Senin, 04 Januari 2010

Pendakian Gn. Slamet

Manjajaki Kaldera Segoro Wedi
Tgl 24 – 27 Dec 2009 merupakan hari libur natal yang telah ditetapkan oleh kampus UTama. Kami ber 10 yang notabene non kristus tidak dapat membiarkan waktu lewat begitu saja dihadapan kami. Kami pun yang terdiri dari: Ical_Daeng (TP 082407-B), Rizal Diza Wandi (TP 082401-B), Citra Puspa Sari, (LB 082501-B), Roy Andika Rahman (LB 082507-B), Ginanjar H.P (DR 082103-B), Burhany (GB 062303-B), Regi Hardian (Sengat Rimba), Ady Nugroho (Lembah Bintang), Muhammad Yusuf E. (Cadas Jenggala), dan Anis Wandico Hadi P. (Cadas Jenggala) mencoba mengisi liburan dengan melakukan pendakian ke G. Slamet. Gunung dengan segoro wedi yang mempesona.

Gunung Slamet terletak di Propinsi Jawa Tengah. Wilayah gunung ini mencakup di lima kabupaten, yaitu Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal dan Brebes, dengan ketinggian 3428 mdpl. Hal inilah yang ngebuat Gn. Slamet menjadi gunung terbesar kedua dipulau jawa. Perjalanan menuju Puncak Gn. Slamet dapat ditempuh melalui 3 jalur yaitu melalui Bambangan, Batu Raden dan Kaliwadas dengan medan yang bervariasi. Planning yang kami usung yaitu kami naik melalui jalur Bambangan dan turun melalui jalur Batu Raden.

Akses Transportasi
Perjalanan kami dimulai dari Rabu malam, Tgl 23 Dec 2009. Kami menuju Purwokerto dengan menggunakan bus dari Term. Caheum yang berangkat pada pukul 21.45 WIB dan tiba di Term. Purwokerto pada pukul 05.40 WIB (Rp 40.000/org). Setibanya di sana kami mencoba mencarter angkot untuk menghemat waktu menuju Bambangan (Rp 20.000/kepala) dengan memakan waktu 2 jam perjalanan.

Bambangan merupakan sebuah dusun terakhir yang dilalui untuk menuju puncak Gn. Slamet. Bambangan berada pada koordinat 109 15' 57" BT -
LS 7 13' 34" LSdengan ketinggian 1509 mdpl. Ditempat ini para pendaki dapat mengurus perijinan di “Pondok Pemuda Pendakian Gunung Slamet” dengan biaya administrasi Rp 3.500/org.

PENDAKIAN
Posko Pendakian - POS 1 – Pos 2 – POS 3
Tim memulai pendakian pukul 13.30 wib, Tgl 24 Dec 2009. Sebelum kami memulai pendakian kehadiran kami disambut oleh petir yang dahsyat (DUARR) tepat di depan gapura pos pendakian. Rintisan hujan mulai membasahi tubuh kami akan tetapi pendakian tetap kami lanjutkan. Waktu yang ditempuh menuju Pos 1 sekitar 1, 5 jam dan kondisi medan yang mulai menanjak dengan melewati ladang penduduk. Pos 1 atau Gardu Pandang merupakan sebuah tempat peristirahan yang terbuat dari gubuk Seng yang baru akhir2 ini selesai dibuat. Ditempat ini kami manfaatkan beristirahat sejenak sebelum memasuki area hutan. Di pos 1 tiada lagi kegiatan selain bersendau-gurau dan menikmati makanan-makanan ringan agar tenaga kami terkumpul kembali.
Pukul 15.20 wib kami mulai melanjutkan pendakian menuju target di pos 3. Memang benar pendakian itu memang harus dinikmati bukan hanya dirasakan karena menikmati perjalanan yang melelahkan akan terasa indah (begitu ±). Jalur yang kami daki terhitung cukup menanjak dengan melewati hutan tropis dan belum lagi karena kurangnya sumber air bersih di perjalanan, kami semua memenuhi air dikompan masing-masing dari posko pendakian (sampai encok gw).

Pos 2 hanya berupa tanah lapang yang datar sehingga kami tanpa sadar telah melewatinya. Karena tidak adanya tanda-tanda di pos 2 kami terus melakukan pendakian sampai tiba di bawah pos 3 dengan perjalanan memakan waktu sekitar 3 jam, 40 mnt. Tepat pada pkl 19.00 kami memutuskan untuk camp di bawah pos 3. Pos 3 terdapat sumber mata air yang dapat diperoleh di sisi kanan jalur. Kami semua mulai membagi tugas, beberapa sodara masak untuk kita makan, sebagian sodara mendirikan tenda. Hal yang ditunggu telah tiba. Makan dan berrbagi cerita di dalam tenda dan tidur.

Pos 3 – Pos 4 – Pos 5 – Pos 6 – Pos 7
25 dec 2009, setelah semua selesai (makan, packing, dan cleaning) kami mulai melanjutkan pendakian tepat pukul jam 09.44. Suatu hal yang nyaman dalam perjalanan adalah tetap bersendau-gurau dengan sodara 1 team. Jenis medan yang kita daki cukup sulit, karena jalurnya seperti lorong tempat irigasi (aliran air) dan juga cukup licin. Tak lama kami berjalan kami pun tiba di pos 4 pada jam 11.00. Pos 4 ini disebut Pos Samarantu yang konon tempat ini dilarang bagi pendaki untuk ngecamp karena banyak makhluk gaibnya. Tidak ingin berlama-lama ditempat menyeramkan ini kami pun langsung tancap gas (tapi foto2 narsis tetap berkumandang disini).

Jalur menuju pos 5 tidak jauh berbeda dari sebelumnya dengan estimasi waktu sekitar 30 menit. Tepat pukul 11.30 wib kami tiba di pos 5. pos 5 atau Pos Merang – Gareda adalah sebuah gubuk yang terbuat dari Seng dan terdapat sumber mata air disisi lembahan kiri jalur.

Setelah kompan kami semua terisi air (encok lagi gw), kamipun memulai lagi pendakian menuju pos 6. Pos 6 berada diatas bukit belakang Pos 5 dengan jalur yang makin menanjak akan tetapi jarak tempunya cukup singkat hanya sekitar 20 menit. Pos 6 biasa disebut dengan Pos Samyang yang berupa tanah datar yang cukup hangat karena ditutupi tumbuhan-tumbuhan rambat dan pohon besar yang akar-akarnya meluber kemana-mana.

Setelah istirahat sejenak kami melanjutkan kembali pendakian menuju pos 7 dengan memakan waktu 30 menit. Jalur dan medan yang kami lewati mulai terbuka dengan vegetasi padang rumput. Pendaki akan melewati Sanghiang Rangkah yang merupakan semak-semak yang asri dengan bunga Adelwiss di sekelilingnya. Pos 7 merupakan sebuah bangunan semi permanen dan berada di daerah Sanghiang Jampang yang merupakan tempat untuk melihat terbitnya matahari yang sangat menawan. Pos ini berada di koordinat 109 13' 34" BT - 7 14' 14,43" LS dengan ketinggian 3064 mdpl. Karena tempatnya yang cukup nyaman dan indahnya bukan main maka kami memutuskan untuk bermalam disini sebelum memulai Summit Attack pada dini hari.

Pos 7 – Plawangan - Puncak
26 dec 2009, pukul 03.00 wib kami mulai membuka mata dan recheck ulang semua persiapan pendakian menuju puncak Gunung Slamet. Saat itu seakan-akan kami yang membangunkan matahari karena semangat kami yang ingin melihat dia terbangun dari tidurnya. Tepat pukul 04.05 kami memulai pendakian menuju puncak.

Perjalanan menuju plawangan pada waktu itu sangat menantang, mungkin karena masih sedikit gelap dan pandangan kami agak terbatas sehingga membuat kami agak sedikit berhati-hati dalam melangkah. Plawangan merupakan daerah batas vegetasi yang sisi timurnya pendaki dapat menikmati panorama alam yang membentang luas. Akan tetapi pendaki disarankan untuk tidak bermalam disini, disamping tanahnya labil, juga angin yang bertiup cukup kencang.

Selepas Plawamangan lintasan semakin menarik sekaligus menantang dengan medan berpasir dan bebatuan sendimentil lahar yang mudah longsor. Jalur menuju puncak ini sering terjadi badai gunung sehingga pendaki disarankan untuk mendaki dinihari. Kami membutuhkan waktu selama ±1,5 jam untuk tiba dipuncak Slamet. Di puncak angin yang berhembus, hawa yang dingin dan harum aroma kawah seakan membayar semua letih kami saat perjalanan. Gn. Sundoro, Gn. Sumbing dan Gn. Ciremei terlihat gagah dari sini dan yang tak kalah menariknya adalah hamparan kaldera Segoro Wedi. Tidak ada lagi yang mampu terucap dari mulut ini, hanya dapat melihat dan membayangkan betapa takjubnya ciptaan Tuhan. Trimakasih Tuhan, Terima kasih alam yang telah menerima kami. 26 Desember 2009 menjadi saksi hari indah kami.
*Planning untuk nge-Cross melalui jalur batu raden kami batalkan karena jalur penghubung yang berada di sisi kiri kawah segoro wedi cukup sulit untuk dilalui dikarenakan 3 bln kebelakang Gn. Slamet sempat aktif dan menyemburkan Batu sedimentasi yang menghalangi jalur dan semakin labilnya bebatuan yang dapat mengirim kami ke lembah ratusan meter.

Pulang
Setelah puas dipuncak kami pun segera turun dan langsung menuju purwokerto. Waktu yang kami butuhkan untuk turun adalah puncak – pos 7 selama 30 mnt dan pos 7 – Posko pendakian di Bambangan selama ±3 jam. Semangat liar ini makin bertambah karena kami telah ditunggu oleh kak Antonius (RR 951001-B) yang telah menyiapkan 3 kamar di hotel anggrek dan juga santapan makan malam di kota purwokerto. Tgl 27 Dec 2009, Sebagian anggota tim melanjutkan pendakian menuju Gn. Lawu (baca disini) dan sebagian lagi pulang ke kota kembang dengan wajah berseri-seri.


Adi Item (Lembah Bintang)
IcHaL_Daeng (TP 082407-B)

Tidak ada komentar: