Jumat, 17 April 2009

Mabim Caving Angkatan Cadas Jenggala

Gua Buni Ayu

Ya Allah Ya Tuhan Kami, Selamatkanlah perjalanan kami tanpa ada hambatan, dan kegiatan kami berjalan dengan lancar Amin... Pelan – pelan yah.... satu,, dua, tiga....BRAM...!!!!!!

Brum....brum...tepat pukul 07.30 tim yang beranggotakan ucup, acil, mike, aji, tuti, diko rambo, hari, c mang kiki, icha, fajar, gita[Photo] + pembimbing & pendamping ( kak daenk, kak rizal, kak adi & kak nana), kami semua pun melesat dengan cepat, tak terasa kecepatan kendaraan sudah 60km/jam.. setelah berjalan lebih kurang satu jam, tiba – tiba motor yang saya gunakan pun bocor, terpaksa perjalanan tertunda sekitar 15 menit. Lalu perjalanan pun di lanjutkan, akhirnya kami pun sampai di tempat yang kami tuju, tepatnya di sukabumi didaerah Wisata Gua Buni Ayu..

Baru saja sampai di lokasi, kami bertemu dengan mapala UI yang sama-sama akan melakukan penelusuran gua, pada saat itu para “tetua kami” (cielah tetua konon) dari pembimbing, pak bos, diklat dan wakil pak bos pun berunding dengan mereka (UI), sementara saya dan anak-anak CJ cacing jeruk,, eh maap, Cadas Jenggala, Mendirikan playsit, tenda dan para-para. Sampailah saatnya makan malam,, emm ini yang ditunggu” (eng-ing-eng), cacing perut juga sudah bermain keroncong. Setelah selesai makan kita diberi kabar oleh pembimbing, ada perubahan jadwal.. ha.???? Kita semua sempat syok.!!! Sampai salah satu teman kita dari CJ ada yang mengeluarkan buih dari mulutnya (canda), jadwal yang seharusnya kita Maping di gua kerek pun berubah drastis, 900 menjadi 900 (eh, sama aj kali) maap salah, (Kita lanjut, tiu) yang seharusnya di gua kerek yang vertikal pun berubah tempat di gua buni ayu yang horizontal. Huh sempat kesel sih, gara“ UI tuh.. haha,, tapi gak papa kita semua udah maapin UI kok, anak CJ kan pada baik,sopan santun, suka menolong dan rajin menabung (hah gak nyambung kali) .. Akhirnya kegiatan itu pun kami laksanakan dengan lapang dada.. kami dibagi menjadi 2 tim. Di tim pertama beranggotakan 5 orang personilnya ada ci Mang, Ucup, Mike ,Icha dan Aji. lalu tim ke 2 beranggotakan Acil ,Fajar ,Tuti ,Gita ,Hari, dan Wandiko.

Tim pertama masuk, lalu disusul oleh tim kedua. Baru saja masuk, kami sudah menemukan chamber yang sangat besar serta stalagmit dan stalagtit yang sudah mati. Sedih bercampur bahagia pun menjadi satu, lalu disusul air yang menetes dari atas, hewan – hewan aneh pun mulai terlihat ada jangkrik namun berbeda dengan jangkrik yang biasa di temukan di sekitar rumah. Air yang mengalir atau sungai yang kecil namun kita menyebutnya “insurgance”. Keindahan gua pun belum selesai masih banyak keindahan yang tak bisa di ungkapkan dengan kata – kata. Setelah sampai di tempat finish kita semua (anak” CJ, pembimbing, diklat, dan 2 org guide) mematikan seluruh cahaya yang kita gunakan dengan merasakan gelap dan kesunyian di dalam gua. Setelah selesai kita melakukan pemotretan (haha) di salah satu dari sekian banyak ornamen yang indah. Namun setelah diteliti, ternyata gua itu sudah tidak alami, banyak yang di tambal-tambal dengan semen.

Setelah kembali dari lokasi pemotretan, ide cemerlang pun muncul, hehe... ide itu berasal dari suara” yang membisikan telinga tepatnya mengagetkan mereka, korban nya ada 2 orang, yaitu icha & gita.. haha.. maap buat yang itu (Piss V). Setelah sampai di kamp, kegiatan selanjutnya briefing ,evaluasi dan di ikuti dengan istirahat.
Ci...cit....cuit... suara burung pun terdengar,, tak terasa pukul 8 pun tiba, yang bertugas masak pun bersiap” acil feat tuti di komandoi oleh danpur kita yang rada erorr “diko si santai” menyiapkan album pertamanya,, (haha,, kiding) sarapan pagi buat kita semua, dan yang lainnya siap” packing. Setelah menunggu beberapa jam, sarapan pun tiba, beberapa menit saja makanan pun tewas seketika dengan kejam dan pelaku di kenal dengan nama “Heller Angel”, di angkatan cj “Heller Angel” sangat tabu.
Setelah usai melakukan pembantaian akhirnya, kita melakukan sharing tentang kegiatan maping tadi malam. Lalu diikuti dengan kegiatan simulasi pemasangan tambatan, sebelum melakukan tambatan diklat + pembimbing “kak kuya + kak nana” mengenalkan alat & fungsinya diantaranya sisip, choker, framecok, slink prusik dll, lalu CJ dibagi menjadi 3 tim, tim pertama (aji, gita, wandiko), tim kedua (hary, ucup, tuti, acil), & tim ketga (fajar, mike,c mang, icha) dengan hasil terbaik ada di tim kedua... hahaha...

Setelah kegiatan simulasi penambatan, waktu makan pun tiba, tibalah waktunya featuring antara dua diva (gita & icha), mereka dikenal sangat kejam,,ikan asin tak berdosa pun digoreng. Setelah makanan selesai di masak, kejadian itu pun terulang” seperti mimpi, baru saja sebentar dihidang makanan itu pun kembali tewas, lagi” nama itu selalu muncul membuat bulu kuduk berdiri “Heller Angel”, menakutkan. Sempat membuat pak bos dan wakil pak bos kaget. Haha...(canda) setelah makanan tewas seketika, kita semua pun beranjak dari TKP, lalu melakukan kegiatan selanjutnya mengamati tambatan milik UI yang akan kita gunakan buat SRT di pagi hari. Banyak pertanyaan yang bermunculan dari temen – temen CJ, dikarenakan teknik pemasangan tambatan yang rada berbeda dengan yang kita peroleh sewaktu pemberian materi. Setelah melakukan kegiatan itu, kita mengadakan evaluasi, briefing , dan berakhir sekitar pukul 00.30, teman CJ pun mulai melakukan persiapan buat tidur, sebagian lagi mempersiapkan konsumsi buat di dalam gua, semua mulai tidur pukul 01.00.

Lagi nyenyak”nya tidur, tiba” terdengar suara ”cup – cup bangun” yang membuat tidur nyenyak terganggu, layaknya suara petir di siang bolong, DUARRRRR....!!!! ternyata suara dari diklat kami, kak adi kuya. Setelah bangun seraya mengumpulkan nyawa, akhirnya teman” yang lain pun terbangun tepatnya pukul 03.00 dengan menyiap” kan packing barang pribadi dan flysit. Setelah semua selesai packing, kami semua pun berangkat ke gua kerek, dalam waktu 3 menit kita pun tiba di TKP, setelah sampai di TKP dikenal dengan sebutan “entrances” sebagai leader saya ditunjuk untuk turun pertama, setelah sampai di dasar gua rasa sepi dan sunyi menemani, huh...(sempat merasa takut), lalu yang kedua turun adalah si hary, namun apesnya setelah ditemani hari, tiba” saya merasakan sesuatu yang akan keluar, huaaaa.!!!! Ternyata itu t*i, setelah berpikir sejenak ternyata sesak b*oker...!!!!!!!! sempat beberapa saat ditahan, yang ketiga turun adalh si gita, lalu diikuti oleh si fajar, kelima aicil, keenam tuti, ketujuh si rambo“wandiko”, kedelapan ada si baby hui “mike”, mungkin hari itu hari sial saya, sempat ditahan namun saat itu sudah tidak kuat, saya pun banting stir dengan meminta keresek ke tuti, dan akhirnya kejadian itu pun terjadi, celaka dua belas, kejadian yang terjadi sekali sampai saat ini, b*ker di kresek. Kegiatan b*ker itu selesai tepat setelah si ichadud turun, kesepuluh si mang kiki, dan yang terakhir ada si bapak logistik “si kasep” aji, lalu diikuti oleh guide,lalu kak nana dan diakhiri oleh kak adi kuya. Dalam perjalanan saya menandem bungkus T*i dan saya ditandem layaknya sesuatu yang sangat berharga.. Huaaaaaaa..!!! tidak..!!! dengan berat hati, kegiatan itu pun dilanjutkan tanpa cebok.. PARAH..!!! Sebelum perjalanan dilanjutkan guide terlebih dahulu memberi tahu medan yang akan kami lalui berair, kering lumpur & chinmey , setelah semua berkumpul perjalanan pun dimulai.

Di awal perjalanan tim harus menelusuri sungai, melihat keindahan stalagmid, stalagtid, colum, helictit, o’olites, blanket, yang sangat indah, sulit rasanya menceritakan keindahanya, di perjalanan kami semua banyak melakukan pemotretan, gaya model anak CJ pun keluar, dengan dahsyat.. Di sana kami banyak mendapat pengalaman yang berharga, di perjalanan tak jarang pertanyaan muncul dari teman-teman CJ, mulai dari ornamen, interior, makhluk hidup dan semua yang terdapat di dalam gua.

Tanpa sadar kami pun telah tiba di medan ke dua, yaitu medan yang kering, Di dalam gua kami sempat melihat udang, ikan & ular, hewan - hewan itu digolongkan kedalam “Accidental frogloxene”. Perjalanan masih dilanjutkan, saya masih dalam keadaan tandem t*i. Walau perjalanan terasa panjang, namun wajah teman-teman terlihat bersemangat, semakin jauh dari entrance keindahan gua pun semakin RUAR BIASA...!!!! Sempat istirahat beberapa saat, menikmati pemandangan sebari ditemani OMLET spesial DANPUR “diko RAMBO” yang dibuat dengan rasa cinta & penuh kasih sayang (lebai..), perjalanan dilanjutkan namun tim harus menyusuri sungai, setelah beberapa lama tim harus melewati medan chinmey, terlihat Arus yang deras, ide cemerlang pun muncul (ting), sebagai leader saya yang pertama turun, sukses melewati chinmey dengan senyuman penuh kelicikan, sambil menunggu yang lainnya melewati medan chinmey, saya pun melakukan perpisahan dengan cara harus merelakan perpisahan dengan sesuatu yang sudah saya tandem sejak awal, hikz hati menangis, mengiris jiwa tidak tega, meneteskan air mata sambil melepaskan salam perpisahan (lebai) akhirnya perpisahan itu terjadi, baru saja berpisah hal kedua yang saya lakukan adalah CEEEEEBOOOOK dan menyucikan diri, lega. Perjalanan dilanjutkan dengan menempuh medan ketiga, yaitu lumpur, yang awalnya bersih berubah drastis 3600, kotor, tubuh anak – anak CJ berlumuran lumpur, damn.!! Ternyata, itu jalan buntu, jalan yang sesungguhnya ada di sebelah kiri. Sukses buat guide + kak adi kuya yang udah ngerjain anak-anak CJ + pembimbing habis – habisan dengan berlumpur ria, terlihat senyum kemenangan mereka. huh, namun dibalik itu, senyum penuh keceriaan dari teman-teman CJ pun terlihat.

Perjalanan dilanjutkan, medan seterusnya adalah chinmey yang lumayan tinggi, 5 meter sempat membuat CJ gentar. Ambisi dan semangat CJ yang berlimpah ruah, karena hanya itu satu – satunya jalan yang harus di lalui, selain kembali ke awal (haha). Setelah semua sukses melalui jalur itu, kita pun bertemu dengan sinar yang sepertinya tidak asing dan kami kenal, ternyata itu adalah sinar matahari. Senang dan haru, setelah sekian lama tidak bertemu, rasa rindu pun muncul (lebai). Setelah keluar dari gua, kita langsung menuju air terjun dan membersihkan tubuh yang belepotan lumpur. Semua telah bersih, akhirnya kembali ke kamp BRAM yang di jaga oleh Pa Bos dan kak rizal dengan jarak tempuh 20 menit lebih, terlihat mereka sedang berdua – duaan di tenda??. Setelah selesai packing barang, akhirnya kami semua pun kembali ke bandung tepatnya kampus tercinta WIDYATAMA sampai sekitar pukul 22.30 malam. Dilanjutkan dengan briefing lalu pulang menuju rumah masing – masing dan istirahat panjang.








Senin, 06 April 2009

Tragedi Situ Gintung

Korban tewas akibat jebolnya tanggul Situ Gintung di Cireundeu, Ciputat, Tangerang, Banten, hingga Sabtu (28/3) siang, mencapai 78 orang. Tim penyelamat terus mencari sekitar 90 korban lain yang dinyatakan hilang. Pencarian difokuskan di sekitar Kali Pesanggrahan dan genangan air yang belum surut.

Tim penyelamat gabungan melakukan pencarian sejak pagi tadi. Bila cuaca memungkinkan, pencarian digelar hingga Sabtu petang. Sementara banyak keluarga yang berusaha mencari kerabat mereka di posko sekitar lokasi.

Sejak tanggul jebol pada Kamis lalu, situasi di sekitar kawasan Situ Gintung sampai sekarang porak poranda. Hanya puing-puing sisa bangunan yang tersisa setelah bah menerjang permukiman. Puing-puing belum dibersihkan karena petugas terkait serta warga sedang berkonsentrasi mencari korban hilang. Ratusan rumah hancur tampak hancur dan puluhan lainnya hanyut tanpa bekas.

Dan kami dari BRAMATALA mengadakan penggalangan dana buat korban Situ Gintung dari tanggal 06-07 April 2009. Dan rencananya yang akan pergi ke Situ Gintung pada hari Rabu jam 13.00 dengan dari anggota BRAMATALA yaitu :
  1. Ruhman
  2. Lena
  3. Eka
  4. Roy
  5. Yuda
Dan rencananya hasil dari dana yang terkumpul akan direalisasikan langsung ke tempat kejadian dengan bekerja sama dengan MAPALA UMJ "STACIA"

Minggu, 05 April 2009

GREEN FOR BETTER LIVING

GREEN FOR BETTER LIVING

Aksi Bersih Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Dalam rangka HUT TNGGP ke-29 tanggal 27-29 Maret 2009

Acara Jambore yang dilaksanakan dari hari kamis sampai minggu ini cukup diminati oleh banyak organisasi, seperti Pramuka, Sispala, Mapala, dan berbagai macam organisasi yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Jambore ini menghasilkan sekitar 1500 peserta yang mendaftar dan berasal dari berbagai macam daerah mulai dari daerah Bandung, Jogja, Surabaya, Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, dan daerah sekitar lainnya.Acara atau kegiatan yang diselenggarakan di sana berupa aksi bersih dalam bentuk pandakian dan lain-lainnya. Anggota BRAMATALA kali ini yang mengikuti Jambore Aksi Bersih ada 7 orang diantaranya yaitu: Regi (Sengat Rimba) , Yudha (GB 062301-B), Ical (TP 082407-B), Rizal (TP 082401-B), Citra (LB 082501-B), Chintya (LB 082505-B), Pita (Lembah Bintang-B).

Pada kegiatan kali ini kita melakukan persiapan mulai hari Senin hingga hari Rabu. Persiapan yang dilakukan mulai dari logistic, konsumsi, P3K, survival kit, bahkan peralatan pribadi dari tiap-tiap anggota yang berangkat saat itu.

Hari Kamis jam 10 pagi tim (BRAMATALA) mulai berangkat dari kampus menuju ke terminal Cicaheum. Selanjutnya dari terminal Cicaheum menuju ke terminal Lewi Panjang. Setibanya di terminal tersebut kita masih manunggu bus yang akan berangkat menuju ke daerah Cibodas. Setibanya di daerah tersebut, kita melanjutkan perjalanan ke atas menuju ke tempat regristrasi ulang dengan menggunakan mobil angkutan/umum. Tiba di tempat regristrasi desa Gn. Putri (Ttk. koord. Pos regristrasi ulang: LS 6045'18", BT 107000'37", 1565 mdpl) tersebut sekitar jam 1 dan ada dari anggota kita yang langsung mendaftarkan kembali tim kita yang ikut saat itu. Setelah regristrasi, kita melanjutkan perjalanan menuju ke tempat camp grown Gn. Putri (Ttk. koord. camp grown: LS 6045'24", BT 107000'07", 1651 mdpl). dan kemudian akhirnya kita mendirikan tenda untuk sementara di situ hingga besok paginya.

Hari Jumat jam 9 pagi tim berangkat menuju daerah Alun-alun barat dengan melakukan aksi bersih di jalur Gn. Putri. Tiba di daerah Alun-alun jam 3. Selama dua hari tim berada di Alun-alun barat. Di sana tim dan peserta lainnya melakukan banyak hal serta mandapatkan banyak hal juga, mulai dari acara yang diselenggarakan oleh panitia bahkan yang diselenggarakan oleh kita sendiri. Acara yang di selenggarakan oleh panitia yaitu talk show, games, dan aksi bersih dengan memungut sampah yang ada di sekitar Alun-alun barat tersebut. Pada acara talk show kali itu membahas tentang aturan-aturan atau prosedural yang berlaku di Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango dan juga behasan mengenai hobi yang dapat menghasilkan uang atau menjadi sebuah pekerjaan yang baik dan menyenangkan bagi kita para pencinta alam.

Bahasan mengenai hobi menghasilkan uang ini, seperti diceritakan oleh pembicaranya bahwa kita bisa menjadi seorang tour guide or mountain guide, menulis buku mengenai pendakian atau tentang gunung-gunung itu sendiri. Masih banyak lagi hal yang lain yang dapat kita lakukan untuk bisa menghasilkan uang. Siapa sih yang tidak tertarik jika ditawarkan untuk mendapat uang yang bernilai besar bahkan bisa sangat besar sekalipun? Tentu, banyak yang menginginkan bisa mendapat uang yang banyak. Nah, oleh karena itu kita para pendaki biasanya dituntut oleh diri kita sendiri supaya harus bisa menjadi pendaki yang profesional. Pendaki yang baik belum tentu benar alias, mereka biasanya belum tentu menggunakan alat-alat yang sesafety mungkin atau belum tau teknik-teknik khusus untuk mendaki. dari Ilmu yang kita dapatkan itu, kita bisa merealisasikan atau mengexplorasikannya dan dapat menghasilakn uang seperti yang telah dibahas sebelumnya.

Gunung Gede Pangrango ini juga merupakan Taman Nasional yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat sekitarnya. dan oleh karena banyak yang tahu dan juga banyak yang ingin mendaki di gunung tersebut maka Taman Nasional ini mempunyai beberapa orang untuk mengelolanya sehingga dibuatlah Ketentuan Umum Pendakian Gunung Gade Pangrango. untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai ketentuan atau proseduralnya maka bisa dilihat dibawah ini. Ada begitu banyak aturan yang berlaku dan putut untuk kita patuhi sebab jika tidak maka akan beresiko bagi gunung Gede Pangarango tersebut bahkan sampai ke Pendakinya sendiri.

Dari sekian peserta yang ikut saat itu, 1500 sekian orang dibagi-bagi menjadi 6 tim berdasarkan warna untuk pembagian daerah yang akan dibersihkan di Gn. Gede-Pangrango tersebut. Ada yang di daerah Kandang Badak (tim ungu), Kandang Batu (tim biru), Alun-alun (tim hijau), dan lain-lainnya. Hari Minggu jam 8 pagi tim kita mulai beranjak menuju ke puncak Gn. Gede dengan membawa semua barang pakingan kita. Setelah tiba di puncak gunung Gede dengan ketinggian 2958 mdpl, kita beristirahat sebentar sambil menikmati alam yang ada disekitar dan mengambil gambar serta berfoto, beraksi di depan kamera untuk mengambil gambar. Walaupun saat itu pemandangan ditutupi oleh kabut namun tetap masih banyak orang yang mengambil gambar atau foto. Acara selanjutnya yaitu turun dari puncak dengan melawati jalur yang berbeda dari sebelumnya pada waktu pendakian yaitu dengan melewati jalur Cibodas. Sambil turun juga kita melakukan aksi bersih dengan memungut sampah yang ada, walaupun cuaca saat itu hujan namun peserta tetap semangat hingga turun sampai ke tempat finish. Di tempat finish tersebut kita mendapatkan bubur kacang hijau dan teh manis. selain makan-minum juga, di situlah tempat acara penutupan diselenggarakan serta pemberian door prize untuk peserta yang menerimanya. Acara selanjutnya pulang dech.....









Ketentuan Umum Pendakian

Gn. Gede Pangrango

1. Setiap pendaki harus memuliki Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) yang diproses di Kantor Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Pengajuan SIMAKSI pendakian menggunakan sistem booking dengan batas waktu minimum pengajuan adalah 3 (tiga) hari kerja dan maksimum 1 (satu) bulan sebelum pendakian dilaksanakan.

b. Batas maksimum jumlah pendaki per-hari adalah 600 orang (pintu masuk Cibodas : 300 orang, Gunung Putri : 200 orang dan Selabintana : 100 orang).

c. Batas waktu maksimum lama pendakian adalah 2 (dua) hari 1 (satu) malam.

d. Setiap SIKMASI pendakian dikeluarkan untuk minimum sejumlah 3 (tiga) orang pendaki.

e. Proses pengajuan SIKMASI bisa dilakukan setiap hari, pukul 08.00 s/d 15.30 WIB.

f. Calon pendaki menyerahkan fotocopy Kartu Identitas yang masih berlaku (kartu identitas yang dapat menunjukan alamat dan tanggal lahir calon pendaki).

g. Apabila calon pendaki berumur kurang dari 17 tahun, diwajibkan menyerahkan Surat Ijin Orang Tua/wali calon pendaki yang bersangkutan dan ditandatangani di atas materai Rp 6,000 serta dilampirkan fotocopy KTP Orang Tua yang bersangkutan yang masih berlaku. Surat Izin bisa dikolektif oleh penanggungjawab pihak sekolah / kepala sekolah yang bersangkutan apabila calon pendaki yang berumur kurang dari 17 tahun melaksanakan kegiatan resmi dari sekolah.

h. Bagi Orang Asing yang mau mendaki Gunung Gede Pangrango diwajibkan memakai pemandu.

i. Membayar tiket masuk dan asuransi sebagai berikut : - Wisatawan Domestik : Rp 2.500,-/hari/orang - Wisatawan Mancanegara : Rp 20.000,-/hari/orang - Asuransi : Rp 2.000,-/hari/orang

2. Pintu Masuk jalur pendakian dibuka mulai 07.00 s/d 22.00 WIB.

3. Petugas Balai Besar TNGGP pada pintu masuk kawasan akan memeriksa barang bawaan dan SIMAKSI sebelum dan sesudah memasuki kawasan.

4. Untuk keselamatan diri, setiap pendaki diwajibkan memakai sepatu serta membawa keperluan pribadi seperti jaket, obat-obatan, tenda, senter, jas hujan, matras, makanan dan minuman secukupnya.

5. Berjalan pada jalur yang sudah ditentukan / disediakan.

6. Setiap Pendaki DILARANG :

a. Membawa binatang ke dalam kawasan;

b. Memetik, memindahkan atau mencabut tanaman di dalam kawasan;

c. Membuat api unggun di dalam kawasan;

d. Mengganggu, memindahkan, atau melakukan vandalisme pada fasilitas yang tersedia di dalam kawasan;

e. Meninggalkan sampah dan wajib membawa turun kembali sampah bawaannya.

7. SANKSI apabila melanggar ketentuan Pendakian :

a. Bagi yang melebihi batas waktu pendakian akan dikenakan sanksi berupa denda 10 kali lipat harga tiket pendakian per orang/hari;

b. Bagi pendaki yang memasuki kawasan TNGGP lebih dari pukul 22.00 WIB diberlakukan menunggu sampai pukul 07.00 WIB atau sanksi berupa denda 10 kali lipat tiket pendakian / orang;

c. Bagi pengunjung yang menyalahgunakan tiket masuk seperti tiket wisata dan kemah untuk pendakian maka dikenai sanksi 20 kali lipat tiket pendakian / orang;

d. Bagi pendaki yang tidak membawa alat pendakian yang diwajibkan maka harus melengkapinya atau tidak diijinkan malekukan pendakian.

8. Wajib mengikuti semua peraturan yang berlaku di Balai Besar TNGGP.