Minggu, 29 November 2009

PIDATO BOCAH YANG MEMBUNGKAM PARA PEMIMPIN DUNIA
(Tentang Lingkungan Hidup)


Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yg bernama Severn Suzuki, seorang anak yang pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental Children’s Organization ( ECO ).

ECO sendiri adalah sebuah kelompok kecil anak yang mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada anak-anak lain mengenai masalah lingkungan.

Dan mereka pun diundang menghadiri Konferensi Lingkungan Hidup PBB, di mana pada saat itu Severn yang berusia 12 Tahun memberikan sebuah pidato kuat yang memberikan pengaruh besar (dan membungkam) beberapa pemimpin dunia terkemuka.

Apa yg disampaikan oleh seorang anak kecil berusia 12 tahun hingga bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening, lalu saat pidatonya selesai ruang sidang penuh dengan orang terkemuka yang berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun.

Inilah Isi pidato tersebut: (Sumber: The Collage Foundation)

"Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization Kami adalah kelompok dari Kanada yang terdiri dari anak-anak berusia 12 dan 13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang ke sini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di sini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja.

Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada di sini untuk berbicara bagi semua generasi yang akan datang.

Saya berada di sini mewakili anak-anak yang kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar.

Saya berada di sini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya di seluruh planet ini karena kehilangan habitatnya. Kami tidak boleh tidak didengar.

Saya merasa takut untuk berada di bawah sinar matahari karena berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yang dibawa oleh udara.

Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker.
Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.

Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.

Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang?

Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya!

Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Anda tidak tahu bagaimana cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah.

Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Di sini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi dan anda semua adalah anak dari seseorang.

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut.

Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama.

Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.

Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami membeli sesuatu dan kemudian membuangnya, beli dan kemudian buang.
Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan.
Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.

Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.

Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: ” Aku berharap aku kaya, dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih sayang ” .

Jika seorang anak yang berada di jalanan dan tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?

Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India .

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini.

Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk berbagi dan tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?

Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konferensi ini, mengapa anda melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharusnya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan mengatakan, ” Semuanya akan baik-baik saja”, kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari segalanya.”

Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua? Ayah saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena perbuatanmu, bukan oleh kata-katamu”.

Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari.
Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.

Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.
*********************************************************************

Servern Cullis-Suzuki telah membungkam satu ruang sidang Konferensi PBB, membungkam seluruh orang-orang penting dari seluruh dunia hanya dengan pidatonya. Setelah pidatonya selesai serempak seluruh orang yang hadir di ruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun itu.

Dan setelah itu, ketua PBB mengatakan dalam pidatonya:

” Hari ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa pentingnya linkungan dan isinya di sekitar kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun, yang maju berdiri di mimbar ini tanpa selembarpun naskah untuk berpidato. Sedangkan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh asisten saya kemarin. Saya … tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun “
———— ——— ——— ——— ———
*Tolong sebarkan tulisan ini ke semua orang yang anda kenal, bukan untuk mendapatkan nasib baik atau kesialan kalau tidak mengirimkan, tapi mari kita bersama-sama membuka mata semua orang di dunia bahwa bumi sekarang sedang dalam keadaan sekarat dan kitalah manusia yang membuatnya seperti ini yang harus bertindak untuk mencegah kehancuran dunia.

Selasa, 24 November 2009

TAHAP I. PEMFITAL XXVII

Materi Kelas
Materi Kelas dilaksanakan pada sabtu dan minggu (tgl 14 & 15 Nov 09) dengan diikuti oleh 27 peserta yang datang silih berganti dan ujung-ujungnya tetap ada yang susulan. Ckckckc. Para peserta dibekali oleh sebuah Modul atau Diktat Pemfital BRAMATALA yang berisi pengetahuan dasar Gunung Hutan. Tidak banyak yang dapat yang dapat dituliskan disini, sesuai dengan kegiatannya yang bersifat SERIUS dan TEORITIS. hehe


Materi Lapangan
Tanggal 21-22 Nov 09 Sekre BRAMATALA menjadi tempat istirahat untuk para panitia yang berangkat pukul 07.00 Wib menuju lokasi materi lapangan di daerah Parongpong, Lembang. Kegiatan materi ini di ikuti oleh sembilan orang peserta (yang lain mana? Berhalangan. Biasa…). Walau cuaca kurang mendukung dengan sedikit gerimis, tetap terlihat semangat di setiap peserta untuk mengikuti kegiatan ini. Canda tawa dan gurauan mengisi suasana malam yang dingin dan api unggun yang besar menjadi lapak untuk berkumpul sambil menikmati jagung bakar dan sosis panggang.

Pagi harinya, kegiatan dimulai dengan olahraga lalu disuguhi dengan bubur kacang hijau hangat. Beristirahat sejenak lalu dilanjutkan, mulai dari Resection & Navigasi. Peserta dibagi menjadi 3 tim walau masih ragu dalam melakukan materi tetapi mereka tetapberusaha mencoba walau ragu. Setelah Navigasi usai, dilanjutkan dengan materi SAR (Search and Rescue) calon dibagi menjadi 2 tim terlihat dari tiap – tiap peserta untuk segera ingin menyelamatkan korban walau hujan membasahi diri mereka. Setelah selesai melakukan Navigasi dan SAR waktunya makan siang dan istirahat sakedeng.

Setelah usai beristirahat, kegiatan dilanjutkan dengan materi PK (Penyebrangan kering) hujan mengguyuri tetapi semangat tidak menyerah untuk mencoba sampai finish dan berfoto riang di tengah penyebrangan. Setelah semua mencoba, kegiatan selanjutnya yaitu THAB (Teknik Hidup Alam Bebas) mulai dari pembuatan bivak, para – para, pembuatan api, Botani dan Zoologi. Mulai dari pembuatan bivak para peserta dibagi menjadi 2 tim dan hasilnya “lumayan” untuk pemula namun mereka tidak lupa dari syarat-syarat pembuatan bivak. Materi Botani dengan mencoba tumbuhan survival, lalu zoologinya para calon mencoba belalang dan jangkrik bakar sampai membersihkan cacing sondari yang dapat dikonsumsi. Setelah semua kegiatan terlaksana waktunya pulang, tak lupa untuk berdoa dan BRAM……!!!!!!


"Ucup Cadas Jenggala"

Sabtu, 21 November 2009

TWKM XXI


Pada tanggal 19 Oktober 2009 dua orang anggota Bramatala berangkat ke Makassar untuk mengikuti kegiatan Temu Wicara dan Kenal Medan XXI. Dua anggota Bramatala tersebut adalah Citra Puspa Sari (LB 082501-B) dan Rizal Diza Wandi (TP 082401-B), dimana Citra mengambil kegiatan Temu Wicara dan Rizal mengambil divisi Arung jeram untuk kegiatan Kenal Medan.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makasar adalah tuan rumah TWKM XXI kali ini. Kegiatan Temu Wicara dan Kenal Medan ini mengangkat tema Lestarikan Hidup dalam Tindakan Nyata yang diikuti sebanyak 124 organisasi MAPALA.

Dari kegiatan Temu Wicara forum tertinggi MAPALA tingkat Perguruan Tinggi se-Indonesia ini menghasilkan, sebagai berikut :
a. Pusat Koordinasi Nasional : HIMPALA Universitas Nasional, Jakarta
b. Pusat Koordinasi Daerah Jawa Barat : ASTACALA Institut Teknologi Telkom, Bandung
c. Tim Perumus :
- Ambo Lebbih , MAPALA STIE Makassar
- Muksin, MAPALA Cagar Gaspasi, Pontianak
- Muh. Hasir Adam, KORPALA Universitas Hasanudin
- Isti Mudrikah, Madawirna Universitas Negeri Yogyakarta
- Muh. Iqbal Farisi, MAPALA UPN Veteran, Jawa Timur
- Ade Wahyudi, MAPALA Universitas Indonesia
- Nigra Raras Setra, Mapala UNISI
d. Tim Delegasi :
- Suriansyah, MAPALA STIE Makassar
- Oceng, MAPALA Cagar Gaspasi, Pontianak
- Dedi, MAPALA UNIPATTI Ambon
- Epol, STMIK Handayani Makassar
- Ridwan Krisdiansyah, GIRI GAHANA UPN Veteran, Jakarta
e. Penyelengara TWKM XXII periode 2009-2010 adalah Mapala Cagar Gaspasi, Pontianak.

Kegiatan Kenal Medan terbagi menjadi lima divisi, yaitu :
a. Gunung Hutan : Pegunungan Karoue
b. Panjat Tebing : Tebing Tinoring
c. Penelusuran Gua : Leang Pute
d. Arung Jeram : Sungai Sa’dan
e. Susur Pantai : Pesisir Pantai Bira

Artikel Maros

Maros lokasi seribu gua. Beberapa waktu yang lalu teman-teman dari BRAMATALA mengadakan kegiatan Adventure Season di daerah tersebut. Walaupun tujuannya adalah menyusuri beberapa gua akan tetapi temen-teman Bramatala juga melakukan Sosiologi Pedesaan terhadap penduduk setempat. Berikut ini informasi tentang maros dan sejarah beberapa gua (untuk artikel penelusuran dapat dilihat disini) yang dapat dihasilkan oleh teman-teman Bramatala. Cekedot....... akh.....

Kabupaten Maros adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di kota Maros. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.619,12 km² dan berpenduduk sebanyak ± 250.000 jiwa. Kabupaten Maros terdiri atas beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Batimurung, Camba, Cerana, Lau, Mallwa, Mandai, Maros Bari, Maros Utara, Marusu, Moncongloe, Simbang, Tanralili, Tompu Bulu, dan Turikale. Suku yang berada di provinsi ini yaitu Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar. Tim melakukan pendataan sosiologi pedesaan dengan warga sekitar mengenai mata pencaharian warga, agama, adat istiadat, pendidikan dan sejarah tentang gua. Adapun rumah warga yang kami jadikan sebagai tempat tinggal dan basecamp yaitu rumah Ibu Siti dan Pak Sulaeman.


Mata pencaharian
Pada umumnya mata pencaharian yang terletak di Dusun Patunuang, Kelurahan Samanggi, Kecamatan Simbang adalah bertani, diantaranya ada yang menanam coklat, menanam kacang,dan menanam padi. Selain bertani warga sekita juga beternak sapi dan ayam, sehingga pertumbuhan ekonomi di sekitar desa tersebut tergolong baik. Kepala keluarga dan para remaja pada umumnya bekerja sebaga buruh di Kota Maros, namun para perempuan khususnya ibu rumah tangga pada pagi hari pergi ke ladang mereka untuk bertani, ketika panen tiba hasil dari pertanian tersebut dikonsumsi untuk sendiri dan ada pula yang dijual sebagai tambahan penghasilan. Di desa ini sangat mudah sekali didapat beras sehingga sangat murah harganya. Rata-rata tiap warga mempunyai sapi sebanyak 3 sampai 15 ekor.

Pendidikan
Tingkat pendidikan yang terletak di Dusun Patunuang, Kelurahan Samanggi Kecamatan Simbang tergolong baik, karena pada umumnya warga sekitar sudah mulai menyadari pentingnya pendidikan. Rata-rata orang tua dari warga berpendidikan hingga Sekolah Dasar bahkan ada yang tidak sekolah, namun setelah warga menyadari pentingnya pendidikan, anak-anak mereka bersekolah hingga tingkat SMA / Aliyah, bahkan ada yang melanjutkan sampai perguruan tinggi. Sekolah yang diminati disana adalah sekolah yang ada unsur islamnya yang disebut Aliyah setingkat dengan SMA. Pada pagi hari anak-anak dan remaja pergi untuk bersekolah dan setelah pulang mereka membantu orang tuannya untuk bertani dan beternak. Ketika sore menjelang anak-anak melanjutkan sekolah keagamaan di sekitar desa tersebut.

Agama
Agama yang dianut oleh masyarakat sekitar pada umunya adalah agama islam, mereka sangat patuh dan taat terhadap ajaran agama Islam, pada sore hari anak-anak belajar ilmu agama di pengajian setempat, namun masih ada yang menganut kepercayaan terhadap leluhur, biasanya mereka memberikan sesaji terhadap leluhurnya, namun hal tersebut telah banyak dilarang oleh pemerintah setempat, karena hal tersebut mendekatkan pada kemusyrikan bagi yang beragama islam, hal ini dibuktikan dengan adanya himbauan yang berupa plang di pinggir jalan dan yang melanggar dikenakan sangsi. Ada juga yang beragama islam tetapi masih mempunyai kepercayaan terhadap arwah nenek moyang.

Adat Istiadat
Pada umunnya warga yang terletak di Dusun Patunuang, Kelurahan Samanggi, Kecamatan Simbang adalah suku Bugis, kebanyakan penduduk sekitar tidak begitu memegang adat istiadat, hanya acara-acara tertentu saja yang masih melakukan acara adat contohnya pernikahan yang di iring-iringkan ke tiap desa. Ada pula kebiasaan yang sangat dilarang di desa tersebut yaitu minum balo (sejenis tuak) yang dapat memuat orang mabuk. Adat isitiadat setempat sudah banyak ditinggalkan jika ada yang bertentangan dengan norma agama.

Sejarah Tentang Gua
Kawasan Taman Nasional Bantimurung, Bulusaraung, merupakan cagar alam yang dilindungi, karena memiliki keanekaragaman hayati dan banyaknya ditemukan gua-gua yang merupakan situs purbakala. Gua-gua yang terletak di Kabupaten Maros Sudah diketahui sejak lama oleh penduduk dan masih banyak juga yang belum diketahui. Kawasan kars tersebut dipopulerkan oleh orang-orang Francis di negaranya, karena memiliki keindahan gua yang menarik dan mempunyai ciri khas tertentu. Saat ini pemerintah sekitar sudah mulai memperhatikan kawasan tersebut untuk dijadikan tempat wisata, dan pemerintah sedang mempersiapkan sumber daya manusia untuk dapat mengelola kawasan karst tersebut secara arif dan bijaksana. Ketika dulu warga sekitar jarang sekali masuk gua karena mereka berkeyakinan di dalam gua terdapat ular besar, namun adapula warga sekitar yang memanfaatkan gua tersebut untuk kepentingan pribadi, seperti mengambil sarang burung walet. Adapun gua yang ditelusuri yaitu :
Gua Lantang Huu
Warga setempat sudah mengetahui sejak lama keberadaan gua tersebut, mereka menyebutnya lantang huu lubang yaitu lubang yang mengecil. Lantang artinya lubang dan huu artinya yang mengecil.
Gua Latif
Dinamakan Gua Latif karena, pada saat ada orang Francis datang ke tempat tersebut dan meminta diantar oleh Pak Latif, sehingga orang Francis itu memberi nama Gua Latif, dan hingga saat ini gua tersebut dikenal dengan nama Gua Latif.
Gua Saloaja
Dinamakan Gua Saloaja karena gua tersebut merupakan aliran air sungai. Saloaja diambil dari kata yang namanya salo yang artinya sungai.
Gua Sulaeman
Dinamakan Gua Sulaeman karena, gua tersebut terletak di belakang rumah Pak Sulaeman, sehingga warga sekitar menyebutnya Gua Sulaeman.
Gua Saripa
Dinamakan Gua Saripa karena saripa adalah nama seorang putri raja yang akan dinikahkan tetapi putri itu tidak mau dinikahkan, maka dia lari ke gua itu dan menetap sampai meninggal. Sehingga warga sekitar menyebutnya Gua Saripa.

Jumat, 20 November 2009

Artikel Bambapuang

Bambapuang yang tak dilirik. Sebuah ulasan mengenai kondisi Bambapuang yang semakin ditinggalkan oleh zaman setelah teman-teman Bramatala mengadakan Adventure Season di daerah tersebut dengan mengkonsumsi data oleh penduduk setempat. Semoga ulasan ini dapat berguna bagi teman-teman yang memerlukannya.

Tebing Bambapuang terletak di daerah Dusun Kotu, Desa Bambapuang.sulsel. Tebing Bambapuang termasuk tebing yang rawan akan bebatuan yang jatuh. Dalam sehari batu rapuh yang jatuh tanpa di panjat bisa mencapai lebih dari 8 batu bahkan lebih, kaki – kaki bambapuang dipenuhi dengan bebatuan yang runtuh dan menumpuk, sehingga sulit untuk menuju titik start pemanjatan. Tebing Bambapuang dipenuhi dengan tumbuhan lalang dan pohon yang tidak terlalu besar, sehingga membuat tebing Bambapuang mudah untuk terbakar, tidak jarang pula tebing bambapuang terbakar. Tiga hal larangan untuk pemanjatan di tebing Bambapuang, pertama ketika sedang manjat melihat asap segera turun, kedua hari jumat dilarang untuk melakukan pemanjatan, ketiga ketika hujan carilah tempat yang aman atau segera turun disebabkan banyak batuan yang jatuh ketika hujan.

Bambapuang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Anggereje Kabupaten Enrekang Propinsi Sulawesi Selatan . Desa ini memiliki luas daerah 1,489 km² dengan jumlah penduduk menurut data sensus 2008 sebanyak ± 3.117 jiwa dengan pembagian 1.546 laki laki dan 1.571 perempuan ,dari jumlah penduduk tersebut kelompok yang masih produktif dengan patokan umur adalah antara 19 s/d 50 tahun dengan jumlah 1.040 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 21 jiwa km². Batas Wilayah Desa Bambapuang yakni sebelah utara berbatasan dengan Desa Mandate, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Tuara, sebelah barat berbataan dengan Desa Tindalun dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Rossoan. Desa Bambapuang terletak pada ketinggian 500 mdpl jarak tempuh dari desa ke kecamatan sekitar 12km dengan waktu tempuh antara 25 sampai dengan 25 menit sedangkan jarak tempuh untuk fasilitas terdekat (seperti kesehatan, ekonomi, pemerintahan ) adalah 5 sampai 10 menit. Sumber air dari masyarakat bambapuang adalah air dari gunung yang disalurkan langsung dengan system perpipaan dan di kelolah oleh masyrakat sakitar melalui LKMD ( Lembaga Kegiatan Masyarakat Desa). Ada juga masyarakat di sana yg mengunakan sumur galian atau sumur bor sebagai sumber air bersih, suku yang berada di provinsi ini yaitu Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar.


Tim melakukan sosialisasi pedesaan dengan warga seputar mata pencarian, pendidikan, agama, adat istiadat, sejarah tebing, flora, fauna, dan system administrasi setempat. Adapun rumah warga yang kami jadikan sebagai tempat tinggal dan basecamp yaitu rumah bapak burhan atau lebih dikenal dengan Pak Pancu. Pada umumnya mata pencaharian yang penduduk Desa Bambapuang adalah sebagai petani, diantaranya ada yang menanam coklat, menanam kacang merah, dan menanam jagung. Selain itu ada juga yang berkerja sebagai pegawai, pedagang, dan TKI , sehingga pertumbuhan ekonomi di Desa Bambapuang tergolong baik. ,jika musim hujan tiba masyarakat di sana lebih suka menanam sayur sayuran dan jika musim hujan tiba masyarakat disana lebih sering menanam jagung dari pada padi karena biaya perawatnnya lebih murah di bandingkan menananm padi apabila masa panen tiba warga di sana saling gotong royong membantu mengolah hasil panen tersebut. Di desa ini sulit untuk menanam padi di karenakan tekstur tanah yang berbatuan dan sulit untuk mencari air . Rata - rata penduduk di sana memiliki tanah pertanian seluas 2 ha tiap keluarga dan sebagian besar lahan tersebut ditanamin oleh jagung dan coklat.

Tingkat pendidikan yang ada di Desa Bambapuang, kurang memadai karena di sana hanya ada tingkat SD dan SLTP sedangkan untuk Tingkat SMA penduduk disana harus melanjutkan keluar desa sekitar 30 menit dari sana. Rata-rata penduduk di sana hanya meyelesaikan tingkat pendidikan sampai SMA di karenakan faktor ekonomi masyarakat di sana,yang kurang mampu untuk membiayai anaknya melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, walau pun begitu tetap ada juga penduduk disana yang melanjutkan pendidikan hingga S2.


Mayoritas agama yang dianut oleh penduduk disana pada umunya adalah agama Islam. di sana masih terasa kental nuansa keagamaannya, sebagai contoh masyarakat di sana bila ingin mengundang ke pernikahan atau musyawarah mereka selalu melakukan di masjid selesai sholat jumat di karenakan penduduk disana setiap hari jumat mereka turun untuk belanja atau menjual hasil panen kepasar pada hari sabtunya. Jadi waktu itulah yang digunakan untuk mengumpulkan warga. Adat istadat di Desa Bambapuang di lakukan jika ada upacara pernikahan, bila mana disana bagi kaum laki laki harus membawa kayu bakar jika ingin hadir dalam acara Pernikan tersebut sebagai penganti hadiah sebab masyarakat disana masih mengunakan kayu bakar sebagai perapaian untuk memasak dan bagi wanita harus membawa amplop kepada calon mempelai.


Daerah tebing Bambapuang sangat berpotensi sebagai kawasan wisata, jika dilihat dari ketinggian di sana terlihat pemandangan sangat menakjubkan dimana lokasi tebing Bambapuang bersebelahan dengan Gunung Nona dan Sungai Saddang. Sehingga di lirik oleh pemerintahan setempat untuk dijadikan objek wisata dengan cara membuat 1000 tangga, menurut warga di sana bambapuang berarti tangga raja konon kata warga di sana bambapuang itu merupakan sebuah pohon yang tinggi menjulang tinggi hingga sejengkal lagi sampai kelangit jadi di sana di gunakan sebagai media untuk menyampaikan wahyu dari yang di atas untuk penduduk di bumi. Pada suatu hari sang pengantar wahyu membuat kesalahan dengan menyelewengkan isi wahyu tersebut, jadi orang yang di bawah murka sehingga ditebanglah pohon itu hingga jatuhlah pohon itu kearah timur jadi sampai sekarang dari bambapuang hingga toraja tanahnya berbatuan, selain untuk media pengantar wahyu di sana juga tinggal seekor burung yang lagi mengeram telurnya karena pohon itu di tebang maka telur telur burung itu masuk keSungai Sadang sehingga sampai sekarang warna air Sungai Saddang berubah menjadi kuning dan menurut beberapa warga lainya mitos desa bambapuang berawal dari sebuah raja yang mempunyai sepasang anak laki laki dan perempuan yang rupawan pada suatu hari si pangeran meminta kepada ayahnya untuk dinikahkan dengan anak adiknya karena dia tidak mau menikah selain dengan adiknya karena rasa sayang ayahnya kepada anaknya maka di kabulkanlah permintan anaknya tersebut pada saat berlangsung pernikahan. Gunung Bambapuang meletus mengeluarkan batu batu besar dan berhamburan hingga Tanah Toraja jadi mulai dari situlah tanah disana berbatuan. Sekian dulu

Sabtu, 14 November 2009

Rundown PEMFITAL XXVII

Salam Lestari.................
Kepada seluruh peserta yang telah mengembalikan Formulir DIWAJIBKAN dapat mengikuti seluruh rangkaian PEMFITAL XXVII. Adapun Raundown kegiatan yang telah ditentukan, Sebagai berikut :

Tahap I, Materi Kelas
Sabtu, Tgl 14 Nov 2009
- Pukul 11.00 - 11.30 Pembukaan
- Pukul 11.30 - 12.30 Materi Organisasi
- Pukul 12.30 - 13.30 Isoma
- Pukul 13.30 - 15.00 TPAB (Teknik Perjalanan Alam Bebas)
- Pukul 15.00 - 17.00 THAB (Teknik Hidup Alam Bebas)
Minggu, Tgl 15 Nov 2009
- Pukul 08.00 - 10.00 Peta & Kompas
- Pukul 10.00 - 11.00 SAR (search And Rescue)
- Pukul 11.00 - 12.00 PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)
- Pukul 12.00 - 13.00 Isoma
- Pukul 13.00 - 14.00 PK & PB (Penyebrangan Kering & Penyebrangan Basah)
Tahap I, Materi Lapangan
Sabtu - Minggu, Tgl 21 - 22 Nov 2009.
Lokasi : Desa Sukawana, Lembang.
*kumpul di sekretariat bramatala pkl. 12.00 wib

Medical Check Up
Senin, Selasa & Rabu. Tgl 23, 24 & 25 Nov 2009. Pukul.................*
*Untuk Informasi lebih lanjut silahkan berkoordinasi dengan Panitia
(pita : 08563092370)

Tahap II, Pengaplikasian Materi
Kamis, Tgl 3 Desb 2009 s/d Selesai
*Untuk peserta yang berhak mengikuti Tahap II akan diumumkan oleh panitia

Adapun Peserta yang telah mengembalikan Formulir dan dapat mengikuti rangkaian kegiatan Pemfital XXVII adalah, sebagai berikut :
1. Dian Veronica 0709U031
2. Louice Herlin L 0209U455
3. Dona Christianti S0109U321
4. Dirgabri Oktavia H0209U351
5. Resinda Irmayani M0209U363
6. Frine Simbolon 0309U087
7. Rini Indri N.M 0209U362
8. Azie Rachman S0109U340
9. Indra karismadia 0209U368
10. Mokhamad Lufiyana 0109U323
11. Aya Putri Anantia 0209U181
12. Ricky turnip 0209U372
13. Candra pamungkas 0109U275
14. Angga permana 0209U180
15. Soni sapta perdana 0709U014
16. Cipta puja asmara 0809U002
17. Geri gladian hermawan 0209U121
18. Yosep 0209U312
19. Arri pinandita 0209U060
20. Ovan pratama 0209U108
21. R adinda nur fitriana p 0109U472
22. Friscayolanda m 0408063
23. Azhary suherman 0809U004
24. Ipan jaenudin apandi 0509U016
25. Lanny tresia 0209U412
26. Qori sari amalia 0209U003
27. jurnalis 0109U333
28. Syifa fitriasari larasati k 0509U003
29. Hilman majid 0509U038
30. Rahmat febri caisar 0209U133
31. Muhamad fauzan 0609U020
32. Fahrin dianisa 1109U005
33. R tri utami s 0309U003
34. Imro yogi 0209U324
35. Joshanda agadia 0409U022
36. Nur fahmi novita dewi 0209U119
37. Bunga hilwa putri 0309U075
38. Raden Rasyid Nurhafid 0109U341
39. Trie cahya yoga 0209U195
40. Bobby ramadhan 0109U354
41. Sari endah novianti 0907021
42. Deasy nurmalasari f 0108441
43. Hesty purwanti m 0209U003
44. Bery ardiansyah 0309U088
45. Irwan septiawan 0609U039
46. Chandra tri s 0109U102
47. Anggika radiyandi 0109U026
48. Astria rodiatul badiah 0209U314
49. Marchiano prasasti 0509U011
50. Trianti 0209U313
51. Gede Harry Karistona 0209U448

Bagi teman-teman yang berhalangan hadir pada waktu yg telah ditentukan, agar segera menghubungi panitia Pemfital (Pita : 085693092370).

"Hasta La Muerte"

Jumat, 30 Oktober 2009

Adventure Season Tim Fepping Celebes

Tebing Bambapuang
&
Tebing Lopi-Lopi
Sul-Sel

Keberangkatan Adventure Season tim Fepping Celebes dimulai dengan berdoa sebelum keberangkatan. Tim beranggotakan 3 orang yang terdiri dari Irwan CJ, Wili LB dan Yusuf CJ ditambah seorang pendamping yaitu ka Budi (LB). Perjalanan di mulai dari kampus Widyatama menuju..... st. Kiaracondong dengan menggunakan angkot. Tim melanjutkan perjalanan dari st. Kiaracondong menuju st. Gubeng dengan menggunakan kereta api ekonomi seharga Rp. 39.000 menuju Surabaya. Setiba di st. gubeng tim di jemput oleh kak Badung (wanala) sejenak di mapala Wanala untuk mempersaipkan perjalanan esok harinya. Sekitar jam 24.00 WIB tim meluncur dari Surabaya menuju Sulawesi Selatan (kapal: Rp 214.000/org). Dalam perjalanan ke tempat tujuan terpampang lautan biru yang sangat luas, bukti bahwa Indonesia kaya akan potensi alamnya. Setiba di Sulawesi Selatan tim di jemput oleh anak Korpala dan menginap beberapa hari di sana untuk mengurus perijinan di daerah setempat, setelah itu tim melanjutkan perjalan ke lokasi kegiatan di daerah Bambapuang. Sekitar jam 16.00 sore tim sampai di lokasi. Tim langsung melakukan sosped kewarga sekitar untuk mencari informasi seputar pantangan dan larangan di daerah sana. Berikut ulasan kegiatan Tim di tebing Bambapuang dan Tebing Lopi-Lopi :

Pemanjatan Artificial (222 m)
Pemanjatan Artificial dilakukan di Tebing Bambapuang. Tebing Bambapuang terletak di daerah Dusun Kotu, Desa Bambapuang. Tebing Bambapuang termasuk tebing yang rawan akan bebatuan yang jatuh. Dalam sehari batu rapuh yang jatuh tanpa di panjat bisa mencapai lebih dari 8 batu bahkan lebih, kaki – kaki bambapuang dipenuhi dengan bebatuan yang runtuh dan menumpuk, sehingga sulit untuk menuju titik start pemanjatan. Tebing Bambapuang dipenuhi dengan tumbuhan lalang dan pohon yang tidak terlalu besar, sehingga membuat tebing Bambapuang mudah untuk terbakar, tidak jarang pula tebing bambapuang terbakar. Tiga hal larangan untuk pemanjatan di tebing Bambapuang, pertama ketika sedang manjat melihat asap segeralah turun, kedua hari jumat dilarang untuk melakukan pemanjatan, ketiga ketika hujan carilah tempat yang aman atau segera turun disebabkan banyak batuan yang jatuh ketika hujan.

Tim melakukan dengan 3 hari pemanjatan pada hari rabu, kamis dan sabtu. Teknik pemanjatan yang tim gunakan pemanjatan himalayan. Hari pertama pemanjatan dengan leader wili dan cleaner yusuf, alat yang digunakan untuk pembuatan pengaman terdiri dari piton, friendcoke, sisip, webbing, carabiner screw dan carabiner snap pemanjatan hari pertama mencapai 1 pitch dengan ketinggian 57,6 m dari titik start pemanjatan. Alat yang digunakan untuk pengaman pitch yang digunakan webbing 2, carabiner screw 5, sling webbing 5, friendchoke 1, sisip 2. tim menguraikan kernmantel berukuran 150 m, tim turun dengan sistem rapelling dengan mengurai kernmantel 150 m dengan menggunakan alat descender. Pemanjatan hari kedua dengan leader yusuf dan cleaner irwan, pemanjatan dimulai dengan jummering menuju titik terakhir pemanjatan hari pertama. Lalu dilanjutkan dengan pemanjatan Artificial, pemanjatan hari kedua mencapai 3 pitch dengan ketinggian 154,4 m dari titik start pemanjatan. Alat yang digunakan untuk pembuatan pengaman terdiri dari friendcoke, piton, webbing, sisip, carabiner screw dan carabiner snap. Alat yang digunakan sebagai pengaman pitch piton 4, webbing (pengaman alam berupa lubang tembus), friendcoke. Tim turun menguraikan kernmantel 150 m dan disambung dengan menggunakan kernmantel 50 m, dengan menggunakan alat descender. Pada pemanjatan hari ketiga leader irwan dan cleaner wili, namun karena wili berhalangan untuk melakukan pemanjatan karena diare, posisi wili sebagai cleaner digantikan oleh yusuf. Pemanjatan dimulai dengan Jummering hingga titik akhir pemanjatan hari kedua. Pemanjatan hari ketiga tepatnya hari sabtu, alat yang digunakan untuk pembuatan pengaman terdiri dari piton, friendcoke, webbing, carabiner snap dan sisip. Pada hari ketiga tim mencapai ketinggian 222,8 m dengan total 6 pitch. Alat yang ditinggal telah di clean. Sewaktu turun, cleaner turun terlebih dahulu dengan cara rapelling dengan menggunakan alat descender lalu diikuti dengan leader turun dengan cara simpul lepas, hingga menuju titik start pemanjatan.

Pembuatan jalur sport
Tebing lopi – lopi memanjang dan berada di tengah – tengah persawahan warga sekitar. Tebing yang di panjat tepat berada di dekat sumber air yang selalu di gunakan warga. Batuan tebing Lopi – lopi merupakan batuan karst. Di dinding tebing terdapat banyak pepohonan yang tumbuh. Bentuk batuan tebing banyak menyerupai bagian dalam gua, yang berbentuk glambir sapi.
Tim melakukan Pembuatan jalur sport ditebing Lopi-lopi. Sebelum membuat jalur sport, tim menentukan titik yang akan dijadikan tempat penanaman hanger. Sebelum penanaman hanger irwan memanjat dengan menggunakan jalur sport di sebelah kiri jalur, dilanjutkan dengan penanaman hanger sebagai tambatan untuk pembuatan jalur jummering untuk mempermudah pembuatan jalur sport. Pembuatan jalur sport dimulai dari tengah dengan hanger ke empat sampai dengan henger ke enam, hanger ke empat dijadikan tambatan untuk jalur jummering agar mempermudah penanaman hanger ke dua dan hanger ketiga, dilanjutkan dengan penanaman hanger pertama dan diteruskan dengan penanaman hanger ke tujuh.

Pemanjatan jalur sport
Pemanjatan jalur sport awalnya tim berencana untuk melakukan pemanjatan dan pembuatan jalur sport di tebing Bambapuang, namun karena ada kendala, tim memutuskan dalam pemanjatan dan pembuatan jalur sport mengalihkan dari tebing Bambapuang menuju tebing Lopi-lopi. Jarak jalur sport yang tim panjat tidak telalu dekat dengan jalur yang tim buat. Pertama dimulai dari yusuf dengan memasang runner sebanyak 6 runner dan dibelay oleh wili tepat di sisi runner ke tiga terdapat gundukan tebing yang berupa payung. Untuk pemanjatan kedua wili melakukan pemanjatan di belay oleh irwan, lalu dilanjutkan dengan irwan. Untuk pemanjatan jalur sport yang kedua tepat disebelah kanan jalur yang dipanjat akan dibuat jalur sport, pemanjatan dimulai oleh irwan dengan pemasangan 6 runner di belay oleh yusuf, lalu dilanjutkan dengan wili dan dibelay oleh yusuf dan diakhiri oleh yusuf dan dibelay oleh wili.

Sulawesi Selatan adalah sebuah negri yang kaya akan alamnya, jika datang kesana tak henti hentinya kita melihat pemandangan yang sangat memikau di pulau ini, pulau yang kaya dengan budaya dan alamnya.

Yusuf, Cadas Jenggala

Try out Tim Fepping Celebes

TEBING PARANG
(Try Out to Bambapuang)

Pada tangal 24 juni 2009 jam 16.00WIB sore bertempat didaerah kabupaten purwakarta ,jawa barat lebih tepatnya di kampung cihuni desa sukamulya, TEBING PARANG tim tiba di sana dengan selamat ,tim yang berangotakan 3 orang ( wili LB, Irwan CJ, dan Ucup CJ) dan satu orang pendamping (Adi Kuya TP) tiba di sana dengan menaiki angkot (mobil kijang) yang biasa di pakai penduduk setempat sebagai alat transportasi untuk berhubungan dengan daerah lain . Setelah tiba disana tim melakukan misi pertama yaitu Sosped dengan penduduk setempat, menurut informasi yang kami dapat di sana terdapat 5 RW dan 17 RT dengan jumlah penduduk kurang lebih 1000 jiwa dan mayoritas penduduk di sana berkerja sebagai petani ,pengembala ,dan pekerja proyek . Rata-rata usia penduduk di sana antara umur 40 tahun ke atas karena anak muda di sana lebih senang berkerja keluar desa. Setelah berbincang-bincang dengan warga disana tim akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan akan tetapi karna ada halangan sehingga tim memutuskan untuk menginap di rumah warga karena menurut warga di sana batuan ditebing parang itu sudah banyak yg lapuk jadi untuk menjaga keamanan kami tidak jadi membuat basecamp di sana.

Kesokan harinya setelah bagun dan makan tim siap melakukan pemanjatan Artifisial dengan berjalan kaki kira- kira 15 menit untuk sampai di bawah tebing dan setelah sampai di sana tim berjumpa dengan pemanjat lain sehinga tim harus berbagi jalur dengan mereka di karena akan di mulai dengan ketingian 500 mdpl kami siap melakukan pemanjatan memakai jalur sebelah kiri di tower 3. Menurut tim jalur yg kami daki lumayan sulit karena di sana susah untuk mencari pengaman semua pengaman jauh berjarak 5 meteran. Ditebing Parang sulit untuk mencari pengaman maka banyak pemanjat yang memasang hanger sebagai pengaman dan untuk mencari pegangan tidak semudah yg kita bayangkan karena di sana kebanyakan slab dan kemiringan tebing kurang lebih 800 jadi kami harus merayap untuk mencari pengaman , untuk hari pertama pemanjatan tim mencapai ketingian 580 mdpl dengan membuat 3 pitch.


Tim mulai bangun jam 06.30 wili and ucup mempersiapkan logistic sedangkan irwan masak. Pukul 08.00 tim mulai berangkat menuju tebing dan yang menjadi leader wili, ucup sebagai cleaner sedangkan acil mendirikan flyset, masak air and jaga tali. Di tengah pemanjatan wili tidak punya cukup keberanian untuk menjadi leader sehingga di ambil keputusan ucup sebagai leader and wili cleaner. Hari ini cuma bertambah satu tambatan dan mulai turun jam empat dengan ketinggian 611 mdpl tapi pada waktu turun terjadi insiden Tali Caramantel yang di bawa wili kebelit sehingga pada hari itu terjadi keterlambatan waktu turun, wili and ucup sampai ke bawah jam sebelas malam sehingga kami sampai ke bescamp jam 12 malam.

Hari keempat tim mulai bangun seperti yang telah di breafingin jam 06.30 dan seperti biasa tim mulai berangkat jam 08.00 menuju tebing. Mulai pemanjatan jam 10.00 yang menjadi leader acil and wili cleaner, ucup mendirikan flysit mask air and jaga tali di bawah. Pukul 14.00 wib kami mulai turun dengan ketinggian 652 mdpl. Sesampainya dibawah kami memulai pemanjatan jalur sport hingga pukul 18.00 wib yang kemudian dilanjutin dengan istirahat.

Esok harinya kami pun memulai perjalanan menuju kampus. Beres sudah kegiatan try out pemanjatan kita dengan melakukan pemanjatan Artifisial setinggi ± 150 m dan pemanjatan jalur sport. Semoga hasil try out ini dapat membawa kami ke Tebing Bambapuang, Enrekang-Sulsel. I’m comeback sekre...................

Willy Lembah Bintang

Selasa, 27 Oktober 2009

BERITA ACARA
Tanggap Bencana
Gempa Bumi Sumatera Barat

Pada tanggal 5-8 Oktober 2009 kami selaku UKM BRAMATALA-UTAMA bekerja sama dengan KM UTAMA mengadakan penggalangan dana di areal kampus Univ. Widyatama dan kami juga membuka sumbangan melalui Rek. BCA di 1090719374 a.n. Puspita Sari Gustania. Sumbangan yang terkumpul adalah sebagai berikut:
1. 5 Oktober 2009 : Rp 3.114.600.-
2. 6 Oktober 2009 : Rp 2.321.100.-
3. 7 Oktober 2009 : Rp 2.715.700.-
4. 8 Oktober 2009 : Rp 1.198.900.-
Total Dana yang terkumpul adalah sebesar
Rp 9.350.300,-.
Dana tersebut kami salurkan ke Posko Bencana Gempa Bumi Sumatera Barat yaitu kepada Posko Relawan Pecinta Alam Se-Indonesia (PID Sumatera Barat) pada tanggal 16 Oktober 2009.

Demikian laporan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan rizkinya untuk saudara-saudara kita yang terkena bencana gempa bumi di Sumatera Barat.

Cintya R.M.R./LB-082505-B
Bid. Pengabdian Lingkungan & Masyarakat
BRAMATALA-UTAMA

Senin, 26 Oktober 2009

PENERIMAAN ANGGOTA BARU



Rabu, 21 Oktober 2009

OPEN HOUSE XVII

Penerimaan Anggota Baru

Gempa Sumbar

Tanggap Bencana
Gempa Bumi
(sumatera Barat)

Kota Padang dan sekitarnya diguncang dua kali gempa, Rabu (2/9) pagi. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, gempa pertama terjadi pukul 06.47 WIB dengan kekuatan 5,3 skala Richter. Pusat gempa di 52 kilometer wilayah Tenggara Siberut, Mentawai, Sumatra Barat, pada kedalaman 10 kilometer. Gempa kedua terjadi pukul 09.08 WIB dengan kekuatan 5,2 skala Richter. Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer di wilayah 60 kilometer Tenggara Siberut, Mentawai, Sumatra Barat. Kedua gempa tersebut membuat sebagian warga Kota Padang kaget karena guncangan cukup terasa.

Kondisi para pengungsi korban gempa di Padang, Sumatera Barat, sangat memprihatinkan. Bahkan bisa dikatakan sangat minim perhatian, jika dibandingkan penganan korban bencana di tempat-tempat lain. Dua puluh empat jam sejak terjadinya gempa pada Rabu (30/9) kemarin, para pengungsi hingga kini, belum mendapatkan penanganan darurat pertama. Tenda-tenda untuk menampung pengungsi masih sangat sedikit didirikan. Para korban terpaksa masih menempati rumah-rumah mereka atau bangunan yang telah rusak, ambruk, dan beresiko.

Untuk mengatasi minimnya upaya penanganan korban gempa ini, kami dari BRAMATALA-UTama mengadakan penggalangan dana untuk membantu saudara-saudara di sumatera barat dan sekitarnya. Penggalangan dana dilakukan dengan pemungutan sumbangan di civitas akademika Univ. Widyatama dan juga dapat dikirim melalui Rek. BCA di 1090719374 a.n. Puspita Sari Gustania.

*untuk pengiriman melalui rekening harap langsung konfirmasi ke 081220107779 (cintya).

"Ulurkan Tangan Untuk Sesama"

Jumat, 02 Oktober 2009

Pendakian Puncak Abadi Para Dewa (Mahameru)

Pendakian Gunung SEMERU
Disaat semua orang sedang melaksanakan Idul FItri kami malah mencoba bergelut dgn sesaknya penumpang di kereta ekonomi & Bus umum menuju puncaknya para dewa (Mahameru). Kami adalah IcaL_Daeng TP082407B, Yuda GB062301B, Ridho (Osiris), dan Dedek (Osiris). Sedikit gambaran petualangan kita kali ini di Gn. SEMERU, malang. Jawa-timur.


Tgl 20 september 2009
Perjalanan dimulai dari St. kiara condong – St. mojokerto dengan menggunakan kereta ekonomi (Rp. 35.000). Setelah tiba kami melepaskan lelah di stasiun hingga matahari menyambut pagi.

* thanks bwt mas Paidi ojolali dan Mbak widya yang dengan senang hati mau mentraktir kami secankir kopi hangat dan sebotol kratingdaeng. Namanya emang jodoh dan rejeki ntah dimana bisa bertemu kalian. Semoga perkenalan kita bermanfaat.


Tgl 21 September 2009
Pagi2 buta kami menuju kota malang dengan menggunakan angkot ke terminal mojokerto (Rp.6000), dilanjutkan dengan Bus menuju kejapanan (Rp. 7.000) dan dilanjutkan lagi menuju kota malang dengan menggunakan Bus (Rp. 8.000). setelah tiba di terminal Arjosari malang kami pun langsung tancap gas menuju Tumpang dengan menggunakan angkot wrn putih (Rp. 7.000). Sesampainya di tumpang kami mencoba untuk belanja kebutuhan jajanan pasar untuk bekal dilapangan sambil menunggu angkutan ke ranu pane. Setelah menunggu beberapa lama kamipun mendapatkan tumpangan menuju Ranu pane dengan menggunakan truck sayur. *dikarenakan sepinya penumpang menuju ranupane kami membayar cukup mahal (Rp40.000). Harga normal dgn menggunakan truk sayur bisa mencapai Rp15.000 (kuota 20 org) atau menggunakan jip Rp30.000 (kuota 15 org).
Perjalanan menuju tumpang memakan waktu 2 jam dengan pemandangan puncak Mahameru di sebelah kanan dan sebelah kiri lautan pasir Bromo. sesampainya di ranu pane kamipun segera mendaftarkan diri diposko pendakian dengan biaya Rp. 6.000/ org + biaya kamera Rp. 5.000. karena hari telah menjelang sore kamipun memutuskan utuk beristirahat diranu pane.

Tgl 22 September 2009
• Ranu pane pkl 09.00 – Ranu kumbolo pkl 12.15
Ranu pane merupakan sebuah perkampungan kecil yang berada dikaki Gn. Semeru dengan sebuah danau yang menjadi ciri khas lokasi tersebut. Ranu pane berada di ketinggian 2130 mdpl dengan koordinat S 08 00’51.6” – E 112 56 44”. Pagi hari yang begitu cerah membiurkan sepintas pemandangan yang menawan dibulir-bulir danaunya dengan tatapan ganas puncak Mahameru nan jauh disana. Jalur menuju ranu kumbolo relative mudah dengan memipir beberapa bukit dan terdapat 4 pos yang dapat menjadi tempat peristirahatan para pendaki.

• Ranu Kumbolo 15.00 – Kalimati 17.40

Ranu kumbolo merupakan danau tertinggi yang berada ditanah jawa dengan beberapa bukit padang safana yang mengitari sekeliling danau. Ranu kumbolo berada di ketinggian 2400 mdpl dengan koordinat S 08 03’ 03,6” – E 112 55’ 03.6”. Jalur menuju kalimati dimulai dengan sebuah tanjakan dgn jarak sekitar ±100m yang biasa disebut tanjakan cinta karena bentuknya seperti bentuk Hati dengan diapit oleh 2 bukit. (*konon katanya jika seorang pendaki mendaki tanjakan tersebut tanpa istirahat dan menoleh kebelakang akan dikabulkan jodohnya yg sesuai dgn doanya*).
Selepas tanjakan cinta pendaki akan disuguhkan oleh padang safana yang sangat luas dengan beberapa bukit nan indah disekelilingnya. Setelah melewati padang safana, pendaki akan memasuki hutan yang hampir semua pohonnya telah mati seakan habis terbakar. Cukup miris emang, tapi dgn ini menjadi sebuah pemandangan eksotis yg di suguhin oleh Gn. Semeru.
*Disarankan untuk membawa bekal air dari Ranu kumbolo karena sumber air (sumber mani) dikalimati cukup jauh dgn memakan waktu sekitar 1 jam*

Tgl 23 September 2009
• Kalimati 02.45 – Puncak mahameru 06.30
Kalimati merupakan daerah dataran yang cukup luas yang dapat dijadikan lokasi camp untuk memulai summit attack ke puncak Mahameru dan dilokasi ini juga kita dapat melihat Puncak Mahameru yg berselimut pasir. Kalimati berada di ketinggian 2676 mdpl dengan koordinat S 08 05’ 16,2” – E 112 55’ 02,5”.
Arcopodo merupakan dataran kecil yang juga dapat dijadikan tempat camp bagi para pendaki. Arcopodo berada diketinggian 2926 mdpl dengan koordinat S 08 05’ 39,5” – E 112 55’ 10”.

Jalur menuju puncak mahameru mulai menanjak dengan melewati daerah cemoro tunggal yang merupakan batas vegetasi. Selepas cemoro tunggal pendaki akan di suguhkan oleh medan berpasir yang cukup menyulitkan pendakian karena labilnya pasir dan bebatuan yang dapat dengan mudah merosot kebawah.


• Puncak Mahameru

Puncak mahameru berada di ketinggian 3676 mdpl dengan koordinat S 08 06’ 28” – E 112 55’ 19,4”. Puncak mahameru merupakan puncak tertinggi ditanah jawa dan juga gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia. Puncak mahameru terdapat kawah yang disebut jonggring saloka yang setiap 12 – 15 menit menyemburkan asap belerang yang beracun. Oleh karena itu para pendaki diwajibkan turun dari puncak sekitar jam 10.00 untuk menghindari gas beracun yang dapat terbawa oleh tiupan angin.

Tgl 24 September 2009
Kami melepaskan lelah diranu kumbolo dengan menikmati sunrise di bibir danau. Sungguh alamiah, dimana dua gunung dengan matahari terbit ditengahnya. seakan kami terbawa dalam suasana indah masa kecil dimana kami baru mulai belajar menggambar pemandangan. (De javu)
Setelah puas, siang harinya pun kami mulai beranjak meninggalkan Ranu pane, Ranu kumbolo, Cemoro kandang, jambangan, kalimati, arcopodo, cemoro tunggal dan puncak Mahameru. Thanks god atas secuil ciptaanmu yg sangat besar keindahannya dimata dan dihati kami.

Tgl 25 s.d. 28 september 2009 kami habiskan waktu dengan bersilaturahmi ke saudara-saudara yg ada di malang dan Surabaya. Terimah kasih sebesar-besarnya kepada Dimpa UMM, Jongring salaka UNM, dan Kawaru Univ. widjaya Kusuma atas jamuannya. Salam Lestari saudaraku.

Kesimpulan
Gn. Semeru merupakan gunung tertinggi dipulau jawa dengan sungguhan pemandangan yang menawan dari mulai awal pendakian hingga dipuncak Mahamerunya. Total waktu pendakian normal selama 12 jam dari desa Ranu pane hingga puncak Mahameru dengan biaya Rp. 80.000/org dari Terminal arjosari malang hingga kembali lagi ke terminal arjosari malang.

IchaL_Daeng ? TP 082407 B

Rabu, 30 September 2009

Berita Acara Gempa Bumi Jabar

BERITA ACARA
Penggalangan Dana Gempa Bumi JaBar
Pada tanggal 4-5 September 2009 kami selaku UKM BRAMATALA-UTAMA mengadakan penggalangan dana di areal kampus Univ. Widyatama. Dana yg terkumpul di alokasikan ke korban Bencana Gempa Bumi di Jawa Barat khususnya di Desa Sindang Barang Cianjur. Sumbangan yang terkumpul adalah sebagai berikut:
1. Dana atau sumbangan yang terkumpul dari Civitas Universitas Widyatama · Pada tanggal 4 April 2009 terkumpul sebesar Rp 1.220.500,- ·
2. Pada tanggal 5 April 2009 terkumpul sebesar Rp 401.000,-
3. Dana atau sumbangan yang terkumpul dari luar Civitas Universitas Widyatama sebesar Rp 100.000,-
Jadi dana keseluruhan yang terkumpul adalah sebesar Rp 1.721.500,-.
Dana tersebut kami salurkan bekerja sama dengan Posko Utama Bencana Gempa Bumi Jawa Barat yaitu kepada Operasi Penanganan Gempa Jawa Barat Badan SAR & amp; PB Forum Komunikasi Keluarga Besar Pecinta Alam Bandung Raya (FK-KBPA-BR) pada tanggal 10 September 2009.

Demikian laporan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah menyumbangkan rizkinya untuk saudara-saudara kita yang terkena bencana gempa bumi di Jawa Barat.

Senin, 14 September 2009

Gladian Nasional Pecinta Alam Indonesia XIII

Gladian Nasional Pecinta Alam Indonesia XIII diselenggarakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tanggal 7 – 17 Agustus 2009. Gladian Nasional sendiri adalah suatu kegiatan yang berasal dari kata gladi (bahasa Jawa) yang berarti berlatih. Dengan demikian gladian adalah ajang suatu latihan bagi seluruh pencinta alam Indonesia. Bramatala sendiri cukup merespon kegitan ini sehingga mengirimkan dua perwakilannya, yaitu IcaL/Daeng TP082407B (SAR) dan Lena Sulistiana LB082506B (Mountaineering). Beberapa divisi yang ditawarkan oleh Gladian kali ini, yaitu:

1. Mountaineering di Gunung Tambora Kabupaten Dompu

2. Caving di Kabupaten Sumbawa Barat (Gua Mumber dan Nyerebeng)

3. SAR (Search And Rescue) di Gunung Rinjani Kabupaten Lombok Timur

4. Konservasi Sumber Daya Alam di Kabupaten Lombok Tengah

5. Climbing di Tebing Sekotong Kabupaten Lombok Barat

6. Manajement Ekspedisi & Bisnis Outdoor di Kota Mataram

Berawal dari bandung tgl 3/08/09 kami menuju kota mataram, pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Berikut jalur dan biaya perjalanan yang mungkin dapat jadi referensi teman2: ·

*Senin (3/08/09)

20.20 – 05.20 KERETA API. Stasiun Kiara condong – Stasiun Lempuyangan (Rp. 24.000)

*Selasa (4/08/09)

07.30 – 23.30 KERETA API. Stasiun Lempuyangan – Stasiun Banyuwangi (Rp. 35.000) * Dari stasiun Banyuwangi tinggal jalan aja ke Pelabuhan Ketapang Sekitar 500 m ·

*Rabu (5/08/09)

02.00 – 03.00 FERRY. Pelabuhan Ketapang- Pelabuhan Gilimanuk (Rp. 5.700)

03.00 – 07.00 BUS. Pelabuhan Gilimanuk – Pelabuhan Padang bai (Rp.35.000)

07.00 – 11.00 FERRY. Pelabuhan Padang bai – Pelabuhan Lembar (Rp. 31.000)

11.30 – 12.30 ANGKOT. Pelabuhan Lembar – Universitas Mataram (Rp. 13.000)


Tgl 7/08/09 acara pun dimulai mulai dari upacara pembukaan dan dilanjutin dengan talk show mngenai permasalahan lingkungan (Global Warming) yang diisi oleh pembicara dari WWF indonesia. Keesokan harinya kami pun memulai kegiatan di lokasi masing-masing dari tgl 8/08/09 s/d 14/08/09. Berikut sedikit ulasan mengenai kegitan Mountaineering dan SAR (Search And Rescue).

SAR (Search And Rescue)

Tepat pukul 09.00 kami memulai perjalanan dari Arena Budaya Unram menuju desa Pengadaan - Lombok timur yang menjadi lokasi kegiatan, dikaki gunung Rinjani (jalur Selatan). Dengan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan. Kegiatan SAR ini diisi oleh instruktur dari BASARNAS NTB. Secara garis besar untuk kegiatan SAR ini tidak berjalan dengan lancar sesuai Rundown kegiatan dan pengalokasian materi. Dalam kegiatan ini materi yang menjadi latihan bersama hanya Vertikal Rescue dan beberapa materi perkenalan SAR secara teoritis. Dikarenakan kegiatan SAR yang kurang kondusif sehingga para peserta Gladian di tarik untuk mengikuti kegiatan tracking ke Gn. Rinjani melalui jalur selatan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mensosialisasikan jalur yang baru dibuka tersebut. Jalur selatan ini terdapat 5 pos dengan sumber mata air yang melimpah. Berikut penjelasannya :

Pos 1 . Setelah melewati pintu rimba, jalur ke pos 1 relatif landai dengan jarak tempuh ±30 menit. Sumber mata air berupa bendungan sungai yang cukup deras dan juga terdapat air terjun. Kapasitas camp cukup legang untuk beberapa tenda.

Pos 2. Jalur menuju pos 2, cukup landai dan panjang dengan melewati hutan tropis dengan Jarak tempuh ± 4 – 5 jam perjalanan. Sumber mata air di pos 2 berupa mata air disebelah kanan shelter. kapasitas camp tidak seluas pos 1 dengan kapasitas sekitar 4 tenda, akan tetapi shelternya juga dapat digunakan untuk camp sekitar 2 tenda.

Pos 3. Selepas pos 2 jalur mulai menanjak hingga pos 3 dengan melewati hutan tropis dan padang rumput kecil hingga yang cukup luas dengan jarak tempuh ± 2 jam. Sumber mata air berupa beberapa mata air hingga membentuk sebuah sungai kecil dilembahan sebelah kanan shelter. Lokasi titik buat ngecamp cukup banyak dan cukup luas (*disarankan jangan embuat camp d dekat shelter karena lokasinya berupa padang rumput yang memungkinkan angin bertiup sangat kencang dan teramat dingin pada malam hari. Kami membuat camp di sebelah sumber air yang lokasinya tertutup oleh bukit2 kecil)

Pos 4. Selepas pos 3 puncak rinjani baru memperlihatkan batang hidungya. Jalur menuju pos 4 cukup landai dengan melewati beberapa bukit padang safana yang sangat luas dengan jarak tempuh ± 2-3 jam perjalanan. Sumber mata air berupa mata air kecil dengan lokasi berada di lembahan sebelah kanan shelter. Lokasi camp cukup untuk beberapa tenda di sekitar shelther.

Pos 5 (Plawangan Selatan). Jalur menuju pos 5 agak menanjak dengan melewati padang safana dan berbaur dengan padang edelwis yang sangat luas. Tidak terdapat sumber mata air dilokasi. Kapasitas camp hanya tedapat 2 tenda. Dilokasi ini teman 2 akan disuguhkan oleh keindahan yang sangat luar biasa dengan padang safana dan edelwis yang berbukit-bukit, keindahan segara anak dan kemegahan puncak rinjani (waaooowww).

Pos 5 – pincak rinjani. Pos 5 merupakan pertigaan menuju puncak rinjani dan segara anak. Jalur menuju puncak dan segara anak sangat ekstrim dengan melewati medan berpasir dan berbatu. Disarankan menggunakan tali carmantel atau webbing karena terdapat beberapa patahan yang cukup riskan.

Jalur selatan ini digunakan oleh para penduduk setempat menuju segara anak untuk memancing dan biasanya para penggiat atau pencinta alam yang menggunakan jalur ini hanya untuk menikmati keindahan Gunung Rinjani tanpa menargetkan puncak Rinjani.

Disarankan untuk target puncak jangan menggunakan jalur ini, silahkan menggunakan jalur Senaru dan Sembalun.


Mountaineering (Gunung Hutan)

Pada tanggal 7 Agustus 2009 sore divisi Gunung Hutan sudah besiap siap untuk keberangkatan ke lokasi. Divisi Gunung Hutan sendiri berlokasi di Gunung Tambora (2851 mdpl). Perjalanan kita mulai pukul 17.00 WITA menggunakan bus. Tim Gunung Hutan Sendiri Terdiri dari 51 orang peserta dan 8 orang peserta local berasal dari Dompu. Perjalanan menuju gedung knpi panitia local dompu selama 12 jam. Setelah itu kita langsung melanjutkan perjalanan menuju Base Camp yang bertempat di Dusun Doro Ncanga, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Disinilah kita melakukan aktivitas mengenai hal-hal yang menyangkut mengenai materi Gunung Hutan. Kondisi lokasi yang kita tempati sangatlah jauh dari perkampungan. Kondsi medan pun sangat panas, kering, dan tandus. Kita pun kesulitan untuk mendapatkan air yang bersih. Setibanya dilokasi, materi pertama yang diberikan oleh instruktur (instruktur berasala dari WANADRI) ialah Kesehatan Perjalanan. Hari kedua, kita diberikan materi mengenai Pertolongan Pertama Gawat Darurat atau lebih dikenal dengan sebutan PPGD. Pada materi ini kita melakukan simulasi bagaimana cara penanggulangan bila terjadi korban di alam bebas. Hari ketiga kita diberikan mengenai peta dan kompas. Materi ini lebih menekankan pada pembacaan peta dan para peserta diperlihatkan miniatur sebuah punggungan da lembahan. Pada hari keempat terjadi pemindahan tempat start pendakian yang awalnya akan dimulai di jalur Bupati namun kita memidahkan jalur pendakian ke jalur umum yang berada di Dusun Pancasila, Desa Tambora, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat dikarenakan keinginan peserta untuk mencapai puncak. Pendakian di mulai pada pukul 12.30 WITA menuju pos II dengan pendakian yang terpisah. Kita memutuskan untuk menghentikan pendakian karena masih banyak yang tersisa pendaki yang sasampainya di pos II sudah larut malam. Pada pukul 03.00 WITA kita mulai kembali pendakian yang dilanjutkan menuju puncak. Untuk jalur di gunung Tambora ini memiliki 5 pos . untuk masalah waktu sangatlah minim karena banyaknya peserta yang kondisi fisik melemah dikarenakan kesehatan yang menurun pada saat di Doro Ncanga sehingga waktu untuk mencapai puncak sangatlah lambat. Untuk itu saya tidak bias menginformasikan masalah waktu pendakian. Namun saya mendapatkan informasi pendakian dari Bapak Saiful sebagai pengurus Kelompok Pecinta Alam Tambora mengenai waktu normal pendakian Gunung Tambora. Dari Dusun Pancasila menuju pos I dapat ditempuh selama 1 jam. Di Pos I tersebut terdapat mata air. Dario Pos I menuju Pos II dapat ditempuh selama 1 jam. Dipos II kita dapat menbuat Camp namun tidak terlalu luas lahannya. Disini pun terdapat sungai kecil yang jernih. Dari pos II menuju pos III dapat ditempuh selama 3 Jam. Disini terdapat sungai namun jarak tidak terlalu dekat dan kondisi air tidak jernih dan sedikit mengandung belerang. Dari pos III menuju Pos IV dapat ditempuh selama I jam. Disini terdapat lahan yang sangat luas yang tepat pada punggungan. Dari Pos IV menuju Mos V dapat ditempuh Selama I Jam. Disini terdapat gubuk yang tersisa hanyalah rangka saja. Dari pos V menuju puncak dapat ditempuh selama 3,5 jam dimana medan yang dilalui ialah padang pasir. Sekian perjalanan saya menuju tambora. Banyak hal yang dapat saya pelajari dari mulai manajemen perjalanan, kesehatan fisik yang menunjang pendakian, serta butuhnya informasi mengenai gunung yang akan didaki. Dikarena kan kondisi Gunung daerah Barat sangat berbeda dengan Kondisi Gunung daerah timur yang relative sangat kering. sekian.



Pada Tanggal 15-16 diadakannya Forum Nasinal Pecinta Alam Se-Indonesia dimana disi kita membahas tentang penyamaan Kode Etik Pencinta Alam, Adanya Wadah Atau Komite untuk enunjang keberhasilan Gladian Naional berikutya yang di wakili setiap Provinsi, dan pemilihan Tuan Rumah Gladian Naional XIV. Hasil dari Forum ini ialah Penyamaan kode etik pencinta alam yang bereferensi dari Koran tempo dulu dan merekomendasikan agar dibahas penyamaan ini di perbaiki di GLADIAN selanjutnya dengan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk komite sendiri terdapat 23 Provinsi dimana diwakili satu organisasi disetiap Provinsi. Untuk Daerah Jawa Barat diwakili oleh Organisasi BRAMATALA - UTAMA (Barisan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Widyatama) yang berasal dari Bandung. Dalam pemilihan tuan rumah ada beberapa Provinsi yang mengajukan diri dan mempresentasikan darehanya masing-masing diantaranya Sumatra Barat, Sumatra Utara, Jambi, Sumatra Selatan, dan Jogjakarta. Dalam hal ini diadakan Votting yang memilih Sumatra Barat menjadi tuan Rumah GLADIAN NASIONAL XIV Pecinta Alam Se-Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 2009 ditiadakan upacara sehingga para peserta lebih memilih kembali ke daerahnya masing-masing. Sekian informasi yang bias kami sampaikan dengan adanya kegiatan ini. Kegiatan seperti ini sangatlah menunjang informasi antar Pecinta Alam dan meninggkatkan kebersamaan dan kekeluargaan Pecinta Alam Se-Indonesia sehingga sangat penting untuk diikuti perkembangannya. Daftar Perwakilan

Komite setiap Provinsi :

1. Nanggroe Aceh Darussalam : Atta Azhari (Mapala Unmuh Aceh)

2. Sumatea Utara : Said (Mapala Gasi Uma)

3. Yogyakarta : Sekber PPA se DIY

4. Jawa Tengah : Okta (Malimpa UMS)

5. Jawa Timur : Lutvi (Mapalsa)

6. Bali : Putu Adri Wisanta (Wanaprastha Dharma)

7. Kalimantan Timur : firdaus (impa UB tarakan)

8. DKI Jakarta : Aranyacala Trisakti

9. Sumatera Selatan : Chandra Anugrah (Mafesripala Unsri)

10. Jawa Barat : Bramatala Univ. Widyatama

11. Maluku : Eta (Mafispala)

12. Sumatera Barat : Riko Sulastio (Mapala Jayanusa Padang)

13. Kalimantan Selatan : Jairin Halim (Mapala Uniska)

14. Jambi : Heru (Gitasada)

15. Sulawesi Barat : Hasbullah (Mapala Unisman)

16. Sulawesi Selatan : Cakra (Mapala Univ.45)

17. Sulawesi Utara : Indracing (Impala Sangiawita)

18. Sulawesi Tengah : Mapaga Stip Toli-Toli

19. Sulawesi Utara : Andre (Mapala Pahyagaan)

20. Banten : Mamat (Mapala Krakatau)

21. Kepulauan Riau : Feri (Himpala Unrika)

22. Nusa Tenggara Barat : Wanapala NTB

23. Kalimantan Barat : ……….