Sosiologi Pedesaan di rumah Pak Patu, warga setempat
yang biasa menjadi tempat singgah para Mapala yang akan menelusuri gua-gua dilokasi
desa tersebut. Beliau seorang kakek tua yang tangguh, karena menelusuri Leang Pute
hanya dengan seutas akar pohon gantung sekitar mulut gua tersebut. Tak ingin banyak
waktu terbuang, kesepakatan tim saat itu juga mulai pergerakan menuju lokasi gua
Leang Pute dan Lubang Dinosaurus. Sekitar 3 jam perjalanan menuju lokasi gua tersebut
dengan jalur terjal yang cukup sulit dilewati. Ada pula sumber mata air dipertengahan
perjalanan menuju camp. Dengar kabar
di dusun tersebut tidak dianjurkan melakukan penelusuran gua pada malam hari karena
kuat akan cerita mistisnya. Tiba lah tim di camp
pada tengah malam dengan suhu udara yang tidak terlalu dingin, tidak membuat tim
repot membawa perlengkapan yang begitu banyak dibawa ke tempat camp. Tim pun mendirikan tenda dan memasak,
dilanjut dengan briefing dan istirahat.
Menjelang
pagi (24 Agustus 2012), tim melakukan berbagai persiapan seperti sarapan pagi
dengan menu yang telah diperhitungkan kalori yang dibutuhkan agar selalu
berstamina saat kegiatan berlangsung, lanjut stretching. Karena akan menelusuri gua vertikal Leang pute dan Lubang
Dinosaurus dimana gua Leang Pute adalah gua single
pitch Terdalam di Indonesia dan begitu pula Lubang Dinosaurus adalah gua
yang tidak banyak dijamah oleh kebanyakan orang. Seperti briefing malam tim pun
dibagi menjadi 2, yaitu tim Leang Pute (Bindaryo, Assa, Cut) dan tim Lubang Dinosaurus (Rizky, Anti, Novi) kebetulan salah satu anggota tim (Diana)
tidak dianjurkan untuk ikut serta turun dikedua gua tersebut dikarenakan kekhawatiran
kesehatannya maka dia standby di camp
dan di mulut gua. Saat itu pula, kedua leader
tim tersebut langsung melakukan rigging.
Untuk tim Leang Pute tidak kesulitan dalam mencari jalur untuk pemasangan tambatan,
karena sudah ada jalurnya. Untuk tambatannya tim Leang Pute menjadikan pohon sebagai
tambatan utama dan menggunakan 3 tali karamantel yang berukuran 50, 70, dan 100
meter. Karakteristik gua ini long pitch.
Kedalaman guanya 194 m & Slab 151,58 m, dengan titik koordinat
BT 119° 43’ 36” LS 05° 58’ 38”. Berbeda dengan tim Lubang Dinosaurus yang harus
2 kali pindah jalur pemasangan tambatan karena sekitar mulut gua tersebut rimbun
akan tumbuhan dan sulitnya mencari jalur yang besih. Dan sama dengan gua Leang Pute,
Lubang Dinosaurus menjadikan pohon sebagai tambatan utamanya. Berbeda dengan Leang
Pute, gua ini berkarakteristik multi
pitch dengan total 7 intermedit di setiap pitchnya dimana 5 intermedit
hingga lorongan tembusan gua Leang Pute dan Lubang Dinosaurus 2 sisanya hingga dasar
gua tersebut dengan menggunakan 3 tali karamantel yang berukuran 90, 50 da 50
meter itu pun tidak cukup hingga dasar gua. Kedalaman gua tersebut 158 m & Horizontal 335 m. Untuk memetakan kedua gua tersebut tim memerlukan waktu 2 hari lamanya.
Dan akhirnya tanggal 25 Agustus 2012 tim selesai memetakan kedua gua tersebut
pada malam hari. Setelah itu tim beristirahat dan lanjut clean rigging dikedua gua. Sebagian anggota tim mengambil air ke
tempat sumber mata air, kurang lebih jarak tempuh dari camp ke sumber mata air 1,5 km dengan 2 jam perjalanan.
Deskripsi lokasi kegiatan :
1.
Sosiologi Pedesaan
BRAMATALA, Barisan
mahasiswa Pencinta Alam Universitas Widyatama merupakan salah satu organisasi
yang menaungi para mahasiswa dan mahasiswi dalam kegiatan alam bebas. Proses
untuk menjadi anggota penuh dari BRAMATALA ini yaitu harus melakukan
serangkaian kegiatan yang dinamakan Adventure
Season. Sosiologi Pedesaan merupakan salah satu bagian kegiatan Adventure
Season.
·
Gambaran Umum Masyarakat Setempat
Dusun Patiro
yang terletak di Desa Labuaja, Kecamatan Cenrana, Kabupaten Maros – Sulawesi
Selatan. Dusun ini merupakan dusun terakhir di desa Labuaja. Dusun ini cukup
luas dan banyak penduduk, penduduk di desa ini sejumlah 654 terdiri dari 340
orang laki-laki dan 314 orang perempuan. Banyak terdapat anak-anak dan setiap
warga mempunyai sapi dan anjing di rumahnya dengan rumah yang dihuni adalah
rumah adat khas Maros yaitu rumah panggung. Penduduk yang sangat ramah dan
suasana alam yang sejuk di siang hari dan angin yang kencang di malam hari
merupakan ciri khas suasana dusun ini. Tim menempati rumah Tata Patu (pak Patu)
yang terletak di dekat SD Islam Patiro di ujung dusun.
·
Mata
Pencaharian
Mata
pencaharian penduduk di desa ini rata-rata Bertani,berkebun dan berternak.
Bertani jagung, cokelat, kacang, lombok, dan menggarap sawah. Setiap pagi para
laki-laki pergi berkebun sampai sore hari, sedangkan para ibu-ibu menunggu
dirumah dan sebagian berkumpul untuk arisan, acara PKK, dan Majelis Taklim. Ada
juga yang bekerja ke kota menjadi pegawai. Selain itu ada beratus-ratus
penduduk yang merantau untuk bekerja di kota-kota besar seperti Kendari,
Cokelat, dan lainnya di Sulawesi. Para Pemuda di dusun ini setiap harinya ikut
bertani dan mengolah kebun, sehingga pemuda di sini jarang ada yang menganggur
karena dituntut harus meneruskan lahan pertanian yang dimiliki turun temurun
·
Perekonomian
Perekonomian di
Dusun Patiro masih dibilang kurang, hal ini karena banyaknya penduduk yang
hanya bekerja di sekitar dusun atau bertani di lahan mereka sendiri. Pendidikan
yang kurang membuat sumber daya manusia yang ada kurang berkualitas. Tetapi
walau hanya berkebun atau bertani warga di dusun ini masih bisa mencukupi
keluarganya sehari-hari. Setiap rumah mempunyai peternakan sapi dan ini
merupakan asset untuk mereka. Dusun ini memiliki banyak asset, karena lahan
pertanian yang luas yang masih bisa digarap dan dijadikan tempat rezeki mereka
sehari-hari. Hasil sumber daya alam memang sangat melimpah di dusun ini,
masyarakat memanfaatkannya dengan menggarap lahan, bercocok tanam, sampai hanya
tinggal mengambil tumbuhan yang sudah ada. Hasil per
tanian mereka
simpan sampai berkarung-karung di setiap rumahnya tanpa dijual kembali, hasil
ini mereka gunakan untuk persediaan mereka di masa yang akan datang.
·
Pendidikan
Pendidikan di
dusun ini sangat kurang. Pendidikan yang dijalanin oleh hampir seluruh warga
dusun ini hanya sampai sd, cukup banyak yang sampai SMP. Jarang sekali yang
sampai jenjang SMA maupun kuliah, hanya ada 2-3 orang yang ke jenjang kuliah,
itupun yang pergi merantau. Melihat
kondisi pendidikan yang memprihatinkan di desa ini dibangunlah sebuah SD yaitu
SD Islam Patiro pada tahun 2009-2010, meskipun jumlah ruangan kelas yang tidak
terlalu banyak, guru yang sedikit tapi banyak sekali anak-anak yang bersekolah
di sini. SD ini mempunyai perpustakaan dan lapangan bermain yang cukup besar.
Untuk bersekolah di sini tidak dipungut biaya karena SD ini dibantu oleh
Pemerintah setempat.
·
Adat Istiadat
Adat istiadat
yang terdapat di desa ini adalah perayaan dan upacara yang dilakukan bila
datangnya hasil panen yang melimpah. Upacara yang dilakukan seperti perayaan
yang diiringi tarian dan musik dari gendang, upacara ini dinamakan padeko.
Selain itu ada pula upacara bila datangnya musim hujan dan upacaranya dinamakan
Bepa Pitu adapun perayaan yang dilakukan hanya oleh beberapa orang yaitu memuja
raja yang ada di dusun ini. Raja atau sesepuh di dusun ini yang sudah tiada,
pada awalnya mereka meminta rezeki dengan memberi sesajen berupa daging sapi
dan mitosnya setelah mereka kaya lalu mereka kembali lagi untuk memberikan
sedikit dari harta kekayaannya kepada raja tersebut.
·
Agama
Agama Islam yang dianut oleh hampir seluruh warga di desa ini
sangat kuat. Setiap magrib tiba para lelaki menuju masjid untuk sholat
berjamaah dan anak-anak pergi mengaji. Di dusun ini terdapat satu buah masjid
yang bernama Masjid Nurul Hamid . walaupun agama yang dianut oleh hampir
seluruh warga dusun patiro tetapi masih banyak yang percaya pada roh nenek
moyang atau disebut raja (sesepuh di dusun ini) dan percaya bahwa rezeki datang
bila memberi sesajen pada raja. Tapi itu hanya beberapa orang dari ratusan
warga yang ada di dusun ini. Pengetahuan tentang agama cukup banyak diketahui
oleh warga dusun patiro.
·
Fasilitas
Fasilitas di
desa ini sudah ada kemajuan. Dari mulai pembangunan jalan menuju dusun yang
sudah bagus, pembangunan masjid, keberadaan SD Islam Patiro, Taman bermain ,
warung-warung, dan air bersih. Perjalanan menuju desa patiro sudah bisa
dilewati oleh pete-pete (kendaraan umum) hanya sampai ujung jalan dusun saja.
Permasalahan yang ada di desa ini belum ada listrik dan walaupun ada hanya dari
jam 6 sore sampai jam 10 malam itupun memakai jenzet. Dusun ini satu-satunya
yang belum terdapat listrik tetapi sedang proses pembangkitan listrik oleh
Pemerintah setempat.
·
Gambaran
Umum Gua
Provinsi
Sulawesi Selatan berdiri pada tanggal 13 Desember 1960 dengan dasar hukum UU No
47 / 1960. Provinsi ini dengan ibu kotanya Makassar, memiliki luas wilayah
62.482,53 km², dan berpenduduk sejumlah 7.446.401 jiwa (sensus penduduk tahun
2010).
Provinsi
Sulewesi Selatan pada sebelah utara berbatasan dengan Sulawesi Tenggara,
sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, sebelah barat berbatasan dengan
Selat Makassar dan di sebelah timur berbatasan dengan Teluk Bone.
Provinsi
Sulwesi Selatan memiliki beragam potensi alam, salah satunya yaitu berupa suaka
alam Batimurung yang berlokasi di Maros dengan luas 18 ha. Komoditi utama
provinsi ini yaitu bijih besi, nikel, tembaga, timah hitam dan gips. Suku yang
berada di provinsi ini yaitu Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar.
Kabupaten Maros
adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.
Ibukota kabupaten ini terletak di kota Maros. Kabupaten ini memiliki luas
wilayah 1.619,12 km² dan berpenduduk sebanyak ± 250.000 jiwa. Kabupaten Maros terdiri atas beberapa
kecamatan yaitu kecamatan Batimurung, Camba, Cerana, Lau, Mallwa, Mandai, Maros
Bari, Maros Utara, Marusu, Moncongloe, Simbang, Tanralili, Tompu Bulu, dan
Turikale.
Salah satu
potensi kepariwisataan Maros adalah gua-gua yang sangat indah dan menarik di
wilayah ini. Gua-gua tersebut menawarkan keindahan alam yang masih jarang
terjamah oleh tangan-tangan manusia. Puluhan gua dengan berbagai variasi
karakteristik dan ornamen, menjadi daya tarik tersendiri pada setiap gua-gua di
Maros.
·
Gua Leang Pute

·
Gua Dinosaurus

·
Gua Sammani

·
Gua Anjing

Selanjutnya
kami mengeksplor percabangan ke 2 dengan tinggi lorong sekitar
80cm dan lebar 60cm sehingga kami mengeksplor dengan cara crowlay sepanjang lorong ini hingga lorong
yang sangat sempit dan sulit untuk dimasuki.
Kondisinya lorong ini sangat berlumpur.
Dilanjutkan dengan mengeksplor percabangan ke
3. Lorong ini cukup luas dengan kondisi
yang berlumpur dan ujung dari lorong ini adalah aliran sungai. Jalur untuk melalui aliran sungai ini harus menuruni
slab dengan permukaan tanah
yang sangat licin. Sehingga, kami memasang pengaman menggunakan
webbing, bias menyambungkan
2-3 webbing. Kami turun dan sampai pada aliran sungai dibatasi oleh sump dan ujung aliran sungai juga dibatasi oleh sum. Dari situ kami memulai pemetaan dengan system buttom to top.
·
Gua Hamid

Didalam gua
terdapat banyak ornamen-ornamen yang indah seperti; stalaktit, stalakmit, pilar, gourdam dll walaupun kondisi gua
tersebut dapat dikatakan kering. Gua ini pun mempunyai 3 mulut gua didalamnya
yang terletak dibagian awal, pertengahan dan ujung dari gua tersebut sehingga
pemetaan dilakukan dari mulut ke mulut gua dengan panjang gua 436,56 m.
Kemudian dalam gua ini terdapat 4 sumuran yang mempunyai kedalaman ± 18 meter,
8 meter dan 5 meter masing-masingnya. Terdapat pula lorongan-lorongan yang
terbentuk karena pembentukan ornamen. Fauna yang terdapat digua ini tidak
banyak dan sama halnya dengan gua-gua lainnya seperti; jangkrik, kelalawar, dan
laba-laba
·
Gua Saleh

·
Gua Patta

2.
Pengabdian Terhadap Llingkungan dan Masyarakat
Tim melakukan 3
jenis pengabdian. Yang pertama tim Memberikan Pengajaran di SD Islam Patiro,
sekolah yang terdapat di Desa Labuaja, Dusun Pattiro, Kab. Maros, Sulawesi
Selatan Yang kedua, kami. Memberikan perlengkapan alat shalat beserta kitab
suci Al-Quran kepada Masjid NURUL HAMID, di Desa Labuaja, Dusun Pattiro. Kab.
Maros, Sulawesi Selatan. Yang ketiga, Tim Memberikan buku-buku ilmu pengetahuan
SD kepada SD ISLAM PATTIRO & buku-buku ilmu pengetahuan SMP & SMA
Kepada Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah di desa Janetaesa.
Bentuk Pengabdian yag dilakukan
·
Memberikan
Pengajaran di SD Islam Pattiro

·
Memberikan
perlengkapan alat shalat beserta kitab suci Al-Quran kepada Masjid NURUL HAMID,
di Desa Labuaja, DusunPattiro. Kab. Maros, Sulawesi Selatan.

·
Memberikan buku-buku
ilmu pengetahuan SD kepada SD ISLAM PATTIRO & buku- buku ilmu pengetahuan
SMP & SMA Kepada Madrasah Tsanawiyah Jami’Yatul Ittihad Wal-Irsyad JII Bantimurung.


3.
Penelusuran

4.
Pemetaan

Tim melakukan pemetaan horizontal dan pemetaan vertikal.
Pemetaan horizontal tim lakukan menggunakan sistem bottom to top dengan forward
methode. Sedangkan saat pemetaan vertikal tim lakukan dengan metode poligon
terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar