Minggu, 22 Juli 2012

Gombong

Gombong salah satu daerah tujuan dilaksanakannya kegiatan Try Out penulusuran gua. Tepatnya bertempat di DUsun Teba Desa Candirenggo RT 07 RW V Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen, Propinsi Jawa tengah. Tim kami bernama TRULLY CAVE EXPEDITION berjumlah 7 orang diantaranya yaitu Bindaryo, Rizki Handika, Ghassani, Nurherdiana, Novitasari S, Cut Intan dan Irianti yang akan melakukan kegiatan caving di gombong dan akan menelusuri 3 gua dari sekian banyaknya gua di daerah tersebut. Gua tersebut bernama Gua Jemblongan, Gua Macan dan Gua Liyah 1.

Kami memulai keberangkatan pada hari Rabu, 13 juni 2012. Dari kampus Universitas Widyatama menuju stasiun kiaracondong. Dan kereta berangkat pada pukul 06.10 WIB. Sekitar kurang lebih 6 jam kami berada di kereta hingga sampailah kami di stasiun gombong. Untuk menuju desa candirenggo kami harus menaiki angkutan umum seperti mini bus jurusan Gombong-Ayah yang melewati desa candirenggo. 1 jam kami di perjalanan dari stasiun gombong menuju desa candirenggo. Setelah sampai tepatnya kami turun di SD Negeri 2 Candirenggo. Dan rencana kami untuk menuju rumah Pak Sadji ketua RT desa tersebut sekaligus kami akan bermalam selama kami berkegiatan disana. Dengan berjalan kaki sekitar 15 menit atau sekitar 500 meter menuju rumah Pak Sadji dari SD Negeri 2 Candirenggo, kami rasakan suasana di desa tersebut dan keramahan penduduk sekitar. Setelah sampai di rumah Pak Sadji, kami meminta ijin untuk bermalam di tempatnya selama kegiatan kami berlangsung. Disini lah tempat camp kami dengan titik koordinat 10924'22''BT - 0741'59''LS. Malam pun tiba, suhu yang cukup dingin membuat kami tetap hangat dengan sajian makan malam yang di sajikan oleh Bu Sadji. Makan malam dilanjutkan briefing untuk mempersiapkan penelusuran gua pertama.

Setelah selesai kami sarapan pagi dengan menu yang telah di perhitungkan kalori yang dibutuhkan agar kami selalu berstamina saat kegiatan berlangsung, kami langsung melakukan streching dan bersiap-siap untuk pergi menuju gua jemblongan. Dalam perjalana menuju gua, kami melewati beberapa punggungan, dan selama sekitar 30 menit sampailah kami di mulut gua jemblongan dengan lebar mulut gua 36,1 meter dan tingginya 14,2 meter . Gua ini adalah gua horizontal dengan titik koordinat 10924’25’’BT - 0742’06’’LS dan dengan kedalaman gua adalah 700 meter yang menembus ke gua petruk. Vegetasi sekitar entrance terdapat pohon jati dan semak belukar.

Kami membagi 2 tim, 1 tim untuk melakukan resection dan tim lain memasang plat yang telah kami buat mencantumkan nama gua dan motto penelusuran gua. Jalur dalam gua ini cukup menantang. Kami melakukan pemetaan, dengan melewati percabangan, melewati chamber, jalur dimana kami harus melewati dengan cara merunduk, melihat indahnya ornamen seperti stalaktit, stalakmit, sodastraw, gourdam, draperies,

moon milk, flows tone, columb, water fall stone, brain stone, dll. Sepanjang jalur yang kami lewati itu kondisi gua yang berair. Dan air hingga ketinggian ± 1 meter. Sampailah kami di mulut gua petruk akhir dari jalur gua jemblongan. Selesai sudah kami melakukan penelusuran gua pertama lalu kami langsung menuju camp dengan melewati rumah-rumah warga dan jalan raya dengan berjalan kaki selama 1 jam. Hari yang cukup lelah dan menyenangkan tidak membuat kami patah semangat untuk menelusuri gua selanjutnya. Malam pun tiba, saatnya makan malam dan melakukan evaluasi briefing.

Penulusuran dilanjutkan menuju gua vertikal, gua macan. Tidak terlupakan

untuk sarapan pagi dan streching dan langsung memulai pegerakan menuju gua macan. Tidak jauh dari tempat camp, dapat ditempuh 20 menit dengan berjalan kaki melewati pemukiman warga dan beberapa punggungan. Tepatnya letak gua macan tersebut dilembahan. Tim kembali dibagi menjadi 2, tim pemetaan horizontal dan tim pemetaan vertikal sebelum dimulai penulusuran gua tim pemetaan horizontal melakukan resection dan tim pemetaan vertikal memasangkan plat. Titik koordinat gua ini adalah 10924’29’’BT - 0741'46''LS. Dilanjutkan dengan pemetaan, tim pemetaan vertikal memulai terlebih dahulu masuk kedalam gua untuk pemasangan rigging dengan beranggotakan 3 orang kemudian tim pemetaan horizontal yang beranggotakan 4 orang memulai pemetaan dengan merunduk memasuki mulut gua macan tersebut dengan lebar mulut gua 1,5 meter dan panjang mulut gua 0.8 meter.

Kemudian dilanjutkan pemetaan horizontal untuk tim horizontal karena karakteristik gua macan tersebut yaitu horizontal atas 300 meter, vertikalnya sendiri 44 meter, horizontal bawah up stream 300 meter, dan down stream 1000 meter. Tim hanya memetakan horizontal atas dan vertikal. Dilanjutkan dengan menuruni gua vertikal diamana dasar gua vertikal tersebut aliran air sungai dengan kedalaman sampai ± 1,5 meter. Kami memutuskan untuk mengeksplor gua horizontal bawah down stream dengan jalur yang cukup terjal, sampai kami menemui air terjun. Berhenti sejenak untuk menikmati derasnya air yang terlihat dan gemuruh air yang terdengar. Melihat waktu, kami memutuskan untuk mengakhiri eksplorasi dan kembali ke tempat dimana kami akan melakukan SRT. Satu per satu kami bergantian untuk SRT sampai akhirnya cleaner memastikan tidak ada satu pun logistik yang tertinggal. Clean rigging kami lakukan dan dilanjutkan untuk kembali ke camp. Setelah keluar dari gua ternyata hari sudah gelap, membuat kami untuk mempercepat pergerakan. Dan sesampainya kami membagi-bagi tugas untuk mencuci logistik, beres-beres dan menyiapkan makan malam. Seperti biasa dilanjutkan evaluasi briefing dan beristirahat.

Saatnya kami melakukan tugas kami kembali dengan menelusuri gua terakhir. Setelah

sarapan pagi, streching, dan persiapan, kami langsung menuju gua Liyah 1, dalam

perjalanan kami menaiki angkutan desa, karena lokasi gua cukup jauh. Gua ini berdekatan dengan gua petruk. Dengan angkutan desa kami turun di pintu masuk gua petruk dan mengambil arah kanan untuk menuju gua Liyah 1. Dengan berjalan kaki dari pintu masuk gua petruk, kami melewati punggungan dan sampailah berada di mulut gua Liyah 1. Kami membagi-bagi kembali tugas untuk resection, mengamati flora fauna dan memasang plat. Entrance gua dengan lebar gua hanya 1,5 meter dan tinggi gua 1,3 meter. Gua ini memiliki kedalaman 800 meter, dengan kondisi gua yang basah dan berlumpur.

Ornamen yang selalu menghiasi setiap dinding dan atap gua, dan uniknya fauna yang ada di dalam gua tersebut membuat kami ingin mendokumentasikan

keindahan dalam gua itu. Sekitar 500 meter kami pemetaan, suhu udara semakin panas dan oksigen yang semakin menipis membuat salah satu dari kami yaitu diana terserang asma. Pertolongan pertama yang dilakukan yaitu mencari tempat yang cukup luas agar udara tidak terlalu pengap. P3k harian memberikan oksigen tabung untuk bantuan pernapasan. Kami memecah menjadi 2 tim, tim 1 untuk melanjutkan eksplorasi sampai jalur akhir pada gua, dan tim lain menjaga diana yang terserang asma sampai memulihkan kembali kondisi diana. Setelah pulih dan tim eksplor telah kembali, maka kami langsung kembali ke luar dan menuju camp. Di perjalanan kami ikut dengan truk muatan sampai SD Negeri 2 Candirenggo. Kami berjalan kembali menuju camp. Setelah sampai, kami membagi-bagi tugas untuk mencuci logistik, beres-beres, dan mempersiapkan untuk makan malam dilanjutkan dengan evaluasi briefing.

Tidak terasa sudah hari ke lima sekaligus hari terakhir kami berada di desa ini. Kami akan melakukan pengabdian terhadap warga disini, tepatnya kami membantu dalam mata pencaharian warga sekitar yaitu Sadap kelapa. Prosesnya yaitu mengambil air sadapan kelapa yang keluar dari bunga kelapa yang telah di iris dan ditunggu selama 3 hari, kemudian di endapkan selama 1 hari lalu di proses dengan cara merebus air tersebut dengan menambah sedikit parutan kelapa, selama sekitar 1,5 jam merebus air sadapan kelapa jadilah gula yang siap untuk di cetak. Kami juga melakukan sosialisasi pedesaan, Novi dan Rizki berbincang dengan warga-warga sekitar, selain itu Assa dan Anti berbincang langsung dengan ketua LMDH (Lembaga Masyarkat Desa Hutan) yaitu Bapak Satiman adalah mantan kepala dusun desa tersebut. Setelah melakukan sosped, kami berempat langsung mengikuti prosesnya penyadapan kelapa. Setelah proses sadap kelapa telah menghasilkan gula merah kami mendapat ilmu dari pembuatan gula merah tersebut.

Telah selesai semua tugas kami, saatnya untuk packing dan berpamitan kepada Pak Sadji, Ibu Sadji dan anaknya bahwa kami sangat berterimakasih telah mengijinkan kami berada di tempatnya selama proses kegiatan kami, memberikan pengarahan-pengarahan kepada kami. Kami melanjutkan perjalanan pulang menuju Bandung, dengan rasa yang mengharukan telah mendapatkan pengalaman selama 5 hari kami berada di desa candirenggo. Ilmu dan pengalaman yang kami dapat semoga menjadi bekal bagi kami untuk kedepannya. Tim TRULLY CAVE EXPEDITION BRAMATALA - UTama .

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Min. Minta rekomend goa yg vertikal & horizontal yg bisa buat latian Mapping sama self rescue dong min !!