Senin, 14 September 2009

Gladian Nasional Pecinta Alam Indonesia XIII

Gladian Nasional Pecinta Alam Indonesia XIII diselenggarakan di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada tanggal 7 – 17 Agustus 2009. Gladian Nasional sendiri adalah suatu kegiatan yang berasal dari kata gladi (bahasa Jawa) yang berarti berlatih. Dengan demikian gladian adalah ajang suatu latihan bagi seluruh pencinta alam Indonesia. Bramatala sendiri cukup merespon kegitan ini sehingga mengirimkan dua perwakilannya, yaitu IcaL/Daeng TP082407B (SAR) dan Lena Sulistiana LB082506B (Mountaineering). Beberapa divisi yang ditawarkan oleh Gladian kali ini, yaitu:

1. Mountaineering di Gunung Tambora Kabupaten Dompu

2. Caving di Kabupaten Sumbawa Barat (Gua Mumber dan Nyerebeng)

3. SAR (Search And Rescue) di Gunung Rinjani Kabupaten Lombok Timur

4. Konservasi Sumber Daya Alam di Kabupaten Lombok Tengah

5. Climbing di Tebing Sekotong Kabupaten Lombok Barat

6. Manajement Ekspedisi & Bisnis Outdoor di Kota Mataram

Berawal dari bandung tgl 3/08/09 kami menuju kota mataram, pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Berikut jalur dan biaya perjalanan yang mungkin dapat jadi referensi teman2: ·

*Senin (3/08/09)

20.20 – 05.20 KERETA API. Stasiun Kiara condong – Stasiun Lempuyangan (Rp. 24.000)

*Selasa (4/08/09)

07.30 – 23.30 KERETA API. Stasiun Lempuyangan – Stasiun Banyuwangi (Rp. 35.000) * Dari stasiun Banyuwangi tinggal jalan aja ke Pelabuhan Ketapang Sekitar 500 m ·

*Rabu (5/08/09)

02.00 – 03.00 FERRY. Pelabuhan Ketapang- Pelabuhan Gilimanuk (Rp. 5.700)

03.00 – 07.00 BUS. Pelabuhan Gilimanuk – Pelabuhan Padang bai (Rp.35.000)

07.00 – 11.00 FERRY. Pelabuhan Padang bai – Pelabuhan Lembar (Rp. 31.000)

11.30 – 12.30 ANGKOT. Pelabuhan Lembar – Universitas Mataram (Rp. 13.000)


Tgl 7/08/09 acara pun dimulai mulai dari upacara pembukaan dan dilanjutin dengan talk show mngenai permasalahan lingkungan (Global Warming) yang diisi oleh pembicara dari WWF indonesia. Keesokan harinya kami pun memulai kegiatan di lokasi masing-masing dari tgl 8/08/09 s/d 14/08/09. Berikut sedikit ulasan mengenai kegitan Mountaineering dan SAR (Search And Rescue).

SAR (Search And Rescue)

Tepat pukul 09.00 kami memulai perjalanan dari Arena Budaya Unram menuju desa Pengadaan - Lombok timur yang menjadi lokasi kegiatan, dikaki gunung Rinjani (jalur Selatan). Dengan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan. Kegiatan SAR ini diisi oleh instruktur dari BASARNAS NTB. Secara garis besar untuk kegiatan SAR ini tidak berjalan dengan lancar sesuai Rundown kegiatan dan pengalokasian materi. Dalam kegiatan ini materi yang menjadi latihan bersama hanya Vertikal Rescue dan beberapa materi perkenalan SAR secara teoritis. Dikarenakan kegiatan SAR yang kurang kondusif sehingga para peserta Gladian di tarik untuk mengikuti kegiatan tracking ke Gn. Rinjani melalui jalur selatan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mensosialisasikan jalur yang baru dibuka tersebut. Jalur selatan ini terdapat 5 pos dengan sumber mata air yang melimpah. Berikut penjelasannya :

Pos 1 . Setelah melewati pintu rimba, jalur ke pos 1 relatif landai dengan jarak tempuh ±30 menit. Sumber mata air berupa bendungan sungai yang cukup deras dan juga terdapat air terjun. Kapasitas camp cukup legang untuk beberapa tenda.

Pos 2. Jalur menuju pos 2, cukup landai dan panjang dengan melewati hutan tropis dengan Jarak tempuh ± 4 – 5 jam perjalanan. Sumber mata air di pos 2 berupa mata air disebelah kanan shelter. kapasitas camp tidak seluas pos 1 dengan kapasitas sekitar 4 tenda, akan tetapi shelternya juga dapat digunakan untuk camp sekitar 2 tenda.

Pos 3. Selepas pos 2 jalur mulai menanjak hingga pos 3 dengan melewati hutan tropis dan padang rumput kecil hingga yang cukup luas dengan jarak tempuh ± 2 jam. Sumber mata air berupa beberapa mata air hingga membentuk sebuah sungai kecil dilembahan sebelah kanan shelter. Lokasi titik buat ngecamp cukup banyak dan cukup luas (*disarankan jangan embuat camp d dekat shelter karena lokasinya berupa padang rumput yang memungkinkan angin bertiup sangat kencang dan teramat dingin pada malam hari. Kami membuat camp di sebelah sumber air yang lokasinya tertutup oleh bukit2 kecil)

Pos 4. Selepas pos 3 puncak rinjani baru memperlihatkan batang hidungya. Jalur menuju pos 4 cukup landai dengan melewati beberapa bukit padang safana yang sangat luas dengan jarak tempuh ± 2-3 jam perjalanan. Sumber mata air berupa mata air kecil dengan lokasi berada di lembahan sebelah kanan shelter. Lokasi camp cukup untuk beberapa tenda di sekitar shelther.

Pos 5 (Plawangan Selatan). Jalur menuju pos 5 agak menanjak dengan melewati padang safana dan berbaur dengan padang edelwis yang sangat luas. Tidak terdapat sumber mata air dilokasi. Kapasitas camp hanya tedapat 2 tenda. Dilokasi ini teman 2 akan disuguhkan oleh keindahan yang sangat luar biasa dengan padang safana dan edelwis yang berbukit-bukit, keindahan segara anak dan kemegahan puncak rinjani (waaooowww).

Pos 5 – pincak rinjani. Pos 5 merupakan pertigaan menuju puncak rinjani dan segara anak. Jalur menuju puncak dan segara anak sangat ekstrim dengan melewati medan berpasir dan berbatu. Disarankan menggunakan tali carmantel atau webbing karena terdapat beberapa patahan yang cukup riskan.

Jalur selatan ini digunakan oleh para penduduk setempat menuju segara anak untuk memancing dan biasanya para penggiat atau pencinta alam yang menggunakan jalur ini hanya untuk menikmati keindahan Gunung Rinjani tanpa menargetkan puncak Rinjani.

Disarankan untuk target puncak jangan menggunakan jalur ini, silahkan menggunakan jalur Senaru dan Sembalun.


Mountaineering (Gunung Hutan)

Pada tanggal 7 Agustus 2009 sore divisi Gunung Hutan sudah besiap siap untuk keberangkatan ke lokasi. Divisi Gunung Hutan sendiri berlokasi di Gunung Tambora (2851 mdpl). Perjalanan kita mulai pukul 17.00 WITA menggunakan bus. Tim Gunung Hutan Sendiri Terdiri dari 51 orang peserta dan 8 orang peserta local berasal dari Dompu. Perjalanan menuju gedung knpi panitia local dompu selama 12 jam. Setelah itu kita langsung melanjutkan perjalanan menuju Base Camp yang bertempat di Dusun Doro Ncanga, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Disinilah kita melakukan aktivitas mengenai hal-hal yang menyangkut mengenai materi Gunung Hutan. Kondisi lokasi yang kita tempati sangatlah jauh dari perkampungan. Kondsi medan pun sangat panas, kering, dan tandus. Kita pun kesulitan untuk mendapatkan air yang bersih. Setibanya dilokasi, materi pertama yang diberikan oleh instruktur (instruktur berasala dari WANADRI) ialah Kesehatan Perjalanan. Hari kedua, kita diberikan materi mengenai Pertolongan Pertama Gawat Darurat atau lebih dikenal dengan sebutan PPGD. Pada materi ini kita melakukan simulasi bagaimana cara penanggulangan bila terjadi korban di alam bebas. Hari ketiga kita diberikan mengenai peta dan kompas. Materi ini lebih menekankan pada pembacaan peta dan para peserta diperlihatkan miniatur sebuah punggungan da lembahan. Pada hari keempat terjadi pemindahan tempat start pendakian yang awalnya akan dimulai di jalur Bupati namun kita memidahkan jalur pendakian ke jalur umum yang berada di Dusun Pancasila, Desa Tambora, Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat dikarenakan keinginan peserta untuk mencapai puncak. Pendakian di mulai pada pukul 12.30 WITA menuju pos II dengan pendakian yang terpisah. Kita memutuskan untuk menghentikan pendakian karena masih banyak yang tersisa pendaki yang sasampainya di pos II sudah larut malam. Pada pukul 03.00 WITA kita mulai kembali pendakian yang dilanjutkan menuju puncak. Untuk jalur di gunung Tambora ini memiliki 5 pos . untuk masalah waktu sangatlah minim karena banyaknya peserta yang kondisi fisik melemah dikarenakan kesehatan yang menurun pada saat di Doro Ncanga sehingga waktu untuk mencapai puncak sangatlah lambat. Untuk itu saya tidak bias menginformasikan masalah waktu pendakian. Namun saya mendapatkan informasi pendakian dari Bapak Saiful sebagai pengurus Kelompok Pecinta Alam Tambora mengenai waktu normal pendakian Gunung Tambora. Dari Dusun Pancasila menuju pos I dapat ditempuh selama 1 jam. Di Pos I tersebut terdapat mata air. Dario Pos I menuju Pos II dapat ditempuh selama 1 jam. Dipos II kita dapat menbuat Camp namun tidak terlalu luas lahannya. Disini pun terdapat sungai kecil yang jernih. Dari pos II menuju pos III dapat ditempuh selama 3 Jam. Disini terdapat sungai namun jarak tidak terlalu dekat dan kondisi air tidak jernih dan sedikit mengandung belerang. Dari pos III menuju Pos IV dapat ditempuh selama I jam. Disini terdapat lahan yang sangat luas yang tepat pada punggungan. Dari Pos IV menuju Mos V dapat ditempuh Selama I Jam. Disini terdapat gubuk yang tersisa hanyalah rangka saja. Dari pos V menuju puncak dapat ditempuh selama 3,5 jam dimana medan yang dilalui ialah padang pasir. Sekian perjalanan saya menuju tambora. Banyak hal yang dapat saya pelajari dari mulai manajemen perjalanan, kesehatan fisik yang menunjang pendakian, serta butuhnya informasi mengenai gunung yang akan didaki. Dikarena kan kondisi Gunung daerah Barat sangat berbeda dengan Kondisi Gunung daerah timur yang relative sangat kering. sekian.



Pada Tanggal 15-16 diadakannya Forum Nasinal Pecinta Alam Se-Indonesia dimana disi kita membahas tentang penyamaan Kode Etik Pencinta Alam, Adanya Wadah Atau Komite untuk enunjang keberhasilan Gladian Naional berikutya yang di wakili setiap Provinsi, dan pemilihan Tuan Rumah Gladian Naional XIV. Hasil dari Forum ini ialah Penyamaan kode etik pencinta alam yang bereferensi dari Koran tempo dulu dan merekomendasikan agar dibahas penyamaan ini di perbaiki di GLADIAN selanjutnya dengan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk komite sendiri terdapat 23 Provinsi dimana diwakili satu organisasi disetiap Provinsi. Untuk Daerah Jawa Barat diwakili oleh Organisasi BRAMATALA - UTAMA (Barisan Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Widyatama) yang berasal dari Bandung. Dalam pemilihan tuan rumah ada beberapa Provinsi yang mengajukan diri dan mempresentasikan darehanya masing-masing diantaranya Sumatra Barat, Sumatra Utara, Jambi, Sumatra Selatan, dan Jogjakarta. Dalam hal ini diadakan Votting yang memilih Sumatra Barat menjadi tuan Rumah GLADIAN NASIONAL XIV Pecinta Alam Se-Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 2009 ditiadakan upacara sehingga para peserta lebih memilih kembali ke daerahnya masing-masing. Sekian informasi yang bias kami sampaikan dengan adanya kegiatan ini. Kegiatan seperti ini sangatlah menunjang informasi antar Pecinta Alam dan meninggkatkan kebersamaan dan kekeluargaan Pecinta Alam Se-Indonesia sehingga sangat penting untuk diikuti perkembangannya. Daftar Perwakilan

Komite setiap Provinsi :

1. Nanggroe Aceh Darussalam : Atta Azhari (Mapala Unmuh Aceh)

2. Sumatea Utara : Said (Mapala Gasi Uma)

3. Yogyakarta : Sekber PPA se DIY

4. Jawa Tengah : Okta (Malimpa UMS)

5. Jawa Timur : Lutvi (Mapalsa)

6. Bali : Putu Adri Wisanta (Wanaprastha Dharma)

7. Kalimantan Timur : firdaus (impa UB tarakan)

8. DKI Jakarta : Aranyacala Trisakti

9. Sumatera Selatan : Chandra Anugrah (Mafesripala Unsri)

10. Jawa Barat : Bramatala Univ. Widyatama

11. Maluku : Eta (Mafispala)

12. Sumatera Barat : Riko Sulastio (Mapala Jayanusa Padang)

13. Kalimantan Selatan : Jairin Halim (Mapala Uniska)

14. Jambi : Heru (Gitasada)

15. Sulawesi Barat : Hasbullah (Mapala Unisman)

16. Sulawesi Selatan : Cakra (Mapala Univ.45)

17. Sulawesi Utara : Indracing (Impala Sangiawita)

18. Sulawesi Tengah : Mapaga Stip Toli-Toli

19. Sulawesi Utara : Andre (Mapala Pahyagaan)

20. Banten : Mamat (Mapala Krakatau)

21. Kepulauan Riau : Feri (Himpala Unrika)

22. Nusa Tenggara Barat : Wanapala NTB

23. Kalimantan Barat : ……….


Tidak ada komentar: