Minggu, 29 November 2009

PIDATO BOCAH YANG MEMBUNGKAM PARA PEMIMPIN DUNIA
(Tentang Lingkungan Hidup)


Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yg bernama Severn Suzuki, seorang anak yang pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental Children’s Organization ( ECO ).

ECO sendiri adalah sebuah kelompok kecil anak yang mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada anak-anak lain mengenai masalah lingkungan.

Dan mereka pun diundang menghadiri Konferensi Lingkungan Hidup PBB, di mana pada saat itu Severn yang berusia 12 Tahun memberikan sebuah pidato kuat yang memberikan pengaruh besar (dan membungkam) beberapa pemimpin dunia terkemuka.

Apa yg disampaikan oleh seorang anak kecil berusia 12 tahun hingga bisa membuat RUANG SIDANG PBB hening, lalu saat pidatonya selesai ruang sidang penuh dengan orang terkemuka yang berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun.

Inilah Isi pidato tersebut: (Sumber: The Collage Foundation)

"Halo, nama Saya Severn Suzuki, berbicara mewakili E.C.O - Enviromental Children Organization Kami adalah kelompok dari Kanada yang terdiri dari anak-anak berusia 12 dan 13 tahun, yang mencoba membuat perbedaan: Vanessa Suttie, Morga, Geister, Michelle Quiq dan saya sendiri. Kami menggalang dana untuk bisa datang ke sini sejauh 6000 mil untuk memberitahukan pada anda sekalian orang dewasa bahwa anda harus mengubah cara anda, hari ini di sini juga. Saya tidak memiliki agenda tersembunyi. Saya menginginkan masa depan bagi diri saya saja.

Kehilangan masa depan tidaklah sama seperti kalah dalam pemilihan umum atau rugi dalam pasar saham. Saya berada di sini untuk berbicara bagi semua generasi yang akan datang.

Saya berada di sini mewakili anak-anak yang kelaparan di seluruh dunia yang tangisannya tidak lagi terdengar.

Saya berada di sini untuk berbicara bagi binatang-binatang yang sekarat yang tidak terhitung jumlahnya di seluruh planet ini karena kehilangan habitatnya. Kami tidak boleh tidak didengar.

Saya merasa takut untuk berada di bawah sinar matahari karena berlubangnya lapisan OZON. Saya merasa takut untuk bernafas karena saya tidak tahu ada bahan kimia apa yang dibawa oleh udara.

Saya sering memancing di Vancouver bersama ayah saya hingga beberapa tahun yang lalu kami menemukan bahwa ikan-ikannya penuh dengan kanker.
Dan sekarang kami mendengar bahwa binatang-binatang dan tumbuhan satu persatu mengalami kepunahan tiap harinya - hilang selamanya.

Dalam hidup saya, saya memiliki mimpi untuk melihat kumpulan besar binatang-binatang liar, hutan rimba dan hutan tropis yang penuh dengan burung dan kupu-kupu. Tetapi sekarang saya tidak tahu apakah hal-hal tersebut bahkan masih ada untuk dilihat oleh anak saya nantinya.

Apakah anda sekalian harus khawatir terhadap masalah-masalah kecil ini ketika anda sekalian masih berusia sama serperti saya sekarang?

Semua ini terjadi di hadapan kita dan walaupun begitu kita masih tetap bersikap bagaikan kita masih memiliki banyak waktu dan semua pemecahannya. Saya hanyalah seorang anak kecil dan saya tidak memiliki semua pemecahannya. Tetapi saya ingin anda sekalian menyadari bahwa anda sekalian juga sama seperti saya!

Anda tidak tahu bagaimana caranya memperbaiki lubang pada lapisan ozon kita.
Anda tidak tahu bagaimana cara mengembalikan ikan-ikan salmon ke sungai asalnya.
Anda tidak tahu bagaimana caranya mengembalikan binatang-binatang yang telah punah.

Dan anda tidak dapat mengembalikan hutan-hutan seperti sediakala di tempatnya, yang sekarang hanya berupa padang pasir. Jika anda tidak tahu bagaima cara memperbaikinya. TOLONG BERHENTI MERUSAKNYA!

Di sini anda adalah delegasi negara-negara anda. Pengusaha, anggota perhimpunan, wartawan atau politisi - tetapi sebenarnya anda adalah ayah dan ibu, saudara laki-laki dan saudara perempuan, paman dan bibi dan anda semua adalah anak dari seseorang.

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa kita semua adalah bagian dari sebuah keluarga besar, yang beranggotakan lebih dari 5 milyar, terdiri dari 30 juta rumpun dan kita semua berbagi udara, air dan tanah di planet yang sama - perbatasan dan pemerintahan tidak akan mengubah hal tersebut.

Saya hanyalah seorang anak kecil namun begitu saya tahu bahwa kita semua menghadapi permasalahan yang sama dan kita seharusnya bersatu untuk tujuan yang sama.

Walaupun marah, namun saya tidak buta, dan walaupun takut, saya tidak ragu untuk memberitahukan dunia apa yang saya rasakan.

Di negara saya, kami sangat banyak melakukan penyia-nyiaan. Kami membeli sesuatu dan kemudian membuangnya, beli dan kemudian buang.
Walaupun begitu tetap saja negara-negara di Utara tidak akan berbagi dengan mereka yang memerlukan.
Bahkan ketika kita memiliki lebih dari cukup, kita merasa takut untuk kehilangan sebagian kekayaan kita, kita takut untuk berbagi.

Di Kanada kami memiliki kehidupan yang nyaman, dengan sandang, pangan dan papan yang berkecukupan - kami memiliki jam tangan, sepeda, komputer dan perlengkapan televisi.

Dua hari yang lalu di Brazil sini, kami terkejut ketika kami menghabiskan waktu dengan anak-anak yang hidup di jalanan. Dan salah satu anak tersebut memberitahukan kepada kami: ” Aku berharap aku kaya, dan jika aku kaya, aku akan memberikan anak-anak jalanan makanan, pakaian dan obat-obatan, tempat tinggal, cinta dan kasih sayang ” .

Jika seorang anak yang berada di jalanan dan tidak memiliki apapun, bersedia untuk berbagi, mengapa kita yang memiliki segalanya masih begitu serakah?

Saya tidak dapat berhenti memikirkan bahwa anak-anak tersebut berusia sama dengan saya, bahwa tempat kelahiran anda dapat membuat perbedaan yang begitu besar, bahwa saya bisa saja menjadi salah satu dari anak-anak yang hidup di Favellas di Rio; saya bisa saja menjadi anak yang kelaparan di Somalia ; seorang korban perang timur tengah atau pengemis di India .

Saya hanyalah seorang anak kecil, namun saya tahu bahwa jika semua uang yang dihabiskan untuk perang dipakai untuk mengurangi tingkat kemiskinan dan menemukan jawaban terhadap permasalahan alam, betapa indah jadinya dunia ini.

Di sekolah, bahkan di taman kanak-kanak, anda mengajarkan kami untuk berbuat baik. Anda mengajarkan pada kami untuk tidak berkelahi dengan orang lain, untuk mencari jalan keluar, membereskan kekacauan yang kita timbulkan; untuk tidak menyakiti makhluk hidup lain, untuk berbagi dan tidak tamak. Lalu mengapa anda kemudian melakukan hal yang anda ajarkan pada kami supaya tidak boleh dilakukan tersebut?

Jangan lupakan mengapa anda menghadiri konferensi ini, mengapa anda melakukan hal ini - kami adalah anak-anak anda semua. Anda sekalianlah yang memutuskan, dunia seperti apa yang akan kami tinggali. Orang tua seharusnya dapat memberikan kenyamanan pada anak-anak mereka dengan mengatakan, ” Semuanya akan baik-baik saja”, kami melakukan yang terbaik yang dapat kami lakukan dan ini bukanlah akhir dari segalanya.”

Tetapi saya tidak merasa bahwa anda dapat mengatakan hal tersebut kepada kami lagi. Apakah kami bahkan ada dalam daftar prioritas anda semua? Ayah saya selalu berkata, “Kamu akan selalu dikenang karena perbuatanmu, bukan oleh kata-katamu”.

Jadi, apa yang anda lakukan membuat saya menangis pada malam hari.
Kalian orang dewasa berkata bahwa kalian menyayangi kami. Saya menantang A N D A , cobalah untuk mewujudkan kata-kata tersebut.

Sekian dan terima kasih atas perhatiannya.
*********************************************************************

Servern Cullis-Suzuki telah membungkam satu ruang sidang Konferensi PBB, membungkam seluruh orang-orang penting dari seluruh dunia hanya dengan pidatonya. Setelah pidatonya selesai serempak seluruh orang yang hadir di ruang pidato tersebut berdiri dan memberikan tepuk tangan yang meriah kepada anak berusia 12 tahun itu.

Dan setelah itu, ketua PBB mengatakan dalam pidatonya:

” Hari ini saya merasa sangatlah malu terhadap diri saya sendiri karena saya baru saja disadarkan betapa pentingnya linkungan dan isinya di sekitar kita oleh anak yang hanya berusia 12 tahun, yang maju berdiri di mimbar ini tanpa selembarpun naskah untuk berpidato. Sedangkan saya maju membawa berlembar naskah yang telah dibuat oleh asisten saya kemarin. Saya … tidak kita semua dikalahkan oleh anak yang berusia 12 tahun “
———— ——— ——— ——— ———
*Tolong sebarkan tulisan ini ke semua orang yang anda kenal, bukan untuk mendapatkan nasib baik atau kesialan kalau tidak mengirimkan, tapi mari kita bersama-sama membuka mata semua orang di dunia bahwa bumi sekarang sedang dalam keadaan sekarat dan kitalah manusia yang membuatnya seperti ini yang harus bertindak untuk mencegah kehancuran dunia.

Selasa, 24 November 2009

TAHAP I. PEMFITAL XXVII

Materi Kelas
Materi Kelas dilaksanakan pada sabtu dan minggu (tgl 14 & 15 Nov 09) dengan diikuti oleh 27 peserta yang datang silih berganti dan ujung-ujungnya tetap ada yang susulan. Ckckckc. Para peserta dibekali oleh sebuah Modul atau Diktat Pemfital BRAMATALA yang berisi pengetahuan dasar Gunung Hutan. Tidak banyak yang dapat yang dapat dituliskan disini, sesuai dengan kegiatannya yang bersifat SERIUS dan TEORITIS. hehe


Materi Lapangan
Tanggal 21-22 Nov 09 Sekre BRAMATALA menjadi tempat istirahat untuk para panitia yang berangkat pukul 07.00 Wib menuju lokasi materi lapangan di daerah Parongpong, Lembang. Kegiatan materi ini di ikuti oleh sembilan orang peserta (yang lain mana? Berhalangan. Biasa…). Walau cuaca kurang mendukung dengan sedikit gerimis, tetap terlihat semangat di setiap peserta untuk mengikuti kegiatan ini. Canda tawa dan gurauan mengisi suasana malam yang dingin dan api unggun yang besar menjadi lapak untuk berkumpul sambil menikmati jagung bakar dan sosis panggang.

Pagi harinya, kegiatan dimulai dengan olahraga lalu disuguhi dengan bubur kacang hijau hangat. Beristirahat sejenak lalu dilanjutkan, mulai dari Resection & Navigasi. Peserta dibagi menjadi 3 tim walau masih ragu dalam melakukan materi tetapi mereka tetapberusaha mencoba walau ragu. Setelah Navigasi usai, dilanjutkan dengan materi SAR (Search and Rescue) calon dibagi menjadi 2 tim terlihat dari tiap – tiap peserta untuk segera ingin menyelamatkan korban walau hujan membasahi diri mereka. Setelah selesai melakukan Navigasi dan SAR waktunya makan siang dan istirahat sakedeng.

Setelah usai beristirahat, kegiatan dilanjutkan dengan materi PK (Penyebrangan kering) hujan mengguyuri tetapi semangat tidak menyerah untuk mencoba sampai finish dan berfoto riang di tengah penyebrangan. Setelah semua mencoba, kegiatan selanjutnya yaitu THAB (Teknik Hidup Alam Bebas) mulai dari pembuatan bivak, para – para, pembuatan api, Botani dan Zoologi. Mulai dari pembuatan bivak para peserta dibagi menjadi 2 tim dan hasilnya “lumayan” untuk pemula namun mereka tidak lupa dari syarat-syarat pembuatan bivak. Materi Botani dengan mencoba tumbuhan survival, lalu zoologinya para calon mencoba belalang dan jangkrik bakar sampai membersihkan cacing sondari yang dapat dikonsumsi. Setelah semua kegiatan terlaksana waktunya pulang, tak lupa untuk berdoa dan BRAM……!!!!!!


"Ucup Cadas Jenggala"

Sabtu, 21 November 2009

TWKM XXI


Pada tanggal 19 Oktober 2009 dua orang anggota Bramatala berangkat ke Makassar untuk mengikuti kegiatan Temu Wicara dan Kenal Medan XXI. Dua anggota Bramatala tersebut adalah Citra Puspa Sari (LB 082501-B) dan Rizal Diza Wandi (TP 082401-B), dimana Citra mengambil kegiatan Temu Wicara dan Rizal mengambil divisi Arung jeram untuk kegiatan Kenal Medan.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makasar adalah tuan rumah TWKM XXI kali ini. Kegiatan Temu Wicara dan Kenal Medan ini mengangkat tema Lestarikan Hidup dalam Tindakan Nyata yang diikuti sebanyak 124 organisasi MAPALA.

Dari kegiatan Temu Wicara forum tertinggi MAPALA tingkat Perguruan Tinggi se-Indonesia ini menghasilkan, sebagai berikut :
a. Pusat Koordinasi Nasional : HIMPALA Universitas Nasional, Jakarta
b. Pusat Koordinasi Daerah Jawa Barat : ASTACALA Institut Teknologi Telkom, Bandung
c. Tim Perumus :
- Ambo Lebbih , MAPALA STIE Makassar
- Muksin, MAPALA Cagar Gaspasi, Pontianak
- Muh. Hasir Adam, KORPALA Universitas Hasanudin
- Isti Mudrikah, Madawirna Universitas Negeri Yogyakarta
- Muh. Iqbal Farisi, MAPALA UPN Veteran, Jawa Timur
- Ade Wahyudi, MAPALA Universitas Indonesia
- Nigra Raras Setra, Mapala UNISI
d. Tim Delegasi :
- Suriansyah, MAPALA STIE Makassar
- Oceng, MAPALA Cagar Gaspasi, Pontianak
- Dedi, MAPALA UNIPATTI Ambon
- Epol, STMIK Handayani Makassar
- Ridwan Krisdiansyah, GIRI GAHANA UPN Veteran, Jakarta
e. Penyelengara TWKM XXII periode 2009-2010 adalah Mapala Cagar Gaspasi, Pontianak.

Kegiatan Kenal Medan terbagi menjadi lima divisi, yaitu :
a. Gunung Hutan : Pegunungan Karoue
b. Panjat Tebing : Tebing Tinoring
c. Penelusuran Gua : Leang Pute
d. Arung Jeram : Sungai Sa’dan
e. Susur Pantai : Pesisir Pantai Bira

Artikel Maros

Maros lokasi seribu gua. Beberapa waktu yang lalu teman-teman dari BRAMATALA mengadakan kegiatan Adventure Season di daerah tersebut. Walaupun tujuannya adalah menyusuri beberapa gua akan tetapi temen-teman Bramatala juga melakukan Sosiologi Pedesaan terhadap penduduk setempat. Berikut ini informasi tentang maros dan sejarah beberapa gua (untuk artikel penelusuran dapat dilihat disini) yang dapat dihasilkan oleh teman-teman Bramatala. Cekedot....... akh.....

Kabupaten Maros adalah salah satu Daerah Tingkat II di Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibukota kabupaten ini terletak di kota Maros. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 1.619,12 km² dan berpenduduk sebanyak ± 250.000 jiwa. Kabupaten Maros terdiri atas beberapa kecamatan yaitu Kecamatan Batimurung, Camba, Cerana, Lau, Mallwa, Mandai, Maros Bari, Maros Utara, Marusu, Moncongloe, Simbang, Tanralili, Tompu Bulu, dan Turikale. Suku yang berada di provinsi ini yaitu Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar. Tim melakukan pendataan sosiologi pedesaan dengan warga sekitar mengenai mata pencaharian warga, agama, adat istiadat, pendidikan dan sejarah tentang gua. Adapun rumah warga yang kami jadikan sebagai tempat tinggal dan basecamp yaitu rumah Ibu Siti dan Pak Sulaeman.


Mata pencaharian
Pada umumnya mata pencaharian yang terletak di Dusun Patunuang, Kelurahan Samanggi, Kecamatan Simbang adalah bertani, diantaranya ada yang menanam coklat, menanam kacang,dan menanam padi. Selain bertani warga sekita juga beternak sapi dan ayam, sehingga pertumbuhan ekonomi di sekitar desa tersebut tergolong baik. Kepala keluarga dan para remaja pada umumnya bekerja sebaga buruh di Kota Maros, namun para perempuan khususnya ibu rumah tangga pada pagi hari pergi ke ladang mereka untuk bertani, ketika panen tiba hasil dari pertanian tersebut dikonsumsi untuk sendiri dan ada pula yang dijual sebagai tambahan penghasilan. Di desa ini sangat mudah sekali didapat beras sehingga sangat murah harganya. Rata-rata tiap warga mempunyai sapi sebanyak 3 sampai 15 ekor.

Pendidikan
Tingkat pendidikan yang terletak di Dusun Patunuang, Kelurahan Samanggi Kecamatan Simbang tergolong baik, karena pada umumnya warga sekitar sudah mulai menyadari pentingnya pendidikan. Rata-rata orang tua dari warga berpendidikan hingga Sekolah Dasar bahkan ada yang tidak sekolah, namun setelah warga menyadari pentingnya pendidikan, anak-anak mereka bersekolah hingga tingkat SMA / Aliyah, bahkan ada yang melanjutkan sampai perguruan tinggi. Sekolah yang diminati disana adalah sekolah yang ada unsur islamnya yang disebut Aliyah setingkat dengan SMA. Pada pagi hari anak-anak dan remaja pergi untuk bersekolah dan setelah pulang mereka membantu orang tuannya untuk bertani dan beternak. Ketika sore menjelang anak-anak melanjutkan sekolah keagamaan di sekitar desa tersebut.

Agama
Agama yang dianut oleh masyarakat sekitar pada umunya adalah agama islam, mereka sangat patuh dan taat terhadap ajaran agama Islam, pada sore hari anak-anak belajar ilmu agama di pengajian setempat, namun masih ada yang menganut kepercayaan terhadap leluhur, biasanya mereka memberikan sesaji terhadap leluhurnya, namun hal tersebut telah banyak dilarang oleh pemerintah setempat, karena hal tersebut mendekatkan pada kemusyrikan bagi yang beragama islam, hal ini dibuktikan dengan adanya himbauan yang berupa plang di pinggir jalan dan yang melanggar dikenakan sangsi. Ada juga yang beragama islam tetapi masih mempunyai kepercayaan terhadap arwah nenek moyang.

Adat Istiadat
Pada umunnya warga yang terletak di Dusun Patunuang, Kelurahan Samanggi, Kecamatan Simbang adalah suku Bugis, kebanyakan penduduk sekitar tidak begitu memegang adat istiadat, hanya acara-acara tertentu saja yang masih melakukan acara adat contohnya pernikahan yang di iring-iringkan ke tiap desa. Ada pula kebiasaan yang sangat dilarang di desa tersebut yaitu minum balo (sejenis tuak) yang dapat memuat orang mabuk. Adat isitiadat setempat sudah banyak ditinggalkan jika ada yang bertentangan dengan norma agama.

Sejarah Tentang Gua
Kawasan Taman Nasional Bantimurung, Bulusaraung, merupakan cagar alam yang dilindungi, karena memiliki keanekaragaman hayati dan banyaknya ditemukan gua-gua yang merupakan situs purbakala. Gua-gua yang terletak di Kabupaten Maros Sudah diketahui sejak lama oleh penduduk dan masih banyak juga yang belum diketahui. Kawasan kars tersebut dipopulerkan oleh orang-orang Francis di negaranya, karena memiliki keindahan gua yang menarik dan mempunyai ciri khas tertentu. Saat ini pemerintah sekitar sudah mulai memperhatikan kawasan tersebut untuk dijadikan tempat wisata, dan pemerintah sedang mempersiapkan sumber daya manusia untuk dapat mengelola kawasan karst tersebut secara arif dan bijaksana. Ketika dulu warga sekitar jarang sekali masuk gua karena mereka berkeyakinan di dalam gua terdapat ular besar, namun adapula warga sekitar yang memanfaatkan gua tersebut untuk kepentingan pribadi, seperti mengambil sarang burung walet. Adapun gua yang ditelusuri yaitu :
Gua Lantang Huu
Warga setempat sudah mengetahui sejak lama keberadaan gua tersebut, mereka menyebutnya lantang huu lubang yaitu lubang yang mengecil. Lantang artinya lubang dan huu artinya yang mengecil.
Gua Latif
Dinamakan Gua Latif karena, pada saat ada orang Francis datang ke tempat tersebut dan meminta diantar oleh Pak Latif, sehingga orang Francis itu memberi nama Gua Latif, dan hingga saat ini gua tersebut dikenal dengan nama Gua Latif.
Gua Saloaja
Dinamakan Gua Saloaja karena gua tersebut merupakan aliran air sungai. Saloaja diambil dari kata yang namanya salo yang artinya sungai.
Gua Sulaeman
Dinamakan Gua Sulaeman karena, gua tersebut terletak di belakang rumah Pak Sulaeman, sehingga warga sekitar menyebutnya Gua Sulaeman.
Gua Saripa
Dinamakan Gua Saripa karena saripa adalah nama seorang putri raja yang akan dinikahkan tetapi putri itu tidak mau dinikahkan, maka dia lari ke gua itu dan menetap sampai meninggal. Sehingga warga sekitar menyebutnya Gua Saripa.

Jumat, 20 November 2009

Artikel Bambapuang

Bambapuang yang tak dilirik. Sebuah ulasan mengenai kondisi Bambapuang yang semakin ditinggalkan oleh zaman setelah teman-teman Bramatala mengadakan Adventure Season di daerah tersebut dengan mengkonsumsi data oleh penduduk setempat. Semoga ulasan ini dapat berguna bagi teman-teman yang memerlukannya.

Tebing Bambapuang terletak di daerah Dusun Kotu, Desa Bambapuang.sulsel. Tebing Bambapuang termasuk tebing yang rawan akan bebatuan yang jatuh. Dalam sehari batu rapuh yang jatuh tanpa di panjat bisa mencapai lebih dari 8 batu bahkan lebih, kaki – kaki bambapuang dipenuhi dengan bebatuan yang runtuh dan menumpuk, sehingga sulit untuk menuju titik start pemanjatan. Tebing Bambapuang dipenuhi dengan tumbuhan lalang dan pohon yang tidak terlalu besar, sehingga membuat tebing Bambapuang mudah untuk terbakar, tidak jarang pula tebing bambapuang terbakar. Tiga hal larangan untuk pemanjatan di tebing Bambapuang, pertama ketika sedang manjat melihat asap segera turun, kedua hari jumat dilarang untuk melakukan pemanjatan, ketiga ketika hujan carilah tempat yang aman atau segera turun disebabkan banyak batuan yang jatuh ketika hujan.

Bambapuang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Anggereje Kabupaten Enrekang Propinsi Sulawesi Selatan . Desa ini memiliki luas daerah 1,489 km² dengan jumlah penduduk menurut data sensus 2008 sebanyak ± 3.117 jiwa dengan pembagian 1.546 laki laki dan 1.571 perempuan ,dari jumlah penduduk tersebut kelompok yang masih produktif dengan patokan umur adalah antara 19 s/d 50 tahun dengan jumlah 1.040 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk 21 jiwa km². Batas Wilayah Desa Bambapuang yakni sebelah utara berbatasan dengan Desa Mandate, sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Tuara, sebelah barat berbataan dengan Desa Tindalun dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Rossoan. Desa Bambapuang terletak pada ketinggian 500 mdpl jarak tempuh dari desa ke kecamatan sekitar 12km dengan waktu tempuh antara 25 sampai dengan 25 menit sedangkan jarak tempuh untuk fasilitas terdekat (seperti kesehatan, ekonomi, pemerintahan ) adalah 5 sampai 10 menit. Sumber air dari masyarakat bambapuang adalah air dari gunung yang disalurkan langsung dengan system perpipaan dan di kelolah oleh masyrakat sakitar melalui LKMD ( Lembaga Kegiatan Masyarakat Desa). Ada juga masyarakat di sana yg mengunakan sumur galian atau sumur bor sebagai sumber air bersih, suku yang berada di provinsi ini yaitu Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar.


Tim melakukan sosialisasi pedesaan dengan warga seputar mata pencarian, pendidikan, agama, adat istiadat, sejarah tebing, flora, fauna, dan system administrasi setempat. Adapun rumah warga yang kami jadikan sebagai tempat tinggal dan basecamp yaitu rumah bapak burhan atau lebih dikenal dengan Pak Pancu. Pada umumnya mata pencaharian yang penduduk Desa Bambapuang adalah sebagai petani, diantaranya ada yang menanam coklat, menanam kacang merah, dan menanam jagung. Selain itu ada juga yang berkerja sebagai pegawai, pedagang, dan TKI , sehingga pertumbuhan ekonomi di Desa Bambapuang tergolong baik. ,jika musim hujan tiba masyarakat di sana lebih suka menanam sayur sayuran dan jika musim hujan tiba masyarakat disana lebih sering menanam jagung dari pada padi karena biaya perawatnnya lebih murah di bandingkan menananm padi apabila masa panen tiba warga di sana saling gotong royong membantu mengolah hasil panen tersebut. Di desa ini sulit untuk menanam padi di karenakan tekstur tanah yang berbatuan dan sulit untuk mencari air . Rata - rata penduduk di sana memiliki tanah pertanian seluas 2 ha tiap keluarga dan sebagian besar lahan tersebut ditanamin oleh jagung dan coklat.

Tingkat pendidikan yang ada di Desa Bambapuang, kurang memadai karena di sana hanya ada tingkat SD dan SLTP sedangkan untuk Tingkat SMA penduduk disana harus melanjutkan keluar desa sekitar 30 menit dari sana. Rata-rata penduduk di sana hanya meyelesaikan tingkat pendidikan sampai SMA di karenakan faktor ekonomi masyarakat di sana,yang kurang mampu untuk membiayai anaknya melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, walau pun begitu tetap ada juga penduduk disana yang melanjutkan pendidikan hingga S2.


Mayoritas agama yang dianut oleh penduduk disana pada umunya adalah agama Islam. di sana masih terasa kental nuansa keagamaannya, sebagai contoh masyarakat di sana bila ingin mengundang ke pernikahan atau musyawarah mereka selalu melakukan di masjid selesai sholat jumat di karenakan penduduk disana setiap hari jumat mereka turun untuk belanja atau menjual hasil panen kepasar pada hari sabtunya. Jadi waktu itulah yang digunakan untuk mengumpulkan warga. Adat istadat di Desa Bambapuang di lakukan jika ada upacara pernikahan, bila mana disana bagi kaum laki laki harus membawa kayu bakar jika ingin hadir dalam acara Pernikan tersebut sebagai penganti hadiah sebab masyarakat disana masih mengunakan kayu bakar sebagai perapaian untuk memasak dan bagi wanita harus membawa amplop kepada calon mempelai.


Daerah tebing Bambapuang sangat berpotensi sebagai kawasan wisata, jika dilihat dari ketinggian di sana terlihat pemandangan sangat menakjubkan dimana lokasi tebing Bambapuang bersebelahan dengan Gunung Nona dan Sungai Saddang. Sehingga di lirik oleh pemerintahan setempat untuk dijadikan objek wisata dengan cara membuat 1000 tangga, menurut warga di sana bambapuang berarti tangga raja konon kata warga di sana bambapuang itu merupakan sebuah pohon yang tinggi menjulang tinggi hingga sejengkal lagi sampai kelangit jadi di sana di gunakan sebagai media untuk menyampaikan wahyu dari yang di atas untuk penduduk di bumi. Pada suatu hari sang pengantar wahyu membuat kesalahan dengan menyelewengkan isi wahyu tersebut, jadi orang yang di bawah murka sehingga ditebanglah pohon itu hingga jatuhlah pohon itu kearah timur jadi sampai sekarang dari bambapuang hingga toraja tanahnya berbatuan, selain untuk media pengantar wahyu di sana juga tinggal seekor burung yang lagi mengeram telurnya karena pohon itu di tebang maka telur telur burung itu masuk keSungai Sadang sehingga sampai sekarang warna air Sungai Saddang berubah menjadi kuning dan menurut beberapa warga lainya mitos desa bambapuang berawal dari sebuah raja yang mempunyai sepasang anak laki laki dan perempuan yang rupawan pada suatu hari si pangeran meminta kepada ayahnya untuk dinikahkan dengan anak adiknya karena dia tidak mau menikah selain dengan adiknya karena rasa sayang ayahnya kepada anaknya maka di kabulkanlah permintan anaknya tersebut pada saat berlangsung pernikahan. Gunung Bambapuang meletus mengeluarkan batu batu besar dan berhamburan hingga Tanah Toraja jadi mulai dari situlah tanah disana berbatuan. Sekian dulu

Sabtu, 14 November 2009

Rundown PEMFITAL XXVII

Salam Lestari.................
Kepada seluruh peserta yang telah mengembalikan Formulir DIWAJIBKAN dapat mengikuti seluruh rangkaian PEMFITAL XXVII. Adapun Raundown kegiatan yang telah ditentukan, Sebagai berikut :

Tahap I, Materi Kelas
Sabtu, Tgl 14 Nov 2009
- Pukul 11.00 - 11.30 Pembukaan
- Pukul 11.30 - 12.30 Materi Organisasi
- Pukul 12.30 - 13.30 Isoma
- Pukul 13.30 - 15.00 TPAB (Teknik Perjalanan Alam Bebas)
- Pukul 15.00 - 17.00 THAB (Teknik Hidup Alam Bebas)
Minggu, Tgl 15 Nov 2009
- Pukul 08.00 - 10.00 Peta & Kompas
- Pukul 10.00 - 11.00 SAR (search And Rescue)
- Pukul 11.00 - 12.00 PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)
- Pukul 12.00 - 13.00 Isoma
- Pukul 13.00 - 14.00 PK & PB (Penyebrangan Kering & Penyebrangan Basah)
Tahap I, Materi Lapangan
Sabtu - Minggu, Tgl 21 - 22 Nov 2009.
Lokasi : Desa Sukawana, Lembang.
*kumpul di sekretariat bramatala pkl. 12.00 wib

Medical Check Up
Senin, Selasa & Rabu. Tgl 23, 24 & 25 Nov 2009. Pukul.................*
*Untuk Informasi lebih lanjut silahkan berkoordinasi dengan Panitia
(pita : 08563092370)

Tahap II, Pengaplikasian Materi
Kamis, Tgl 3 Desb 2009 s/d Selesai
*Untuk peserta yang berhak mengikuti Tahap II akan diumumkan oleh panitia

Adapun Peserta yang telah mengembalikan Formulir dan dapat mengikuti rangkaian kegiatan Pemfital XXVII adalah, sebagai berikut :
1. Dian Veronica 0709U031
2. Louice Herlin L 0209U455
3. Dona Christianti S0109U321
4. Dirgabri Oktavia H0209U351
5. Resinda Irmayani M0209U363
6. Frine Simbolon 0309U087
7. Rini Indri N.M 0209U362
8. Azie Rachman S0109U340
9. Indra karismadia 0209U368
10. Mokhamad Lufiyana 0109U323
11. Aya Putri Anantia 0209U181
12. Ricky turnip 0209U372
13. Candra pamungkas 0109U275
14. Angga permana 0209U180
15. Soni sapta perdana 0709U014
16. Cipta puja asmara 0809U002
17. Geri gladian hermawan 0209U121
18. Yosep 0209U312
19. Arri pinandita 0209U060
20. Ovan pratama 0209U108
21. R adinda nur fitriana p 0109U472
22. Friscayolanda m 0408063
23. Azhary suherman 0809U004
24. Ipan jaenudin apandi 0509U016
25. Lanny tresia 0209U412
26. Qori sari amalia 0209U003
27. jurnalis 0109U333
28. Syifa fitriasari larasati k 0509U003
29. Hilman majid 0509U038
30. Rahmat febri caisar 0209U133
31. Muhamad fauzan 0609U020
32. Fahrin dianisa 1109U005
33. R tri utami s 0309U003
34. Imro yogi 0209U324
35. Joshanda agadia 0409U022
36. Nur fahmi novita dewi 0209U119
37. Bunga hilwa putri 0309U075
38. Raden Rasyid Nurhafid 0109U341
39. Trie cahya yoga 0209U195
40. Bobby ramadhan 0109U354
41. Sari endah novianti 0907021
42. Deasy nurmalasari f 0108441
43. Hesty purwanti m 0209U003
44. Bery ardiansyah 0309U088
45. Irwan septiawan 0609U039
46. Chandra tri s 0109U102
47. Anggika radiyandi 0109U026
48. Astria rodiatul badiah 0209U314
49. Marchiano prasasti 0509U011
50. Trianti 0209U313
51. Gede Harry Karistona 0209U448

Bagi teman-teman yang berhalangan hadir pada waktu yg telah ditentukan, agar segera menghubungi panitia Pemfital (Pita : 085693092370).

"Hasta La Muerte"